CIA Bocorkan Pesan yang Dikirimkan Pangeran Mohammed Bin Salman Kepada Tim Pembunuh Khashoggi
Bocoran yang disampaikan oleh CIA menyebutkan ada pesan yang dikirimkan MBS kepada tim pembunuh sebelum dan sesudah operasi melenyapkan Khashoggi
CIA Bocorkan Pesan yang Dikirimkan Pangeran Muhammed Bin Salman Kepada Tim Pembunuh Khashoggi
TRIBUNJAMBI.COM - Badan intelejen Amerika Serikat CIA membocorkan pesan yang dikirimkan Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammed Bin Salman (MBS) kepada tim pembunuh Jamal Khashoggi.
Bocoran yang disampaikan oleh CIA menyebutkan ada pesan yang dikirimkan MBS kepada tim pembunuh sebelum dan sesudah operasi melenyapkan Khashoggi.
CIA yang menyadap pesan dari MBS membeberkan komunikasi Putera Mahkota tersebut kepada tim yang dikirimkan ke Turki.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Laporan tersebut dipaparkan Wall Street Journal berdasarkan dokumen rahasia milik Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat ( CIA).
Baca: Ada Pengeran Mohammed bin Salman Dalam Rekaman Pembunuhan Jamal Khashoggi
Baca: Jamal Khashoggi Dibunuh Secara Keji, Curhat Sedih Dua Putrinya, Jiwanya Tetap Bersama Kami
Baca: Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Darah Dikuras Habis dari Tubuhnya Usai Dipotong-potong
Dikutip Middle East Eye Sabtu (1/12/2018), CIA mencegat setidaknya 11 pesan yang dikirimkan MBS beberapa jam sebelum dan sesudah Khashoggi dibunuh.
CIA membuat dokumen kesimpulan berdasarkan penyadapan yang mereka lakukan terhadap pesan elektronik MBS maupun informasi intelijen lain.

Berdasarkan dokumen tersebut, MBS berkata kepada salah satu stafnya pada Agustus 2017 bahwa usahanya untuk membujuk Khashoggi kembali ke Saudi tidak berhasil.
Karena itu, dokumen tersebut memaparkan adanya upaya untuk memancing Khashoggi agar bersedia bertemu di suatu tempat.
"Komunikasi yang dilaksanakan nampaknya menandai sebuah operasi yang diluncurkan Saudi untuk melawan Khashoggi," bunyi dokumen CIA itu.
Baca: Ramalan Zodiak 2 Desember 2018, Aries Dapat Kabar Baik, Cancer Masalah Pribadi
Baca: Boni Hargens: Reuni 212 Telah menjadi Gerakan Kampanye Politik yang tidak Bisa lagi Dianggap
Baca: Update Season 4 PUBG Mobile - Hadirkan Nuansa Baru Hingga Ada Perubahan Cuaca
Baca: Tips Hilangkan Jerawat di Wajah, Gunakan Buah Naga Sebagai Masker, Bisa untuk Mencerahkan Kulit
Baca: Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan Tanpa USG, Morning Sickness Parah
Pesan-pesan itu dikirim MBS kepada Saud al-Qahtani, penasihat bidang media yang dilaporkan memimpin tim beranggotakan 15 untuk berangkat ke Istanbul, Turki.
Di dokumen itu, Qahtani menggunakan departemen media kerajaan, Pusat Studi dan Hubungan Media (CSMARC) untuk mengatur rencana pembunuhan.

CIA dalam dokumen tersebut tentunya bakal sulit bagi Qahtani untuk menggunakan fasilitas negara tanpa mendapat persetujuan dari MBS.
Qahtani pernah meminta izin MBS ketika dia bermaksud mengejar operasi sensitif lainnya pada 2015, dan mencerminkan kontrol dan komando sang putra mahkota.
Dari dokumen itu, ditunjukkan MBS pernah memerintahkan Qahtani dan CSMARC untuk menargetkan lawannya baik domestik maupun di luar negeri, kalau perlu menggunakan kekerasan.
Baca: Tips Hubungan Jarak Jauh Agar Langgeng Sampai Pelaminan, Komunikasi Nomor Satu
Baca: 11 Arti Mimpi yang Dialami Hari Ini - Mimpi Bertemu Orang Meninggal Hingga Hilang atau Dapat Uang
Baca: 2 Link Bkn.go.id Umumkan Hasil Tes SKD CPNS 2018 Instansi BKN Sabtu (1/12) Jam 16.00 WIB
Qahtani sudah dipecat oleh Raja Salman setelah kasus itu mencuat.
Namun sumber internal menyatakan dia masih melaksanakan tugasnya secara rahasia.
Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober di Konsulat Saudi di Istanbul ketika mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Riyadh yang semula bersikukuh Khashoggi keluar dengan selamat akhirnya mengakui Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di dalam konsulat.
Sementara sumber dari penyidik Turki menyatakan potongan jenazah Khashoggi dilenyapkan menggunakan cairan asam dan dibuang ke saluran air.
CIA pada November lalu menyimpulkan MBS berada di balik pembunuhan Khashoggi.
Namun Presiden Donald Trump berujar kesimpulan itu masih terlalu dini.
Trump menyatakan kasus pembunuhan kontributor The Washington Post itu tak mempengaruhi hubungan bilteral Saudi dan AS.
Dalam rilis resmi Gedung Putih, Trump mengatakan Saudi mengimpor senjata dengan total kontrak 110 miliar dollar AS, atau Rp 1.604 triliun.
"Tentu nominal belanja itu bakal menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi Amerika," beber Trump.
"Jika kami gegabah memutus kontrak tersebut, maka pihak yang bakal mengambil keuntungan adalah Rusia serta China," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Khashoggi: Pesan yang Disadap CIA Ungkap Dugaan Keterlibatan MBS"