Mendarat di Tengah Pemukiman Suku Pedalaman Papua, Anggota Kopassus Dikepung dengan Tombak Terhunus

Sasaran dari ekspedisi itu dinamai Lembah X yang berada di lereng utara pegunungan Jayawijaya. Disebut Lembah X karena memang belum pernah terjamah

Editor: Suci Rahayu PK
National Geographic
Suku pedalaman di Lembah Baliem 

Keberadaan suku di pedalaman Irian Barat masih menjadi misteri. Suku ini dikatakan masih bersifat kanibal, artinya masih memakan daging manusia.

TRIBUNJAMBI.COM - Rumor mengenai keberadaan suku pemakan manusia di pedalaman Irian Barat masih santer simpang siur.

Memang, rimba Papua yang masih perawan menyimpan misteri.

Untuk membuktikannya maka dilaksanakanlah sebuah misi penjelajahan dan kemanusiaan.

Baca: KKB Papua Tunjukkan Wajah Ekianus Kogeya, Berpangkat Brigjen di Facebook TPNPB, Dalang Pembunuhan?

Baca: VIDEO: Berpangkat Brigjen, Akhirnya KKB di Papua Tunjukkan Wajah Egianus Kogeya di Facebook TPNPB

Baca: Pantas Berani Tantang TNI, Ternyata ini Jenis Senjata KKB yang Didapat dari Papua Nugini & Filipina

Maka pada 5 Mei 1969, dibentuk tim terdiri dari 7 anggota Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD/Kopassus) ditambah 5 anggota Kodam XVII/Cenderawasih dan 3 warga asing dari televisi NBC.

Ikut pula 1 wartawan perang TVRI Hendro Subroto.

Ilustrasi Kopassus
Ilustrasi Kopassus (Capture/Film Merah Putih Memanggil)

Tim ekspedisi itu dipimpin oleh Kapten Feisal Tanjung sebagai Komandan Tim dan Lettu Sintong Panjaitan sebagai Perwira Operasi.

Sasaran dari ekspedisi itu dinamai Lembah X yang berada di lereng utara pegunungan Jayawijaya.

Disebut Lembah X karena memang belum pernah terjamah dan tentunya liar.

Sedangkan dari pantauan udara sebelumnya, di sekitar lembah ada sebuah desa yang dihuni oleh suku pedalaman yang belum diketahui kebiasaan maupun adat istiadatnya.

Baca: Klaim TNI-Polri Pakai Bom Udara Ternyata Benda Ini yang Bikin Ekianus Kogeya Minta PBB Kirim Pasukan

Baca: Cara Merawat Janda Merana supaya Rumah Nyaman, Lee Kwan Yew Bikin Segar

Mengingat hal itu, Pangdam Cenderawasih Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo berpesan agar tim siap untuk hadapi situasi terburuk.

Bahkan tim sampai dibekali oleh senapan serbu AK-47 untuk menjaga diri dari kemungkinan terburuk.

Tim akan diterjunkan menggunakan pesawat C-47 Dakota.

Lokasi penerjunan dilakukan sebanyak 3 Stick dimana salah satu tim akan terjun di padang ilalang yang diperkirakan dihuni oleh suku terasing pemakan manusia.

Dikutip dari Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, maka pada 2 Oktober 1969 penerjunan dilakukan.

Cuaca di area Drop Zone bisa dibilang cerah, tim berhasil terjun dengan selamat walaupun lokasi mereka terpencar-pencar.

Nasib apes dialami oleh Lettu Sintong Panjaitan.

Ilustrasi
Ilustrasi (Kolase/Ist)

Ia yang harusnya mendarat di padang ilalang malah nyusruk tepat ke tengah kampung suku pedalaman.

Sontak saja, warga suku pedalaman dengan mengenakan koteka langsung mengepung Sintong.

Warga suku pedalaman juga menghunus tombak, mengacungkan panah dan kapak ke arah Sintong.

"Snai'e snai'e" teriak orang-orang suku pedalaman kepada Sintong.

Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI
Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI ()

Sintong tak tahu apa maksud dari kata-kata itu, namun satu yang pasti mereka marah!

Secara reflek Sintong langsung mengambil AK-47 nya.

Namun sial, magasen peluru senapannya terjatuh entah kemana, habis sudah pikirnya.

Magasen itu rupanya terjatuh didekat orang-orang suku dan untungnya ada salah satu dari mereka yang melemparkan magasen itu ke Sintong dengan maksud untuk melukainya.

Baca: Tips Rumah Nyaman: Palem Botol Cocok untuk Tanaman Hias di Halaman Luas

Baca: Festival Kemah Kepemimpinan Pelajar SMA Tingkat Provinsi Jambi Dibuka

Cepat-cepat Sintong memasang magasen, mengokang senapan dan siap menembak.

Namun ia ingat kata-kata dari kru televisi NBC jika sudah menemui anggota suku pedalaman angkat kedua tangan keatas sambil tersenyum.

Sintong tak jadi menembak, ia kemudian mengikuti saran kru NBC itu.

Tiba-tiba saja muncullah seorang kepala suku membawa daging babi berlemak yang diberikan kepada Sintong.

Sintong bingung dengan pemberian kepala suku itu, sembari was-was ia akhirnya melahap daging babi tersebut.

Usai tandas dimakan, orang-orang suku berteriak girang.

Rupanya pemberian daging babi oleh kepala suku tadi bermakna jika Sintong adalah tamu yang harus disambut.

Selamatlah nyawa Sintong dari kepungan suku pedalaman Papua.

(Seto Aji/Gridhot.ID)

Artikel ini telah terbit di Gridhot.id berjudul Kisah Anggota Kopassus Terjun di Belantara Rimba Papua, Baru Mendarat Sudah Dikepung Suku Pedalaman Menghunus Tombak

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved