Tsunami Selat Sunda
Analogi Gajah dan Ayam untuk Gambarkan Kondisi Lapangan Tsunami Selat Sunda, Ini Penjelasannya
Penjelasan Tsunami Selat Sunda itu menggunakan analogi gajah dan ayam, hingga tergambarkan kondisi terkini di lapangan. Berikut ini gambarannya.
Penjelasan Tsunami Selat Sunda itu menggunakan analogi gajah dan ayam, hingga tergambarkan kondisi terkini di lapangan. Berikut ini gambarannya.
TRIBUNJAMBI.COM - Berikut ini empat penjelasan kondisi tsunami Selat Sunda dari staf BMKG menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Penjelasan itu menggunakan analogi gajah dan ayam, hingga tergambarkan kondisi terkini di lapangan.
Tsunami Selat Sunda menimbulkan duka serta kerusakan juga korban jiwa masih jadi perbincangan hangat.
Staf BMKG mencoba membantu menjelaskan kondisi tsunami Selat Sunda yang terjadi Sabtu (22/12/2018).
Baca Juga:
Sulis Merasa Tuhan Berkata Lain, Kisah Ibu Hamil dan 59 Mahasiswa Universitas Indonesia yang Selamat
Suara Dentuman Misterius di Palembang hingga Jawa Barat Akhirnya Terungkap, BMKG Paparkan
Mobil Letkol Dono Dipepet, Pelaku Keluarkan Pistol lalu Dor Dor Dor Dor, Perwira TNI Tewas Ditembak
Perwira Kopassus Kaget, Disuguhi Air Aneh Tapi Nekat Minum, Strategi Misi di Negeri Asing
Penjelasan yang ditulis oleh akun @Priyobudi Priyo tersebut diposting oleh akun Instagram @infobmkg.
Berikut penjelasaanya yang terangkum dalam 4 poin :
"Bagai menjaring AYAM dengan Perangkap GAJAH.
Logika sederhana dari salah satu staff BMKG yang dapat menjelaskan kondisi tsunami selat sunda kemarin.
Tetap semangat untuk @infobmkg dan @pvmbg_kesdm untuk indonesia yang lebih baik (emoji)"
1. Setiap Aktivitas Alam Miliki Karakter Beda Namun dapat Picu Tsunami
Setiap aktivitas alam seperti gempa bumi tektonik, gunung api, dan longsor, diidentifikasikan sebagai bencana geologi.
Ketiganya memiliki karakteristik berbeda, namun bisa menyebabkan tsunami jika kekuataany cukup besar (magnitudo 7 ke atas atau patahannya sebesar 50x10 km persegi dengna pergeseran sekitar 1 meter atau lebih).

2. Analogi Gajah
Gempabumi tektonik diibaratkan sebagai gajah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memiliki perangkap gajah yang berguna untuk mendeteksi datangnya gempabumi tektonik ini dengan ukuran jaring kira-kira 100x100km persegi.
Analogi gajah ini diberikan karena dampak kerusakan yang ditimbulkan besar dan luas.

3. Analogi Ayam dan Anak Ayam
Sementara itu, tsunami Selat Sunda disebabkan o;eh erupsi gunung api yang diikuti longsor.
Kekuatan erupsi setara dengan gempa magnitundo 3.
Skala longsor yang terjadi setara dengan gempa magnitundo 2.
Jika dibandingkan maka hal ini sangat jauh dari hal yang bisa memicu tsunami.
Itulah sebabnya, gunung api dan longsor dianalogikan sebagai ayam dan anak ayam.

4. Realita di Lapangan
Sementara ini, di lapangan BMKG memang memiliki perangkap gajah.
Untuk menangkap ayam yang bisa memicu datangnya gajah, diperlukan jaringan yang lebih kecil, yakni sekitar 1-3 km persegi.
Tanggungjawab ini sebenarnya diberikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) namun PVMBG sendiri masih dinilai terbatas untuk menangkap ayam-ayam ini.
Berikut postingan akun Instagram @infobmkg tentang penjelasan 'Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah'.
(TribunStyle.com/ Suli Hanna)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM
Mengapa Verrell Bramasta Tak Masuk Dalam Doa Natal Natasha Wilona? Jedar Kabur ke Amerika
Masih Tak Terima Disebut Taksir Hilda Vitria, Hotman Paris: Makanya Ngaca Dulu Sebelum Ngaku
Pemkot Jambi Bikin Terobosan, Bikin Kebijakan Minimarket Tak Lagi Sediakan Kantong Plastik
BREAKING NEWS Pelaku Penembakan Letkol CPM Dono Ditangkap, Ini Identitasnya