Ketika Warga Harus Mandi dan Mencuci Pakaian di Air Sungai yang Keruh dan Kotor. . .

Musim kemarau tiba, sebanyak 12 dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dilaporkan mulai dilanda kekeringan.

Editor: rida
Warga Desa Cekel, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengumpulkan air dari lubang galian di dasar sungai yang mengering, Minggu (3/9/2017). Warga terpaksa harus menggali tanah di alur sungai yang tandus demi mendapatkan air akibat kemarau panjang yang melanda wilayah ini.(KOMPAS.com/Puthut Dwi Putranto) 

TRIBUNJAMBI.COM- Musim kemarau tiba, sebanyak 12 dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dilaporkan mulai dilanda kekeringan.

Dampak yang sangat dirasakan masyarakat, di antaranya kesulitan mendapatkan air bersih.

Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Selasa (31/7/2018) mendapatkan laporan resmi dari 9 kecamatan meliputi 17 desa dan 1 kelurahan.

"Sampai sekarang 9 kecamatan yang melaporkan di wilayahnya mengalami kekeringan,'' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada Kompas.com melalui pesan whatsapp, Kamis (2/8/2018).

Menurut dia dampak kekeringan dari 9 kecamatan tersebut mayoritas masyarakat mengalami kesulitan air bersih.

Sejumlah anak memanfaatkan air sungai Cimahi yang keruh dan kotor untuk berenang dan mandi di Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (30/7/2018)(KOMPAS.com/BUDIYANTO)
Sejumlah anak memanfaatkan air sungai Cimahi yang keruh dan kotor untuk berenang dan mandi di Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (30/7/2018)(KOMPAS.com/BUDIYANTO) ()

Karena sumur-sumur milik warga sebagai sumber air mulai surut bahkan sudah banyak yang kering.

Sebagai langkah antisipasi pada musim kemarau ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah menetapkan siaga kekeringan, sejak 16 Juli 2018 hingga 30 September 2018 mendatang.

''Kami sudah mengimbau kepada seluruh wilayah untuk memantau dan segera melaporkan bila ada daerah terdampak kekeringan,'' ujar dia.

Maman menjelaskan tindakan yang sudah dilaksanakan BPBD dalam menanggulangi kesulitan air sudah beberapa kali menyalurkan air bersih ke beberapa lokasi.

''Dua mobil tangki masing-masing 5.000 liter sudah disalurkan di antaranya ke wilayah Kecamatan Cibadak, Bantargadung,'' jelasnya.

Selain itu, pihak BPBD juga terus mendata potensi sumber air di wilayah-wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.

Selanjutnya akan dilaksanakan program pipanisasi dari sumber air hingga ke permukiman atau perkampungan.

Salah seorang warga di Kampung Sekarwangi, Kelurahan Cibadak, Nurhayati (42) mengakui sudah sekitar sebulan sumurnya sudah mulai mengering.

Untuk memenuhi keperluan mencuci pakaian dan peralatan dapur serta mandi terpaksa harus ke sungai Cimahi.

Namun air sungai Cimahi saat musim kemarau ini keruh dan kotor diduga terpapar limbah.

''Paling setiap pagi, air dari sumur ada tiga ember. Cukuplah untuk memasak dan minum,'' aku Nurhayati.

''Kalau untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga harus ke sungai Cimahi. Tapi kalau lewat jam sembilan airnya sudah kotor dan keruh,'' sambung dia sambil mengeluh.

Aas (46) seorang pemilik warung nasi padang mengakui meminta air bersih ke tetangga untuk memenuhi keperluan minum dan memasak di warungnya.

Karena sumur yang ada di warung miliknya sudah kering dalam dua pekan terakhir ini.

''Kalau mencuci ikan, daging ayam dan lainnya langsung di pasar, karena airnya ada. Kalau di sini, saya minta tetangga yang langganan PDAM,'' aku dia warga Jalan Raya Sukabumi-Bogor, Kampung Sekarwangi.

Sementara Kepala Desa Sekarwangi, Anwar Saepudin menjelaskan di wilayahnya terdapat lima kampung kesulitan air bersih.

Yaitu Kampung Bantarmuncang, Bantarmuncang Permen, Cikiwul Tonggoh, Cikiwul Lebak dan Bantarsari.

"Kesulitan air bersih ini setelah adanya perbaikan irigasi. Karena di sini air sumurnya berasal dari resapan air dari saluran irigasi yang sekarang sedang diperbaiki," kata Anwar disela-sela penyaluran air.

"Selain warga kesulitan air, juga dampaknya sekitar 20 hektar areal persawahan kekeringan dan terancam gagal panen," sambung dia.

Sembilan kecamatan yang melaporkan kekeringan, antara lain di wilayah utara yakni Kecamatan Cibadak di Kelurahan Cibadak dan Desa Sekarwangi, Kecamatan Parungkuda di Desa Palasari Hilir dan Langensari, Kecamatan Gunungguruh di Desa Gunungguruh, Kecamatan Kabandungan di Desa Kabandungan.

Di wilayah selatan meliputi Kecamatan Bantargadung di Desa Bojonggaling, Bantargadung dan Boyongsari, Kecamatan Warungkiara di Desa Sirnajaya, Kecamatan Cikakak di Desa Cileungsing dan Sukamuju, Kecamatan Waluran di Desa Waluran Mandiri dan Mangunjaya serta Kecamatan Lengkong di Desa Tegal Lega, Lengkong, Neglasari dan Langkapjaya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved