Cerita Ketua DPRD Prasetio Edi Saat Era Ahok, Brankas Uang APBD Seperti Sarang Ular Kobra. . .

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi merupakan ketua tim pemenangan pada saat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat

Editor: rida
Warta Kota/Warta Kota/Henry lopulalan
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri) berjabat tangan dengan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi (kanan) sebelum rapat Fasilitasi, Mediasi dan Klarifikasi Mengenai Evaluasi RAPERDA/APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015 di Kantor Kemendagri di Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (5/3). Rapat tersebut digelar terkait kisruh antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta dalam RAPBD DKI Jakarta 2015. (Warta Kota/henry lopualan) 

TRIBUNJAMBI.COM- Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi merupakan ketua tim pemenangan pada saat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat maju pada Pilkada DKI 2017.

Padahal, dulu Prasetio pernah berselisih dengan Basuki atau Ahok ketika dia belum terlalu mengenalnya.

Prasetio mengungkapkan awal-awal hubungannya dengan Ahok saat dia baru menjabat sebagai ketua DPRD.

Baca: Sempat Jadi Lawan Ahok Bestari: Saya Belajar Tentang Ahok Sedikit Demi Sedikit, Ternyata Dia. . .

Baca: Ahok Dapat Remisi 2 Bulan, Benarkah 4 Bulan Lagi Akan Bebas Murni?

Baca: Giliran Mantan PD Dharma Jaya yang Buka Suara, Akui Pecat Sejumlah Pegawai Atas Perintah Ahok

"Saya ini sebenarnya preman, kok tiba-tiba saya diberi kesempatan jadi ketua DPRD. Wah kerjanya apa ya ini? Saya enggak tahu. Tapi saya ikut fit and proper dan saya yang terpilih. Akhirnya saya tahu Pak Ahok ini setelah 1-3 bulan," ujar Prasetio saat peluncuran buku "Kebijakan Ahok" di Gedung Filateli, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).

Prasetio kemudian mau tidak mau harus lebih mengenal Ahok setelah dilantik sebagai gubernur.

Pada saat itulah baru terasa bahwa Ahok begitu ceplas ceplos.

Bahkan Ahok berkali-kali menuding DPRD DKI memakan anggaran siluman.

Prasetio mengaku dia bingung dengan tudingan Ahok karena belum lama menjabat sebagai ketua dewan.

Saat itu dia merasa kesal dengan Ahok.

"Saya sebagai ketua DPRD dan partai pendukung, saya kasih tahu enggak kapok-kapok juga, 'Hok, lo ini hebat, tetapi mulut lo enggak ada etikanya'," kata Prasetio.

Kejadian itu terjadi ketika Ahok mengirimkan APBD yang tidak dibahas bersama DPRD DKI ke Kemendagri.

a
(Dari kiri ke kanan) Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek, dan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi melakukan salam komando sebelum memasuki Gedung Blok F Kemendagri untuk rapat menyamakan persepsi tentang APBD 2015, Kamis (2/4/2015).(KOMPAS.COM/KURNIA SARI AZIZA)

Masalah itu juga yang melahirkan adanya hak angket DPRD DKI.

Kementerian Dalam Negeri sempat ambil alih untuk memediasi Ahok dan DPRD DKI.

Namun, justru pada saat mediasi itulah Prasetio semakin sebal dengan Ahok.

"Itu saya pernah hampir berantem sama dia, kondisinya benar-benar panas tuh," kata Prasetio.

Namun semakin lama, Prasetio semakin mengenal Ahok.

Prasetio mengakui bahwa di balik sikapnya, Ahok menciptakan sistem penganggaran yang transparan.

Dia berseloroh di setiap ruangan dinas selalu ada brankas untuk menyimpan uang APBD.

Namun, kini brankas itu sudah seperti sarang ular kobra karena selalu kosong.

Semua transaksi dilakukan secara non-tunai.

Dia pun ingin meniru ketegasan Ahok dalam menjalankan pemerintahan.

Prasetio mengaku kerap mengingatkan jajaran Pemprov DKI Jakarta.

Dia juga tidak akan segan menegur jajaran Pemprov DKI jika bekerja kurang maksimal.

Prasetio mengaku akan menerapkannya tiap rapat badan anggaran bersama SKPD.

"Saya belajar dari sahabat saya Ahok," kata dia.

