Gempa Sulawesi

5 Fakta Dibalik Runtuhnya Hotel Roa Roa, Dari 60-an Korban Terjebak hingga Kabar Atlet Paralayang

Puluhan korban yang diduga masih terjebak di balik reruntuhan Hotel Roa-Roa di Jalan Pattimura, Kota Palu masih dicari Tim SAR.

Editor: Fifi Suryani
IST/Dinas Penerangan Korps Marinir
Evakuasi korban gempa bumi dan tsunami Donggala dan Palu Sulawesi tengah oleh Prajurit Korps Marinir (Kormar) TNI AL, jajaran TNI dan pihak terkait, Minggu (30/9/2018) 

TRIBUNJAMBI.COM - Puluhan korban yang diduga masih terjebak di balik reruntuhan Hotel Roa-Roa di Jalan Pattimura, Kota Palu masih dicari Tim SAR.  Gempa bermagnitudo 7,4 telah meruntuhkan hotel tersebut rata dengan tanah.

Berikut sejumlah fakta di balik runtuhnya hotel di kawasan Maesa, Kelurahan Lolu Timur tersebut.

1. Hotel memiliki 80 kamar, 76 kamar telah terisi

hotel
Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tengah. Puluhan tamu belum diketahui nasibnya. Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tengah. Puluhan tamu belum diketahui nasibnya.(KOMPAS.com/ROSYID A AZHAR)

Menurut BNPB, hotel berbintang tiga tersebut merupakan salah satu bangunan yang mengalami kerusakan paling parah pascagempa dan tsunami di Donggala dan Palu. "Dilaporkan, di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang sedang terisi oleh tamu hotel yang menginap," ujar Kepala Pusat, Data, dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantor BNPB, Sabtu (29/9/2018) siang.

Tim SAR tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan evakuasi korban karena belum ada alat berat. Kondisi bangunan hotel roboh secara bertumpuk semakin menyulitkan evakuasi dan pencarian korban.

2. Nasib atlet Paralayang Asian Games

atlet
Atlet nasional Riza C Kambey (kanan) bersama juru foto Agus Suparto saat perhelatan Asian Games lalu. Riza diketahui berada dalam Hotel Roa Roa Palu yang ambruk akibat gempa dan tsunami. Atlet nasional Riza C Kambey (kanan) bersama juru foto Agus Suparto saat perhelatan Asian Games lalu. Riza diketahui berada dalam Hotel Roa Roa Palu yang ambruk akibat gempa dan tsunami.(Hery Inyo)

Kepala Pelatih Tim Nasional Paralayang saat Asian Games 2018 kemarin, Gendon Subandono menyebutkan, dari sekitar 30 atlet yang sedang bertanding di Palu, tinggal tujuh atlet yang belum diketahui keberadaannya hingga Minggu (30/9/2018) pagi.

"Kan saya sudah mendata semua yang ada di situ, yang belum ada kabar tinggal 7 orang itu," katanya melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Minggu (30/9/2018). Ketujuh atlet itu menginap di Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Tengah, yang runtuh akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda daerah tersebut pada Jumat (28/9/2018).

Gendon mengatakan, ketiadaan listrik serta sistem komunikasi yang belum pulih menjadi kendala. Proses komunikasi dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) Paralayang Sulawesi Tenggara, yang memantau di lapangan menjadi terbatas.

3. Diduga korban yang terjebak mencapai 50 orang

hotel
Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tengah. Puluhan tamu belum diketahui nasibnya. Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tengah. Puluhan tamu belum diketahui nasibnya.(KOMPAS.com/ROSYID A AZHAR)

Kepala Badan SAR Nasional ( Basarnas) M Syaugi mengatakan, proses evakuasi masih dilakukan di Hotel Roa-roa di Jl. Patimura, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Menurut Syaugi, diduga masih banyak tamu hotel yang tertimbun di bawah reruntuhan. Namun jumlah pasti korban belum diketahui.

"Informasi dari manajer hotel. Kurang lebih 50-60 orang belum dievakuasi dalam reruntuhan bangunan ini. Namun beberapa sudah kita evaluasi ada yang selamat dan meninggal dunia," katanya , Minggu (30/9/2018).

Kondisi bangunan hotel rata dengan tanah dan material beton membuat petugas kesulitan untuk melakukan evakuasi.

"Bangunan ini ambruknya betul-betul kolaps. Bisa saja ada yang masih hidup, tapi belum bisa selamat karena belum ada alat berat," kata Syaugi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved