Gempa Bumi Sulawesi Tengah
Ratusan Prajurit Marinir Hari Ini Kembali Diberangkatkan Bantu Penanggulangan Bencana di Palu
Untuk membantu percepatan penanggulangan bencana tsunami dan gempa Donggala dan Palu, ratusan Marinir kembali dikirimkan ke lokasi bencana
Berikutnya dari Surabaya, Pasukan Marinir 2 mengirim pasukan reaksi cepatnya sebanyak 100 personel yang diterbangkan dengan pesawat Hercules dari Bandara Lanudal Juanda Surabaya pukul 12.45 WIB.
Pasukan di bawah komando Letkol Laut (K) drg. Bachtiar Efendi ini membawa kelengkapan berupa Mobil Ambulance, sepeda motor, genset, tenda Malvinas, tenda peleton, tandu lapangan, meja instrumen, set dental, mesin foging, fielbed, swimfest, dapur lapangan, perlengkapan pertukangan dan logistik prajurit (beras, mie instan dan roti kabindo).

Pengiriman 151 pasukan reaksi cepat Marinir yang tergabung dalam Satgas PRC PB Marinir tersebut akan bergabung dengan 100 prajurit Marinir dari Yonmarhanlan VI Makassar yang pada Sabtu dinihari telah berada di sentra bencana gempa di Donggala dan Palu.

Mereka akan melaksanakan tugas mulia bergabung dengan pasukan TNI dan unsur terkait lainnya dalam proses penanganan dan evakuasi korban serta pemulihan pasca gempa.

Prajurit Marinir Terharu dan Menangis Melihat Kondisi Korban
Gempa bumi magnitudo 7,4 dan tsunami yang menyapu wilayah Palu dan Donggala menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Ratusan orang menjadi korban bencana alam yang mengguncang Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) tersebut.
Pemerintah langsung turun memberikan bantuan ke lokasi, saat ini pemerintah memprioritaskan untuk melakukan evakuasi terhadap para korban.

Satu diantara yang bergerak cepat ke lokasi yakni Korps Marinir (Kormar) TNI Angkatan Laut yang berangkat pada Sabtu, (29/9/2018).
Rilis Dinas Penerangan Korps Marinir TNI AL kepada Tribunjambi.com, setelah tiba di daerah yang terdampak gempa dan tsunami terparah di Donggala dan Palu, ratusan Marinir bergerak cepat membagi tugas menyesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Sebagian Marinir langsung mendirikan tenda rumah sakit lapangan dan menyiapkan peralatan dan tenaga medis untuk menangani korban luka akibat gempa dan tsunami.
Sebagian lagi langsung bergabung dengan TNI dan unsur terkait lainnya untuk tugas pencarian dan evakuasi korban.
Di hari pertama pencarian, Minggu (30/9/2018), puluhan korban tsunami dan korban yang tertimpa reruntuhan berhasil diangkat dan dievakuasi para Marinir dan unsur terkait lainnya.
Di kawasan pantai, anggota Marinir pun berhasil memgevakuasi sejumlah mayat petani garam.
Demikian pula di tempat terpisah prajurit Marinir dipimpin Serka Mar R.Sudaryanto melaksanakan evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan di Universitas Tadulako.