Anyaman Vinto B Efendi Pengrajin Asal Bungo go Internasional Dipasarkan ke Jepang, Milan dan Jeddah
Seperti kerajinan anyaman dari pengerajin asal Kota Bungo, Vinto B Efendi, yang memasarkan karyanya hingga Internasional.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: bandot
Laporan wartawan Tribun Jambi Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM - Anyaman merupakan kerajinan yang sejak dulu ada di Jambi.
Saat ini kita patut berbangga karena kerajinan anyaman menjadi usaha yang dapat diunggulkan.
Seperti kerajinan anyaman dari pengerajin asal Kota Bungo, Vinto B Efendi, yang memasarkan karyanya hingga Internasional.
Beragam karyanya bahkan sudah diborong di pasar Internasional seperti ke Jepang, Milan, dan yang terbaru Vinto berhasil membuat karya kerajinan anyaman miliknya diborong pengujung pameran di Jeddah menjelang akhir tahun lalu.
"Dalam setahun aku bisa hadiri lima pameran dan setelah pameran otomatis banyak orderan, jadi produksi tergantung pesanan," tuturnya pada Tribunjambi.com saat ditemui di Jambi Expo 2019.
Sudah lima tahun ia menekuni kerajinan anyaman khas Kabupaten Muara Bungo.
Baca: Billy Syahputra Minder Bandingkan Liburnya dengan Geng Raffi Ahmad ke Jepang, Billy: Gue Ngutang!
Baca: Ifan Seventeen Kembali Bernyanyi, Ada yang Berbeda Setelah Tsunami Renggut Dylan Sahara
Baca: Lanjutkan Program Jokowi, Pidato Prabowo yang Bikin Pendukung Protes Hingga Dia Harus Menenangkan
Baca: Oknum Dosen Selingkuh dengan Mahasiswi Digerebek Istri, Mediasi Gagal, Pelakor di Atas Angin
"Bungo banyak hasil alam yang bisa dibuat kerajinan tapi kerajinan dari Bungo tidak ada, karena itu saya mengajari orang orang bungo untuk menjadi pengerajin anyaman, saya dorong masyarakat Bungo untuk menjadi pengerajin agar anyaman Bungo yang terkenal jaman dulu agar dikenali lagi dan tidak punah," jelasnya.
Selama satu tahun ia menjalani riset untuk mencari berbagai pola anyaman mulai dari mengunjungi daerah daerah, ke rumah-rumah orang tua hingga ke negeri gajah putih, Thailand.
Vinto mengatakan akan menggali semua anyaman asal Jambi untuk menghidupkan kembali masa kejayaan anyaman.
Tentunya diperlukan kerjasama, dengan petani ia berharap petani di Jambi bisa memanfaatkan peluang.
"Tidak saja menjadi petani namun dapat berkembang menjadi pengrajin, mainset ini yang susah diubah, karena masih ada petani kita yang nggak mau ngolah barangnya jadi produk jadi dengan alasan beragam, saya pribadi mendukung jika petani di Jambi mau jadi pengrajin," katanya.
Terbukti keseriusan niat Vinto dengan mengandeng perangkat desa yang mengembangkan BUMDes.
Dalam hal ini, Vinto digaet menjadi pelatih para petani menjadi pengrajin anyaman di Kabupaten Muaro Bungo.
Agar tidak putus di generasinya saja, Vinto juga menggaet generasi Milenial untuk menekuni kerajinan anyaman.
Vinto sudah merekruit pengrajin muda asal Bungo dan ia berharap agar regenerasi pengrajin anyaman di Jambi bisa berkelanjutan.
Baca: Legiman Punya Tabungan Hampir Semiliar, Gara-gara Ngemis di Perempatan, Ini Fakta-faktanya
Baca: Ustaz Arifin Ilham Tulis Pesan di Facebook Miliknya Mengenai Umur, Kematian Hingga Perjuangan
Diakuinya bahwa saat ini digalerinya masih membutuhkan tenaga kerja untuk membantunya membuat anyaman.
Ini dikarenakan Vinto memiliki permintaan kerajinan anyaman baik dari domestik maupun internasional.
Setelah berhasil fokus pada anyaman daun rumbai, ditahun ini Vinto B Efendi siap mempopulerkan anyaman rotan.
Ia melihat komoditi rotan sangat banyak di Jambi, namun sayang rotan masih dijual keluar Jambi dalam bentuk mentah.
Padahal rotan dapat dibuat menjadi kerajinan yang bernilai jual lebih tinggi jika sudah menjadi barang yang dikreasikan.
"Kalau kita olah jadi barang siap pakai di Jambi maka yang untung juga Petani rotab Jambi. Di Jambi banyak sekali produksi rotan kita, jadi peluang untuk kerajinan atau craft rotan ini akan besar, kita ingin orang orang tau berbagai anyaman itu asalnya dari Bungo,"kata Vinto.
Kedepan craft diharapkannya menjadi oleh-oleh khas Jambi. Ia sendiri memiliki ide membuat produk anyaman yang bisa menjadi oleh-oleh misalnya tempat hp, topi yang berciri khas Jambi. Seperti pada anyaman tikarnya, Ia memodifikasi motif tikar dengan motif khas daerah setempat yakni motif Iris Belimbing yang menjadi motif khas Bungo.
"Saya akan mendesain produk khas Jambi dengan konsep anyaman. Kita buat ciri khas Jambi di desain produknya sehingga nggak ada di daerah lain, "pungkasnya