Fatmawati Tak mau Hadiri Pemakaman Soekarno, Alasannya Karena Istri-istri Suaminya

Kisah haru datang dari pengujung kehidupan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Peristiwa menyedihkan itu datang silih berganti

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Mun'im Idries Membantah Sebab Kematian Bung Karno Versi Ny. Ratna Sari Dewi 

Tentu saja aku kaget sekali mendengar berita itu. Bagaimana tidak.

Baca: Jalani Misi Super Rahasia Demi Susupi Tubuh GAM, Hal Gila pun Diciptakan Anggota Kopassus ini

Sehari sebelumnya sewaktu aku menengok Bapak ke rumah sakit, Bapak masih bisa membaca koran. Bahkan aku masih sempat meladeninya makan buah pepaya.

Namun tentu saja bila setiap kali aku dan kakak-kakakku pergi menengok Bapak, Ibu tak pernah ikut serta.

Memang sepertinya antara Ibu dan Bapak telah ada suatu "perjanjian" meskipun aku tak tahu persis apa isi perjanjian itu. Yang aku tahu persis, Ibu memang sama sekali tak mau bertemu muka dengan istri-istri Bapak.

Berzikir

Setibanya aku, kakak-kakakku dengan istri dan suaminya masing-masing di rumah sakit, tim dokter sedang berdiri mengerumuni tempat tidur Bapak.

Sementara aku dan kakak-kakakku belum diperbolehkan masuk ke kamar Bapak.

Setelah tim dokter meninggalkan Bapak, barulah aku masuk untuk melihat keadaan Bapak. Aku melihat Bapak mulai tidak sadar.

Sementara Ibu sendiri di Sriwijaya, begitu kami berangkat menuju rumah sakit, tidak henti-hentinya berzikir hingga akhirnya berita kematian Bapak sampai ke telinganya.

Baca: Siapa yang Bayar Iuran BPJS Suku Anak Dalam? Sengkarut Masalah Obat Alami Berangsur Musnah

Hanya sesaat aku dan kakak-kakakku berada di kamar Bapak, lalu kami diminta dokter untuk meninggalkan kamar.

Namun tidak lama kemudian, karena keadaan Bapak semakin buruk kami diminta dokter untuk menunggui Bapak.

Di saat-saat terakhir menjelang kepergian Bapak itulah aku hanya bisa berdoa dan berdoa...

Amanat

Pukul 07.00, Minggu 21 Juni 1970, Bapak menghembuskan napasnya yang terakhir. Aku bersyukur kepada Tuhan karena bisa menunggui kepergian Bapak.

Lalu kami diminta meninggalkan kamar Bapak, dan setelah itu aku melihat banyak sekali tentara yang katanya dari bagian dokumenter ada di dalam ruangan itu.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved