Ekslusif Tribun Jambi
Jam Belajar Siswa SMA 12 Kota Jambi Dipangkas Hanya 25 Menit, Kepsek Sebut Telah Sesuai Aturan
Di SMA negeri termuda di Kota Jambi ini, siswa ternyata hanya mendapatkan antara 25 hingga 30 menit untuk satu jam pelajaran.
TRIBUNJAMBI.COM - Satu jam pelajaran semestinya dilaksanakan selama 45 menit.
Namun tidak demikian dengan yang terjadi di SMAN 12 Kota Jambi.
Di SMA negeri termuda di Kota Jambi ini, siswa ternyata hanya mendapatkan antara 25 hingga 30 menit untuk satu jam pelajaran.
Penyebabnya siswa SMAN 12 Kota Jambi harus berbagi waktu dengan siswa SMKN 3 Kota Jambi.
SMAN 12 Kota Jambi saat ini menggunakan bangunan eks SMKN 3 Kota Jambi, yang telah pindah ke Jalan Lingkar Barat.
Namun nyatanya tak semua siswa SMKN 3 pindah ke bangunan yang baru itu.
Sebagian siswa masih belajar di bangunan yang lama.
Akhirnya, sejumlah siswa di SMAN 12 Kota Jambi harus berbagi waktu dengan beberapa siswa dari SMKN 3 Kota Jambi yang masih belajar di situ.
Baca: Resepsi Mewah Lindswell Kwok, Temannya Rasakan Aura Berbeda hingga Tanpa Kehadiran Orangtua
Baca: Bagikan Kabar Bahagia Keluarga Zumi Zola, Sherrin Tharia dan Anak Pasca Putusan 6 Tahun
Baca: Transkrip Detik-detik Jamal Khashoggi Dibunuh dan Dimutilasi Beritahu Bosmu, . . . Misi Terlaksana
Akhirnya ada siswa yang masuk pagi, dan ada yang masuk siang.
"Kami pulang siang. Kalau kami sudah pulang, ada lagi siang itu siswa lain yang masuk. Kelas dak cukup," kata Budi (nama samaran), seorang siswa SMAN 12 Kota Jambi.
Ia mengatakan jumlah ruang kelas yang tersedia tidak memenuhi untuk dilaksanakannya belajar secara bersama-sama oleh seluruh siswa kelas itu.
"Kalau standarnya satu jam pelajaran itu 45 menit, kalau di sini masih 25 menit sampai 30 menit,” ungkapya kepada Tribun, pekan lalu.
Merugikan Siswa
Menurut siswa SMAN 12 proses belajar yang jauh berbeda dengan sekolah lain itu sangat merugikan siswa di sana.
Apalagi mereka saat ini sudah memasuki tahap ujian.
"Kami memang senang pulang cepat, cuma pas ujian jadi saro (susah), belajar cuma sebentar jadi dak banyak ilmu yang diperoleh di sekolah," jelasnya.
Ia mengaku tidak berani menyampaikan keluhannya kepada guru maupun kepala sekolah.
Ia cuma bisa berkeluh kesah kepada orangtuanya, menyampaikan kisah yang cuma rara-rata lima jam belajar sehari di sekolah.
Baca: Ramalan Zodiak Senin 10 Desember 2018 - Hari yang Sulit untuk Aries, Virgo Bilang Yes Yah!
Baca: Ungkap Ancaman Pembunuhan Bambang Suryo Lantaran Bongkar Pengaturan Skor Sepak Bola Indonesia
Baca: Uang Silpa Pemprov Jambi 2018 Sisa Rp 310 Miliar, Ternyata Ini Penyebabnya
Siswa kelas XI ini mengaku, sebenarnya banyak ruang kelas yang masih bisa digunakan di sana, namun sayangnya masih dipakai oleh siswa SMK untuk melalukan praktek.
"Kalau siswa SMK itu pindah semua, mungkin bisa saja kami sekolah seperti biasa,” tuturnya.
Hal sama juga dikeluhkan Iwan (nama samaran), siswa kelas XI yang juga mengeluhkan proses jam belajar yang belum sesuai standar.
"Kami pengenlah kayak sekolah lain, datang pagi pulang sore, jadi ilmu yang kami peroleh sesuai seperti sekolah lain," jelasnya.
Ia sempat takut ketika ujian berlangsung dirinya tak bisa melaksanakan dengan maksimal.
"Hari ini lagi ujian, ya lumayan soalnya ada yang belum dipelajari sebelumnya," kata dia ditemui di sekolah.
Ia berharap pihak sekolah bisa memberikan solusi agar siswa belajar dengan program full day school, seperti yang dirasakan teman-temannya di sekolah lain.
Like Fans Page Tribun Jambi
Seorang Wali Murid, Rahmayanti juga sempat mengeluh kebijakan pihak sekolah itu.
Menurut dia, kualitas yang didapatkan anaknya belajar tentu tidak maksimal.
"Kalau semua dikurangi jam pelajaranya menjadi 25 menit tentu dipertanyakan ilmu yang diberikan, ini masalah," katanya
Baca: Temukan Foto ini, Pentolan KKB Sebut Jonny Arung Anggota Kopassus Anak Buahnya Prabowo Subianto
Baca: Mulai Sel Mewah hingga Kamar Kencan, Kasus yang Melilit Tubagus Chaeri Wardhana
Ia berharap pihak sekolah dan juga Dinas Pendidikan Provinsi Jambi bisa mengambil langkah konkrit agar siswa yang bersekolah mendapatkan ilmu pelajaran yang sesuai.
Bila kondisinya terus begini, ucapnya, ia khawatir anaknya tidak mampu bersaing dengan siswa sekolah lain.
"Kita tidak tahu apakah 25 sampai 30 menit itu bisa sesuai atau tidak. Apalagi kalau guru telat datangnya, kan siswa jadi rugi," jelasnya.
Kepala Sekolah Bantah Kurangi Jam Pelajaran
Kepala Sekolah SMA Negeri 12 membatah pihaknya mengurangi jam belajar untuk siswa, apalagi dengan alasan karena kekurangan kelas.
Hal ini disampaikan Karnama, Kepsek SMA Negeri 12 saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (7/12).
"Tidak ada pengurangan jam belajar, bisa dilihat di jadwal pelajaran kita semua 45 menit. Kalau belum maksimal ya wajarlah karna kami masih baru, masih dalam tahap penyesuaian, sehingga terdapat kekurangan," ujarnya.
Ia mengatakan memang pihaknya pernah selama dua minggu menerapkan jam belajar 25 menit, namun itu tetap dimaksimalkan.
Like Instagram Tribun Jambi
Kepsek bilang saat itu pihak sekolah diminta mengisi kegiatan pembukaan pekan olahraga provinsi di lapangan Tri Lomba Juang.
"Waktu itu kita diminta mengisi pembukaan porprov dengan tarian massal, makanya kegiatan latihan kita lakukan di stadion mini. Setelah itu kembali normal seperti biasa," kata Karnama.
Ia menambahkan sejauh ini upaya para guru sudah cukup maksimal dalam menerapkan metode pembelajaran dengan waktu yang tersedia.
Jikapun ada jam belajar yang digunakan untuk para siswa hanya mengerjakan rugas kelas, ini merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
"Materi tetap bisa tersampaikan namanya belajar tidak harus tatap muka ada namanya virtual, ada tugas terstruktur," katanya.
Untuk kegiatan belajar di SMA Negeri 12 kata Karnama sudah menerapkan jam belajar sebagai mana diatur dalam kurikulum tahun 2013.
Dalam aturan itu disebutkan 44 jam belajar dalam satu minggu, dengan durasi tatap muka selama 45 menit.
"Hari Senin sampai Kamis 10 jam, Jumat 4 jam total 44 jam tatap muka dengan sekali pertemuan 45 menit itu sesuai kurikulum 13, 44 jam itu sudah maksimal, " ujarnya.
Mengenai alasan kekurangan kelas, ia mengatakan sejauh ini pihak sekolah SMA Negeri 12 tidak pernah mengeluhkan kekurangan kelas.
Saat ini ada 15 kelas yang efektif digunakan untuk kegiatan belajar dari total 34 ruangan kelas yqng tersedia di bekas SMK Negeri 3 itu.
"Memang belum semua di gunakan karena masih ada yang dipake oleh SMK untuk praktek dan ada beberapa kelas yang masih digunakan untuk menyimpan peralatan praktek SMK isinya mesin perbengkelan," katanya.
Ia mengatakan untuk ukuran 34 kelas jika mengacu pada permendikbud nomor 18 tahun 2016 itu termasuk skala besar. Dalam permendikbud tersebut diatur maksimal untuk rumbel (ruang belajar) hanya maksimal 36 kelas. "Saya pernah di SMA Negeri 1 itu hanya 29 kelas. Ini kan cukup besar, tapi kalau disebut kekurangan ruangan saya rasa tidak," ujarnya.
Dia mengatakan, sebagai ASN, dirinya hanya menjalankan tugas. “Bangunan sekolah fasilitas dinas provinsi. Kalau katanya tetap di sini atau nanti dipindahkan kita patuhi. Kami di sini hanya menjalankan tugas," sambungnya. (tim)
Subscribe Channel Youtube Tribun Jambi