Dapat Remisi 2 Bulan

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat pemotongan masa tahanan selama 2 bulan.

Remisi tersebut diberikan kepada Ahok bertepatan pada HUT ke-73 RI, Jumat (17/8/2018).

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Ade Kusmanto mengatakan, Ahok baru benar-benar dapat bebas dan selesai menjalani masa pidana pada Januari 2019.

"Remisi 2 bulan, tapi belum bebas. Baru bebas pada Januari 2019," ujar Ade saat dikonfirmasi, Kamis (16/8/2018).

Sebelumnya, saat peringatan HUT Ke-72 Republik Indonesia lalu, Ahok belum bisa memeroleh remisi karena belum menjalani masa tahanan selama enam bulan.

Baca: Akhirnya Djarot Saiful Hidayat Buka-bukaan, Ternyata Ini yang Ia Tidak Suka dari Ahok. . .

Baca: Giliran Mantan PD Dharma Jaya yang Buka Suara, Akui Pecat Sejumlah Pegawai Atas Perintah Ahok

Baca: Buku Kebijakan Ahok Guntur Romli: Anies Baswedan Dulu Ngejek Tapi Setelah Proyek Selesai Dia. . .

Ahok divonis 2 tahun penjara oleh hakim atas kasus penodaan agama pada Mei 2017.

Ahok kini ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Pemerintah memberikan penghargaan kepada 102.976 narapidana yang telah menjalani pidananya dengan baik.

Penghargaan berupa pemotongan masa tahanan ini diberikan bertepatan pada peringatan 73 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada tahun ini, para narapidana dianugerahi remisi umum atau pemotongan masa pidana sebanyak 1-3 bulan.

Adapun, dalam pemberian remisi kali ini, sebanyak 2.220 di antaranya langsung menghirup udara bebas.

Remisi ini diberikan kepada narapidana yang telah memenuhi persyaratan administratif dan substantif, khususnya mereka yang berkelakuan baik dan aktif mengikuti pembinaan.

Remisi diharapkan membuat seluruh narapidana menyadari akan pentingnya menegakkan integritas selama menjalani pidana.

Sebaliknya, apabila melakukan pelanggaran, sanksi tegas akan diberikan.

Yang Tidak Disukai Djarot dari Sosok Ahok

Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan ada satu sifat Basuki Tjahaja Purnama yang tidak dia suka.

Hal ini dia ungkapkan dalam peluncuran buku "Kebijakan Ahok" di Gedung Filateli, Kamis (16/8/2018).

"Yang saya enggak suka sama Pak Ahok, terus terang, kalau marahin orang itu di depan media, langsung di depan umum," ujar Djarot.

Djarot membenarkan bahwa Ahok (sapaan Basuki) tidak akan dendam dengan orang yang dia marahi.

Setelah marah, dia tidak akan membicarakannya di belakang.

Namun tetap saja, Djarot berpendapat seharusnya hal itu tidak dilakukan di depan umum.

Ahok pernah bertanya bagaimana cara Djarot menegur anak buah yang tak beres.

Djarot menjawab bahwa dia akan memanggil anak buah itu ke kantor dan menegurnya.

Baca: Buku Kebijakan Ahok Guntur Romli: Anies Baswedan Dulu Ngejek Tapi Setelah Proyek Selesai Dia. . .

"Saya marahi di kantor, setelah itu kalau dia enggak benar ya sudah kita potong (pecat). (Kata dia) Mas lebih sadis," ujar Djarot.

Namun di luar itu, Djarot menilai Ahok fair dalam menilai anak buahnya.

Djarot mengatakan Ahok sering melakukan bongkar pasang pejabat.

Hal itu dilakukan untuk mempercepat roda pemerintahan.

"Kalau kau enggak bisa jalan kencang, minggir kau, pengganti masih banyak. Dan pada zaman Pak Basuki sebenarnya bongkar pasang jabatan sering, tapi itu dilakukan secara terbuka dan sesuai mekanisme," kata Djarot.

Luncurkan Buku Kebijakan Ahok

Teka-teki kabar dari Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 16 Agustus 2018 terkuak sudah.

Bukan bebas apalagi istri baru, Ahok hari ini meluncurkan bukunya 'Kebijakan Ahok'.

Buku ini ia tulis selama mendekam di Mako Brimob.

Politis PSI Guntur Romli sebelumnya telah memberi tahu bahwa akan ada lounching buku Ahok hari ini.

Ia tampak antusias dan semangat membahas hal ini di laman twitternya.

Disebutkannya buku #KebijakanAhok  berisi catatan-catatan Ahok dalam membangun Jakarta, apa saja "policy" (kebijakan) Ahok.

"Buku #KebijakanAhok tidak hanya berisi tentang policy (kebijakan) tapi juga legacy (warisan) Ahok saat memimpin Jakarta, baik pembangunan infrastruktur & pembangunan manusianya,"cuitnya.

"Kita juga akan tahu, berapa banyak warisan Ahok yg dirintis & dibangun dr zaman Ahok & diresmikan oleh @aniesbaswedan yg dulu sering ngejek Ahok cuma fokus bangun benda mati, tp stlah proyek Ahok selesai, dia paling depan meresmikan #KebijakanAhok," ungkapnya.

Sebelumnya, publik sempat bertanya-tanya kejutan yang akan diberikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) pada tanggal 16 Agustus 2018 tepat dihari Kamis ini.

Masyarakat yang notabene para pendukung Ahok itu sudah beberapa hari belakangan menunggu momen tanggal 16 agustus seperti yang pernah dikabarkan dalam akun instagram Ahok.

Dalam postingan tersebut terdapat gambar patung yang berada di Lapangan Banteng Jakarta.

"KAMU TAU NGGAK ITU PATUNG APA DI LAPANGAN BANTENG? ITU ADALAH MONUMEN PEMBEBASAN IRIAN BARAT. BANYAK ORANG NGGAK TAHU ANGKATAN SEKARANG. DULU KITA PERNAH PERANG HEBAT MELAWAN IRIAN BARAT DENGAN SEKUTUNYA"

Nah, kemarin akun Instagram Ahok kembali mengingatkan kalau hari ini Ahok akan bicara blak-blakan tentang kebijakan yang pernah diterapkannya.

Dalam postingan itu juga mengajak orang-orang untuk 'mantengin' Instagram Ahok, @basukibtp untuk mengetahui info selanjutnya.

Sempat ada bocoran sedikit, kalau Ahok akan blak-blakan pada siang ini pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

Baca: Sejarah Paskibraka, Bermula dari Kelompok 10, Sempat Semua Pengibar Adalah Mahasiswa UI

Baca: Kisah Satu Kompi Batalyon Tangkap Imam Negara Islam Indonesia Kartosoewirjo, Dia Diperlakukan Secara

Baca: Buka-bukaan, Ini Kronologis Presiden Jokowi Minta Maaf ke Mahfud MD Sampai Bilang. . .

Rupanya, kejutan yang diberikan oleh Ahok pun akhirnya terkuak hari ini.

Kejutan itu berupa peluncuran buku serta surat yang ditulis Ahok dari balik jeruji besi tahanan Mako Brimob.

Surat tersebut ditulis Ahok lewat secarik kertas yang dibacakan di Gedung Filateli, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018) bersamaan dengan peluncuran buku 'Kebijakan Ahok'.

Surat yang ditulis Ahok pun dibacakan langsung oleh putra sulungnya yakni Nicholas Sean Purnama.

Nicolas pun langsung membacakan isi surat dari ayahnya itu untuk didengar oleh masyarakat.

Baca: Curhatan Mahfud MD, Andi Arief: Beda Dengan Tekanan Politik Ditukar Mahar Dalam Kasus Sandiaga Uno

"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini, untuk saya dan tim BTP," ujar Nicholas membacakan surat Ahok.

Ahok menceritakan, buku 'Kebijakan Ahok' ditulis dengan maksud kebijakan yang telah diambil selama menjadi pejabat publik, dapat menjadi pelajaran berharga untuk pembaca.

"Saya harap para calon anggota dewan dan kepala daerah dan orang awam yang mau mengetahui kebijakan yang saya ambil selama saya menjadi pelayan pejabat publik terutama DKI dapat mendapat masukkan atau tambahan untuk kebijakan publik yang akan mereka ambil," ucap Nicholas.

Bagi orang awam yang membacanya diharapkan dapat menjadi pembanding kebijakan Ahok dengan kebijakan pejabat di daerahnya.

"Semoga Tuhan memberi kita damai sejahtera dan keadilan. Salam BTP. Catatan: Panggil Saya BTP," ujar Nicholas menutup surat yang ditulis Ahok.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved