Warga Masih Harus Rogoh Kocek Dalam, Masih Ada Gas LPG Subsidi di Tanjabtim di Atas HET

“Pernah saya mencari tabung gas sampai ke Kecamatan Geragai, saking sulitnya mendapatkan tabung gas,” kata Sutiani.

Penulis: Zulkipli | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Zulkifli
Gas elpiji bersubsidi di Tanjab Timur. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Zulkifli

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Persoalan LPG bersubsidi 3 Kg di Kabupaten Tanjabtim masih ada. Kesulitan mendapatkan tabung melon menjadi persoalan utama, padahal setiap tahun kuota selalu bertambah.

Berdasarkan data Bagian SDA Setda Tanjabtim, pada 2017 realisasi LPG bersubsidi yang disalurkan ke Kabupaten Tanjabtim mencapai 1.799.333 tabung. Kemudian pada 2018 dari kuota sebanyak 1.830.333 tabung, terlealisasi 1.807.712 tabung.

Namun, masih ada masyarakat kesulitan mendapatkan tabung melon. Bahkan ada yang rela merogoh kocek lebih di atas HET demi mendapatkan tabung melon.

“Kalau di pangkalan itu tidak sampai setengah jam sudah habis, sementara kalau beli toko kelontong tentunya harus mengeluarkan uang lebih karena harganya diatas HET,” keluh Herlinawati, seorang pedagang kue di Kecamatan Muarasabak Barat, yang setiap tiga hari membutuhkan satu LPG 3 Kg.

Begitu juga dengan masyarakat atau rumah tangga, yang hampir setiap pekan atau dua minggu sekali harus bergerilya mencari tabung gas melon.

“Pernah saya mencari tabung gas sampai ke Kecamatan Geragai, saking sulitnya mendapatkan tabung gas,” kata Sutiani, ibu rumah tangga yang berdomisili di Kecamatan Muarasabak Barat.

Terkait persoalan ini, Bagian Kabag SDA Setda Tanjabtim Dedi saat dikonfirmasi mengatakan satu-satunya solusi untuk mengatasi persoalan LPG bersubsidi yakni dengan mengajukan quota LPG itu sendiri ke Pertamina.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukannya, kebutuhan LPG 3 Kg setiap tahunnya memang selalu meningkat. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usaha dan industri kecil menengah, yang tentunya membutuhkan pasokan tabung melon lebih banyak ketimbang rumah tangga miskin.

 Koperasi Binaan Kelompok Tani Mandiri Maju di Desa Pudak, Sukses dengan Garapan Sapi

 (VIDEO) Close Up Wajah Bripda Puput Nastiti Devi saat Tertawa Dibilang Menikah, Tampi di OSOtv

 Marak Prostitusi Online, Ini Kata Ustaz Abdul Somad Soal Hukum Bagi Pezina

“Tahun 2019 ini, kita mencoba mengajukan penambahan quota sebanyak 2.136.084 tabung. Mudah-mudahan usulan ini dipenuhi, sehingga dapat mengatasi persoalan LPG 3 Kg yang terjadi saat ini,” harap Dedi.

Imbau ASN Tak Pakai LPG 3 Kg

Seringnya terjadi kelangkaan gas LPG 3 Kg di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur diduga akibat masih banyaknya ASN dan masyarakat mampu yang menggunakan gas subsidi tersebut.

Menanggapi hal itu, Disperindag Tanjabtim mengimbau agar pegawai negeri sipil atau ASN di Pemkab Tanjung Jabung Timur untuk tidak lagi menggunakan gas elpiji 3 Kg. Sebab, gas melon bersubsidi tersebut hanya diperuntukkan bagi usaha mikro dan warga tak mampu dengan penghasilan di bawah Rp 1,5 juta per bulan.

Kepala Bidang Perdagangan Ddinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjabtim, Awaluddin, menyebutkan meski gas elpiji 3 kg diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu dan usaha mikro, namun fakta di lapangan masih banyak ditemukan bahwa tidak sedikit dari masyarakat mampu dan ASN menggunakan.

Dia menilai banyaknya ASN yang masih menggunakan gas elpiji 3 kg menjadi salah satu indikator kelangkaan gas melon di Tanjung Jabung Timur.

"Dari pantauan kami masih banyak, menurut hitungan kami 5000 ASN saja se Tanjabtim jika mereka menggunakan gas LPG 3 Kg empat tabung satu bulan, jadi sekutar 20.000 tabung gas seharusnya bisa dinikmati oleh yang berhak," ujar Awaluddin.

Awal berharap ASN dan masyarakat mampu di Tanjung Jabung timur dapat lebih sadar dengan tidak menggunakan gas elpiji bersubsidi guna menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian.

Menurutnya, pemerintah telah menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian elpiji 12 kg dan bright gas 5,5 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat mampu dan para aparatur sipil negara.

"Kalau kita masih menggunakan gas subsidi yang bukan menjadi hak kita kan juga ada pertanggung jawabanya," sebut Awal.

Larangan penggunan gas bersubsidi oleh ASN dan masyarakat mampu tersebut didengungkan seiring dengan terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kg di berbagai wilayah di kabupaten berjuluk Sepucuk Nipah Serumpun Nibung tersebut.

Selain itu, ulah pangkalan nakal yang menjual gas melon ke luar wilyahnya juga diduga penyebab gas subsidi 3 kg kerap cepat habis di pangkalan.

Itu terbukti dengan tertangkap salah satu Pangkalan di Kecamatan Muara Sabak Barat oleh Jajaran Polres Tanjabtim, melakukan pelanggaran dengan menjual Gas LPG bersubsidi di luar wilayahnya, pada jumat 28/12/2018 lalu.

Pihak kopolisian telah melakukan penyelidikan atas kasus itu, ditemukan adanya pelanggaran adniministrasi yang dilakukan oleh Pangkalan dan tidak menemukan adanya pelanggaran Pidana di dalamnya.

Kasat Reskrim Polres Tanjung Jabung Timur, AKP Indar Wahyu, saat di konfirmasi menyampaikan bahwa penanganan perkara pangkalan gas nakal tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk ditindak lanjuti.

Dijelaskan Kasat, pendistribusi gas bersubsidi ini telah diatur diberdasarkan Permen nomor 104 tahun 2007 dan Permen nomor 26 tahun 2009 tentang penyediaan dan pendistribusian gas 3 Kg. Mengacu pada permen tersebut sanksi nya sudah jelas, Pangkalan gas yang nakal dapat diberikan sanksi pencabutan izin.

"Untuk perkara tersebut, kita sudah menyurati Disprindag, untuk melakukan pencabutan izin pangkalan," kata Indar.

Dilain pihak, Kepala Bidang Perdagangan Disprindag Tanjabtim Awaluddin saat diwawancarai mengenai perkara itu menyampaikan, bahwa pihaknya telah menyurati pihak pertamina agar menindak pangkalan itu sesuai dengan peraturan yang ada.

"Kami meminta pertamina segera menindak pangkalan Lpg itu sesuai ketentuan pertamina. Tetapi untuk penekanan yang kami meminta, minimal pemberhentian atau pemotongan alokasi," tegas Awaluddin.

Awal menambahkan, peristiwa ini bukanlah hal yang pertama terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Beberapa kasus pangkalan sebelumnya juga pernah terjadi.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

 Kolonel Arh Elphis Rudi Resmi Jabat Danrem 042/Gapu, Ternyata Pernah Berlatih di AS dan Australia

 Cinta Pertama Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa yang Kembali Lagi, Sosok Danjen Kopassus yang Baru

 4 Pelatih Tentara Tersambar Petir Usai Latih Secaba TNI AD di Pegunungan, Satu Diantaranya Tewas

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved