Kopassus Nyaris Gagal Bebaskan Sandera di Pesawat Garuda Indonesia GA-206, Gegara Ganti Senapan
TNI langsung mengerahkan pasukan antiteror Kopassus di bawah komando tokoh intelien Mayjen TNI Benny Moerdani untuk melaksanakan operasi pembebasan
Namun, yang menjadi masalah pembagian MP5 dan pelurunya dilakukan mendadak ketika pasukan berada di dalam pesawat dan sudah bersiap di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk bertolak ke Bangkok.
Baca: Bapak Itu Baik Sama Kami, Traumatis Siswa Pasca Terungkapnya Kasus Pedofilia di SLB Tanjab Timur
Merasa ragu ada yang tidak beres dengan MP5, apalagi semua pasukan antiteror belum pernah menggunakannya, Kolonel Sintong pun memberanikan diri minta izin kepada Mayjen Benny untuk mencoba senjata.
Sontak Benny langsung sangat marah atas permintaan Kolonel Sintong karena merasa diremehkan.
Namun, ternyata uji coba penembakan MP5 diizinkan oleh Mayjen Benny meski pesawat sudah nyala mesinnya dan nyaris berangkat.
Mesin pesawat pun kemudian dimatikan.
Sejumlah pasukan antiteror kemudian menembakkan MP5 ke arah tanggul yang menjadi penahan panas yang keluar dari knalpot (exhaust) pesawat.
Semua senapan MP5 yang masih terbilang baru itu ternyata macet ketika ditembakkan.
Mayjen Benny pun terkejut bukan kepalang.
Mayjen Benny lalu memerintahkan ajudannya untuk mengambil peluru baru di kantornya yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan, dan hanya berjarak beberapa kilometer dari Lanud Halim.
Ketika peluru yang masih baru dicoba ternyata bisa meletus sempurna.
Ternyata, penyebab kemacetan ternyata peluru yang semula dibagikan sudah kadaluwarsa.
Baca: Ramalan Zodiak Kamis 24 Januari - Taurus Banyak Dikecewakan, Cancer Malas-malasan, Leo Hoki
Setelah semua pasukan antiteror mencoba senjatanya dan sukses, pesawat pun bertolak ke Bangkok dan tiba pada 30 Maret 1981.
Pada 31 Maret 1981 dini hari pasukan antiteror menyerbu pesawat DC-9 Woyla yang dibajak.
Mereka sukses membebaskan sandera sekaligus melumpuhkan 5 teroris dalam waktu tiga menit.
Namun yang pasti, jika Kolonel Sintong tidak memberanikan diri mencoba menembakkan MP5, operasi pembebasan sandera bisa saja gagal.
Pasalnya kelima pembajak bersenjata pistol dan granat tangan serta merupakan orang-orang terlatih dalam penggunaan senjata api.(*)
(Sumber: Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas 2009).
