BNPB Ungkap Prediksi Bencana yang Bakal Terjadi di Tahun 2019, Ada Hidrometeorologi dan Geologi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal memprediksi bencana 2019 yang bakal terjadi. Ada Bencana Hidrometeorologi dan Geologi.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Kepala BNPB Willem Rampangilei saat memaparkan prediksi bencana di Gedung BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018). 

Untuk gempa bumi, tahun depan diprediksi masih terjadi. Hal ini disebabkan sebagian besar wilayah Indonesia terletak di atas lempeng aktif yang selalu bergerak.

Namun, wilayah Indonesia bagian timur diminta untuk lebih waspada dan berhati-hati.

Sebab, di wilayah itu memiliki lempeng atau sesar yang lebih rumit dan rentan terjadi bencana.

Sementara, potensi tsunami ada jika gempa tektonik terjadi dengan kekuatan di atas magnitude 7 dan terjadi di jalur subduksi dengan kedalaman kurang dari 20 kilometer.

Terakhir, potensi bencana gunung berapi, tidak dapat diprediksi terjadinya dan masa kebencanaannya.

Ini dikarenakan masing-masing gunung berapi memiliki tipikal yang berbeda-beda.

Namun, secara keseluruhan Indonesia sudah lebih siap untuk menghadapi bencana yang mungkin datang.

Ini dapat dilakukan dengan perbaikan berbagai sistem dan pengetahuan, juga kesiapsiagaan masyarakat yang lebih terlatih saat bencana menerpa.

Tren Bencana Sepanjang 2018 Meningkat dari Tahun Lalu

BNPB juga merilis hasil evaluasi bencana selama tahun 2018. BNPB mencatat ada 2.426 bencana terjadi sepanjang tahun 2018 dengan korban jiwa mencapai 4.231 orang meninggal dan hilang.

"Tren bencana tahun ini meningkat, pada tahun ini terjadi 2.426 bencana," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei saat menyampaikan laporan Evaluasi Bencana 2018 di kantornya pada Rabu, 19 Desember 2018.

Dari catatan BNPB, Willem mengatakan bencana didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebanyak 2.350 bencana. Bencana itu meliputi puting beliung, banjir dan tanah longsor. Sedangkan bencana geologi berjumlah 76 bencana seperti gempa, letusan dan erupsi gunung.

Willem mengatakan meski bencana geologi hanya 3,1 persen, namun dampaknya paling besar. Dari 20 kali gempa, kata dia, memakan korban jiwa sebanyak 572 orang, 2.012 mengalami luka-luka, 483.634 jiwa mengungsi dan 16.520 rumah rusak.

Baca: Inneke Koesherawati Akui Pakai Saung Cinta untuk Melayani Suaminya, Risih Pertanyaan Hakim

Baca: Penjelasan Arti Habib Menurut Mahfud MD, Banyak Orang Belum Paham

Baca: Penjelasan Arti Habib Menurut Mahfud MD, Banyak Orang Belum Paham

Sedangkan gempa yang diikuti tsunami, kata Willem, yang terjadi satu kali di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah mengakibatkan 3.397 orang meninggal dan 4.426 mengalami luka -luka.

BNPB mencatat total dari keseluruhan bencana yang terjadi di tahun 2018 sebanyak 4.231 meninggal dan hilang, 6.984 mengalami luka-luka dan 9,9 juta mengungsi.

Willem mengatakan jumlah ini merupakan angka paling tinggi sejak tahun 2010. Saat itu, korban meninggal sebanyak 1.097 orang akibat bencana alam tsunami di Mentawai dan erupsi gunung Merapi.

Menurut Willem, meningkatnya tren bencana karena sejumlah faktor seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang terus terjadi hingga ditemukan sesar baru.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved