Ditolak di Semarang dan Grobokan, Ustad Abdul Somad Curhat saat Diundang Kerajaan Malaysia

Ternyata UAS gerah dengan kasus pengadangan yang dialaminya di sejumlah daerah. Baru-baru ini UAS diadang di Semarang, Grobogan

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase
Ustaz Abdul Somad 

TRIBUNJAMBU.COM - Ustaz Abdul Somad (UAS) mendadak curhat di akun instagramnya, Kamis (16/8/2018) malam.

Ceritanya UAS mendapat undangan Kerajaan Negeri Perak Malaysia, 30 Agustus 2018 ini.

Sayang ustadz yang lahir, 18 Mei 1977 atau 30 Jumadil Awal 1397 H di kampung Silo Lama, Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, sudah punya jadwal 30-31 Agustus 2018 ke Suku Pedalaman Talang Mamak.

Baca: Terkuak Prabowo Siapkan Sandiaga Sebagai Cawapres Sejak 28 Juli 2018, AHY Hanya PHP?

Namun UAS mengaku undangan ini membuatnya tergiur.

Kenapa?

Ternyata UAS gerah dengan kasus pengadangan yang dialaminya di sejumlah daerah.

Baru-baru ini UAS diadang di Semarang, Grobogan, dan pembatalan sepihak di Jepara.

“Terkadang datang juga bisikan ingin ke Perak ini, berfoto-foto dengan Sultan,” tulisnya.

Hal itu menurutnya, karena hanya ingin menunjukkan kepada mereka yang telah menghadangnya selama ini di beberapa wilayah.

“Untuk menunjukkan ke mereka yang menghadang di Semarang, menghadang di Grobogan, membatalkan sepihak di Jepara,” tulisnya.

Meski hasrat ingin menghadiri undangan ke Kerajaan Negeri Perak itu ada, namun UAS sudah ada agenda di Talang Mamak.

“Tapi, Talang Mamak pula yang akan jadi korban. Ya Allah, luruskan niat kami, hanya ingin mencari ridho-Mu,” tulisnya lagi.

Di instagramnya, Ustaz Abdul Somad menunjukkan bukti percakapan melalui pesan singkat dengan perwakilan dari Kerajaan Negeri Perak, Malaysia.

Ini curhat lengkap UAS di akun instagramnya:

Tanggal 30-31 Agustus 2018 sudah janji akan ke Suku Pedalaman Talang Mamak. Di hari yang sama ada undangan ke Kerajaan Negeri Perak, Malaysia.

Terkadang datang juga bisikan ingin ke Perak ini, berfoto-foto dengan Sultan, untuk menunjukkan ke mereka yang menghadang di Semarang, menghadang di Grobogan, membatalkan sepihak di Jepara. Tapi, Talang Mamak pula yang akan jadi korban.

Ya Allah, luruskan niat kami, hanya ingin mencari ridho-Mu.

Melihat postingan ini, netizen pun memberikan komentarnya.

Sebagian memberikan pendapat mana yang harus didahulukan Ustaz Abdul Somad.

Sebagian lainnya, memberikan doa dan mengecam menghadangan terhadap Ustaz Abdul Somad.

alkhasvpk: Ikuti kata hati pak ustadz saja, saya percaya hati ustadz tau yg terbaik semoga tetap istiqomah

arifindc95: Subhanallah.. Alhamdulillah.. semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT pak ustadz..

salman_al_farisi1712: Menurut saya @ustadzabdulsomad ke TALANG MAMAK saja. janji adalah hutang.

yudimihardi: Ya rob berilah kesehatan selalu untuk ustad kami yg tercinta ini ya rob. Amin

don_arianto_doflamingo: Saya turut malu sebagai org grobogan ... Trnyata UAS dihadang disitu... Namun saya percaya itu hanya ulah kepentingan beberapa oknum sejati nya warga grobogan mencintai ustadz... Semoga kesehatan dan keberkahan slalu menyertai ustadz

nopizaandri: Talang mamak dulukan tuan guru

fakhrikautsar: Syiar kan lah dulu di negeri kita wahai tuan guru..

4sni.4stuti: Yg di semarang, Tolong jelasin Ormas PGN itu apa sih.., terkadang LSM/Ormas mementingkan urusan kelompoknya sendiri mengatas namakan masyarakat.. Warga Semarang ngak ada yg bela apa???

rusydinarazali: Ustadz, terasa kerugian besar sebab tak dapat jumpa ustadz waktu ustadz datang ke Terengganu. dapat lihat ustadz dari jauh saja saat ustadz memberi ceramah. ustadz, datang lagi ke sini ya

anggari_bojez: Yang smangat ustad...semoga di beeikan kesehatan selalu...berikan yang terbaik ustadz..

abdulrahman27desember: Mudah2an ustad selalu dilindungi Allah SWT aamiin... Kirim salam ama orang kampung talang mamak y ustad...

wahyuhamdani: Bareng YBM PLN lagi Pak Ustadz ke talang mamak.. Sepertiny mereka lebih butuh Pak Ustadz..

nilaa_utama: Tapi ustadz, mgkn perlu dipertimbangkan..mereka itu menjelang hari kemerdekaan. Jd waktunya sdh tertentu. Talang Mamak mgkn bisa diundur. Hi hi sekadar pertimbangan.

Sejumlah agenda ceramah Ustaz Abdul Somad, memang mendapat penolakan di sejumlah tempat.

Di antaranya di Semarang. Sementara di Jepara mendadak dibatalkan.

Mengutip jatengtribunnews.com, rencana Ustaz Abdul Somad (UAS) menjadi penceramah pada pengajian di Gedung Jam'iyyatul Hujjaj Kudus (JHK) dibatalkan.

Sebelumnya telah beredar selebaran di media sosial, bahwa UAS dijadwalkan akan mengisi pengajian akbar pada Selasa 17 Juli 2018 pukul 13.00 WIB.

Namun belakangan beredar selebaran yang isinya pembatalan pengajian yang akan diisi UAS.

Di dalam selebaran tersebut tertuang kalimat permintaan maaf lantaran pembatalan pengajian.

"Dengan ini mohon maaf kepada kaum Muslimin dan Muslimat Kabupaten Kudus dan sekitarnya bahwa karena suatu hal, maka pengajian akbar Ustaz Abdul Somad dibatalkan," bunyi dari selebaran tersebut.

Lantas bagaimana tanggapan pihak panitia? Dari penelusuran Tribun Jateng, Yudi Ernawan, salah satu panitia penyelenggara pengajian memebenarkan terkait pembatalan pengajian.

"Iya, benar. Dibatalkan," kata Yudi saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (9/7/2018).

Yudi juga enggan menjelaskan penyebeb dibatalkannya pengajian. Saat dikonfirmasi apakah ada intervensi dari pihak luar, Yudi tak menanggapinya.

"Karena suatu hal," katanya singkat.

Biografi UAS

Siapa yang tak kenal dengan Ustaz Abdul Somad (UAS)? Somad, sebagai seorang pendakwah.

Videonya pun banyak menyebar di media sosial dan sudah populer di seluruh penjuru Indonesia.

Nama Ustaz Abdul Somad (UAS) semakin melejit setelah direkomendasikan oleh para ulama sebagai salah satu cawapres Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Walau demikian, tak banyak orang yang mengetahui latar-belakang Ustaz Abdul Somad.
Berdasarkan referensi dari beberapa video ceramah Ustaz Abdul Somad yang diunggah ke YouTube, Warta Kota mencoba merangkum latar belakang UAS.

UAS lahir pada hari Rabu, 18 Mei 1977 atau 30 Jumadil Awal 1397 H di sebuah kampung yang bernama Silo Lama, Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Moyangnya adalah Syekh Abdurrahman yang pernah belajar ilmu agama Islam di Mekkah, Arab Saudi.

Sepulangnya dari Mekkah, Syekh Abdurrahman menghadap Sultan Asahan dan diberikan sebidang tanah yang kemudian di atasnya dibangun sebuah rumah.

"Lalu dibuatnyalah rumah yang masih ada sampai sekarang, namanya rumah besar, satu arsitek dengan Istana Lima Laras di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara," ujar Ustaz Abdul Somad.

Di tempat itulah Syekh Abdurrahman membangun biduk rumah tangga hingga turun-temurun sampai ke generasi Ustaz Abdul Somad.

"Kemudian beranak pinaklah Syekh Abdurrahman tadi, punya anak perempuan bernama Siti Aminah, Siti Aminah punya anak perempuan bernama Hajjah Rohana, Hajjah Rohana punya anak itulah saya Abdul Somad," tutur UAS.

Walaupun moyangnya adalah seorang Syekh, Ustadz Abdul Somad tidak dianggap demikian, sebab Sumatera Utara menganut paham patrilinial atau berdasarkan keturunan ayah.

"Tapi saya tidak dianggap keturunan Tuan Syekh karena dari pihak perempuan. Makanya kalau ada yang bertanya keturunan Tuan Syekh, tidak saya bilang. Terus, ayah saya petani, orang biasa. Kami bukan keturunan bangsawan, bangsa yang hidup di awan," kata UAS.

Ustaz Abdul Somad menempuh pendidikan dasar di SD Al-Washliyah Medan dan tamat tahun 1990.

Ia lalu melanjutkan ke MTs Mu'allimin Al-Washliyah yang juga masih di Medan dan tamat tahun 1993.

Selama satu tahun setelahnya, UAS menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Arafah, Deliserdang, Sumatera Utara.

Kemudian keluarga UAS memutuskan untuk merantau ke Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, bekas kerajaan Melayu Pelalawan yang merupakan pecahan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Di tanah perantauan itu UAS melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu sampai lulus tiga tahun kemudian.

Pada tahun 1998, UAS mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
UAS dan 99 orang lainnya berhasil menyingkirkan 900 peserta yang ikut seleksi.

"Lalu kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar tahun 1998 sampai 2002. Empat tahun saya pulang, melanjutkan ke UKM, Universiti Kebangsaan Malaysia jurusan FPI, Faculti Pengajian Islam," ucap Ustad Abdul Somad.

Namun Di UKM Malaysia, UAS hanya sempat kuliah selama dua semester saja.

Ia kemudian mendapatkan beasiswa S2 dari The Moroccan Agency of International Cooperation di Dar El-Hadith El-Hassania Institute, Maroko.

"Lalu dapatlah tahun 2004 saya berangkat, 2006 akhir dapatlah gelar setelah dua tahun di sana dari Darul Hadits di Rabat, nama gelarnya DESA. Tapi malu saya memakainya. Masa jauh-jauh balik Desa. Jadi saya tulis ajalah Lc, MA. Karena kebanyakan orang pakai MA," kata UAS.
Menurutnya, Dar El-Hadith El-Hassania Institute, Maroko, setiap tahunnya hanya menerima 20 mahasiswa melalui jalur beasiswa.

15 di antaranya diperuntukkan bagi pelajar Maroko dan 5 sisanya diperebutkan oleh pelajar dari seluruh dunia.

"AMCI memberi beasiswa tujuh tahun, saya baru habiskan dua tahun, berarti ada jatah lima tahun lagi. Tapi kata emak saya waktu saya mau lanjut Doktor, tak ada gunanya kau balik Doktor kalau aku almarhumah. Akhirnya saya baliklah. Itulah mengapa saya tak Doktor. Kesal seumur hidup tak dapat dijemput balik. Makanya kalau udah salaman, kenalkan Doktor, aduh ciut saya," ujar UAS.

Setelah selesai wisuda, UAS menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Arab Saudi.

Kebetulan waktu itu musim haji pada bulan Desember.

Selesai berhaji, UAS terbang dari Jeddah ke Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam menggunakan pesawat Royal Brunei.

"Itulah singgah saya ke rumah guru saya Haji Armawi Abdurrahman. Beliau juara Musabaqoh Tahfiz Quran di Mekkah Al-Mukarramah tahun 1987-1988. Kemudian beliau mengajar di Pondok Tahfiz Quran. Jadi saya dapat info, ustad saya mau datang ke Brunei, datanglah, maksudnya mau transit kalau bisa dapat kerja di Brunei," tutur UAS.

Setelah melamar pekerjaan ke sejumlah tempat, UAS lalu pulang ke rumah orangtuanya di Riau dan menjadi dosen di sebuah universitas swasta.

Ia kemudian mengikuti tes untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.

UAS mendapatkan kabar bahwa dirinya diterima sebagai dosen kontrak di universitas yang ada di Brunei Darussalam.

"Hari itu pikiran bercabang. Kata emak saya tak usahlah kau pergi lagi karena sudah terlalu lama jauh. Anak tak banyak, saya anak pertama adik saya anak ke-dua. Kau di sini sajalah walaupun hujan batu di sini hidup juga kau nanti. Itu skenario Allah SWT," ucap UAS.

Simak videonya di sini

(*)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Ustadz Abdul Somad Diundang Kerajaan Malaysia, Singgung Penolakan di Semarang dan Grobogan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved