Bukan Misi Biasa! Lawan 3.000 Pemberontak Kongo, Kopassus Pakai Trik 'Hantu Putih' d Medan Perang
Bukan Misi Biasa! Lawan 3.000 Pemberontak Kongo, Kopassus Pakai Trik 'Hantu Putih' d Medan Perang
Bukan Misi Biasa! Lawan 3.000 Pemberontak Kongo, Kopassus Pakai Trik 'Hantu Putih' d Medan Perang
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah prajurit Kopassus (Komando Pasukan Khusus) sudah tak perlu diragukan lagi.
Sebagai pasukan elit, Kopassus diharapkan dapat menyelesaikan misi sesulit apapun, termasuk dalam misi kemanusiaan dan membantu masyarakat yang tertindas.
Kopassus juga diajarkan melakukan penyamaran sempurnah demi mengecoh lawan bahkan jika harus melakukan hal mistis demi kemenangan.
Seperti kisah berikut, ketika Kopassus terpaksa harus menggunakan kemampuan mistis demi mengusir pemberontak Kongo, Afrika.
Kejelian melihat medan ditopang mental baja tak takut mati, Kopassus bahkan bisa menghancurkan markas pemberontak dengan ribuan prajurit.
Bukan sekedar nekat, apa yang mereka lakukan penuh perhitungan bahkan begitu lihai melihat peluang.
Cerita ini dilansir dari pemilik akun Kaskus, Agung Mina.
Dalam artikel yang ditulisnya berujudul LES SPIRITESSES - Kisah Kontingen Garuda III di Kongo, 1962, menyebutkan kisah rinci ini berdasarkan informasi dari intelijen.
Tahun 1962, saat itu Kopassus terjun menjadi pasukan perdamaian dunia bersama PBB.
Baca: Ketika Korps Baret Merah Kopassus, Pecundangi Tiga Pasukan Elite Kuat Dunia di Hutan Kalimantan
Baca: FOTO-FOTO Penggeledahan Kantor Bupati Sarolangun dan Kantor Damkar, Buka Pakai Linggis Kapak
Baca: Saat Kopassus Disegani di Lebanon, Bisa Cegah Bentrok Tentara Spanyol yang Dikejar Laskar Hizbullah
Tergabung dalam tim Garuda III, Kopassus memiliki misi menghancurkan markas musuh di Kongo, Afrika.
Tugas berat itu menjadi ujian sekaligus titik awal bagaimana Kopassus mencetak sejarah melegenda di PBB.
Peristiwa tersebut terjadi saat anggota Kopassus yang masih bernama RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat), diminta PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo, pada 1962.
Kala itu, Kongo tengah dilanda konflik mencekam akibat adanya pemberontak.
Akhirnya, Indonesia pun mengirimkan tim terbaik yang dikenal sebagai pasukan Garuda III.
Letjen Kemal Idris lah yang saat itu memimpin Pasukan Garuda III.
Mereka bermarkas di kawasan Albertville.
Selama bertugas di sana, pasukan Garuda III mudah beradaptasi dengan warga setempat.
Para anggota Kopassus kerap berinteraksi hingga mengajarkan cara memasak makanan Indonesia.
Tak heran, warga kerap menaruh kepercayaan tinggi.
Baca: Berhasil Raih Peringkat 5 Porprov Jambi 2018, Bupati Muarojambi Langsung Tambah Anggaran KONI
Baca: Ekspresi Bella Hadid Makan Nasi Bungkus dan Selfie Bareng Artis Indonesia, Beruntungnya. . .
Baca: Diam-diam Amerika Serikat Bentuk Pasukan Khusus Gerilya di Indonesia, Namun Semuanya Buta Huruf
Alhasil, pergaulan hangat yang dijalin pasukan Garuda III, membuat warga turut bersimpati atas program yang dilancarkan untuk mengamankan daerah tersebut dari pemberontak.
Hal ini membuat warga tanpa pamrih memberikan bocoran, terkait akan adanya serangan dari gerombolan pemberontak.
Memang benar, suatu waktu markas pasukan Garuda III diserang para pemberontak.
Pemberontak merasa terusik terhadap kehadiran pasukan Garuda III.
Penyerbuan para pemberontak pada tengah malam, membuat markas terkepung.
Penyerangan secara tiba-tiba terdiri dari 2 ribu pemberontak, sedangkan pasukan di markas hanya 300 orang.
Akhirnya, pasukan Garuda III pun mencoba bertahan dan balik menyerang.
Pertempuran kedua pihak pada dini hari, membuat kawasan tersebut semakin mencekam.
Adanya baku tembak ini membuat sejumlah pasukan Garuda III mengalami cedera ringan.
Menjelang subuh, para pemberontak pun balik kanan.
Namun, pasukan Garuda III justru tak tinggal diam.
Mereka menyiapkan strategi untuk balik menyerang.
Akhirnya, 30 anggota Kopassus pun diturunkan menjadi tim paling depan.
Pagi hari, 30 anggota Kopassus ini memulai perjalanan menuju lembah mematikan, disebut 'no man's land' atau kawasan tak bertuan di atas kekuasaan pemberontak.
Baca: Soal Jalur Kereta Api Jambi - Bungo, Sukandar Mengaku Belum Dapat Info
Baca: Disebut Djarot, Ahok Minta Ahokers Jangan Golput dan Pilih Calon Presiden Jokowi-Maruf Amin
Baca: Link Live Streaming Juventus Vs Valencia Liga Champion Matchday Kelima Siaran Langsung RCTI
Mereka melakukan pergerakan dalam tiga kelompok.
30 anggota Kopassus ini menyamar menjadi warga Kongo.
Tubuhnya dilumuri arang, kemudian membawa bakul sayuran, kambing, dan sapi.
Mereka berjalan menyusuri danau. Setelah matahari terbenam, mereka memantapkan strategi penyerangan, sambil beristirahat di tepi danau.
30 anggota Kopassus yang nekat ini melancarkan serangannya.
Bayangkan, bagaimana bisa 30 anggota Kopassus menyerang maskas pemberontak yang ditinggali ribuan orang?
Strategi cerdas pun dilakukan, tanpa diawali gempuran bom.
Tepat pukul 12 malam, anggota Kopassus ini beraksi.
Mereka membungkus diri menggunakan kain putih di atas kapal hitam.
Kain putih itu pun melayang-layang terterpa angin malam.
Semerbak bawang putih tercium dari sosok mereka yang melayang-layang bak hantu gentayangan.
Ya, mereka sengaja menyamar menjadi hantu.
Hal ini dilakukan untuk menundukkan pasukan pemberontak itu.
Pasalnya, pemberontak itu percaya dan sangat takut pada hantu putih.
Hal itulah yang dimanfaatkan anggota Kopassus untuk memberikan serangan ampuh.
Terbukti, saat 'hantu putih' itu mendekat menerobos pintu masuk, para pemberontak gemetar ketakutan.
Padahal, mereka memiliki senjata lengkap, tapi kali ini pemberontak itu tak bisa berkutik.
Kala itu, mereka percaya ada hantu putih di hadapan mereka. Oleh karena itu, mereka tak berani melawan.
Dalam waktu 30 menit saja, markas pemberontak pun terkuasai. Sebanyak 3.000 pemberontak menyerah mohon ampun.
Memang terlihat mustahil, Panglima PBB Kongo Letjen Kadebe Ngeso pun seakan tak percaya.
Namun, ini adalah strategi nyata yang kemudian menjadi legenda dalam sejarah penjaga perdamaian PBB.
Keberhasilan 30 hantu putih ini, membuat warga Kongo kagum.
Warga Kongo bahkan menjuluki si pasukan hantu putih ini dalam sebutan Les Spiritesses.
Kisah perlawanan 30 anggota Kopassus di Kongo ini ditulis (*)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
