Ini yang Terjadi Saat Pengawal PM Israel Meremehkan Paspampres, Nyaris Terkapar Dihujani Tembakan

Insiden ini terjadi saat PM Israel memaksa untuk bertemu Presiden Soeharto tanpa melalui prosedur dan protokol keamanan yang diterapkan Paspampres

Editor: bandot
paspampres.mil.id
Paspampres Indonesia 

Ini yang Terjadi Saat Pengawal PM Israel yang Arogan Meremehkan Paspampres, Nyaris Terkapar Dihujani Tembakan

TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan pengamanan Presiden (Paspampres) Indonesia nyaris saja menembak pengawal dan Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin yang memaksakan kehendaknya. 

Insiden ini terjadi saat PM Israel memaksa untuk bertemu Presiden Soeharto tanpa melalui prosedur dan protokol keamanan yang diterapkan oleh Paspampres

Kisah menegangkan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pernah bersitegang dan nyaris tembak menembak dengan pengawal Perdana Menteri Israel.

Kisah ini diungkap oleh mantan Paspampres yang pernah mengawal Presiden kedua Indonesia Soeharto.

Baca: Doa Terbangun Dari Mimpi Buruk yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW, Lakukan Ini Jika Mimpi Menakutkan

Pengawal yang arogan tersebut memaksa ingin bertemu dengan Presiden Soeharto, namun Paspampres memintanya untuk menunggu karena Soeharto saat itu sedang ada keperluan lain.

Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres pernah bersitegang dengan intelejen Israel Mossad.

Mossad merupakan satu diantara intelejen mengerikan yang ditakuti oleh badan-badan intelejen dunia.

Ketegangan tersebut saat Paspampres mengawal kunjungan Presiden Soeharto.

Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) adalah satuan pelaksana di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Mereka bertugas untuk menjaga keamanan dan Presiden Republik Indonesia beserta keluarga.

Baca: Pesona Chanyeol EXO yang Hari Ini Ulang Tahun ke 26, Ini Deretan Drama dan Film yang Dibintanginya

Baca: Daftar Mobil Baru Dengan Uang Muka (DP) Mulai Rp 11 Jutaan di Jambi, Dealer Geber Promo Akhir Tahun

Baca: 5 Wanita sampai Istri Pejabat Adukan Soal Pelakor Hingga Curhat ke Hotman Paris di Kopi Johny

Paspampres akan selalu menjaga dan memastikan keamanan presiden kemanapun presiden pergi.

Dibentuk pada 3 Januari 1949, Paspampres sudah kenyang pengalaman pengamanan VVIP baik didalam maupun diluar negeri.

Salah satu pengalaman pengamanan menegangkan yang pernah Paspampres alami adalah saat mengawal presiden Soeharto ke New York, Amerika Serikat.

Tepatnya tanggal 22 Oktober 1995, presiden Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite menghadiri acara PBB disana.

Saat itu Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Karena posisinya tersebut maka segala kebijakannya mengenai OKI sangat strategis bagi anggota-anggotanya yang kebanyakan negara Timur Tengah.

Karena suatu alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.

Keempat pengawal Rabin yang berasal dari Mossad kemudian datang bersama PM Israel tersebut untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.

Namun cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta arogan, sehingga keempatnya beserta Yitzak Rabin dicegat sebelum masuk lift oleh Paspampres.

Terlebih saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka di tempatnya menginap.

Salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat Yitzak Rabin dan keempat pengawalnya ialah mantan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.

Setelah mengutarakan niatnya maka Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie dan dua personel Paspampres menemui Soeharto.

Saat hendak memasuki lift terjadilah 'insiden kecil' menegangkan.

Baca: Kisah Mendebarkan Kopassus Selamatkan Tentara Spanyol Dari Kejaran Hizbullah yang Sedang Marah

Baca: Terima Transferan Rp 568 Juta, Pernikahan Gubernur Aceh dan Model Steffy Burase Batal karena OTT

Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres.

Hal itu karena para pengawal Rabin menaruh kecurigaan pada Paspampres dan tidak percaya mereka ikut mengawal PM Israel itu untuk menemui Soeharto.

Jadi mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres, takut Yitzak Rabin dicelakai mungkin oleh mereka.

Padahal Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.

Akhirnya terjadi adu mulut dan jibaku antara Sjafrie dengan kepala pengawal Rabin jebolan Mossad itu karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.

Dalam gerakan refleks sangat cepat pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi yang diambil dari balik jasnya dan hendak menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie.

Ia juga mencengkeram leher Sjafrie dengan keras.

Namun sebelum pengawal Rabin melakukan hal itu, Sjafrie sudah lebih dulu melakukannya.

Dengan gesit dan cepat Sjafrie sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal Rabin.

Kejadian menegangkan itu bahkan membuat PM Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah stelling siap menembak Rabin dan pengawalnya.

"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.

Keadaan menjadi dingin kembali setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.

Hampir saja darah PM Israel beserta pengawal Mossadnya tumpah ditangan para perisai hidup Presiden Indonesia.

Alhasil mau tak mau Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mentaati protokol kemanan Paspampres.

Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto walaupun Yitzak Rabin harus rela 'dikacangin' disuruh menunggu 15 menit terlebih dahulu sebelum bertatap muka dengan presiden kedua Indonesia itu. (Seto Aji/Grid).

Artikel ini pernah tayang di Grid.ID dengan judul: Kisah Menegangkan Paspampres Indonesia Hampir Tembak PM Israel dan Pengawalnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved