Kisah 4 Penjelajah Salah Masuk Lokasi, Bertemu dengan Suku Kanibal Akhirnya Jadi Begini

Sensasi dari petualangan yang hebat adalah hal-hal yang tidak pernah diketahui akan dihadapi.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
listverse
Pembantaian misionaris 

TRIBUNJAMBI.COM - Sensasi dari petualangan yang hebat adalah hal-hal yang tidak pernah diketahui akan dihadapi.

Risiko dan imbalan harus dipertimbangkan pada setiap perjalanan eksplorasi.

Kapal yang mungkin tenggelam, penyakit menular, dan kemungkinan lainnya harus dipertimbangkan secara matang.

Namun, ada beberapa penjelajah yang harus menanggung risiko besar karena penjelajahan mereka.

Baca: Dance Keke Challenge Mewabah, Limbad dan 5 Artis ini Curi Perhatian! Awas Salfok Lihat Nomer 4

Baca: Harga Komoditi Perkebunan di Tanjabbar di Tingkat Penampung dan Tengkulak Merosot

Bukan hanya berakhir dengan mati, tetapi dia diyakini telah dimakan ooleh kanibal.

Pada tahun 1878, Pendeta Metodis, George Brown mengirim empat misionaris Fiji ke Papua Nugini.

Seperti halnya perjalanan misi, apa yang mereka jalankan tidaklah mudah, kegagalan atau keberhasilan yang didapat, mereka tidak tahu.

 
Dalam perjalanan ini, para anggota suku Tolai tampaknya tidak terkesan dengan misi yang dibawa oleh para misionaris.

Baca: Mulai Besok, DLH Gelar UJi Emisi Gratis Selama 3 Hari

Penduduk suku akhirnya membunuh dan memakan mereka berempat atas perintah seorang pemimpin suku bernama Taleli.

George Brown, yang tampaknya melupakan prinsip dasar filsafat agamanya, meluncurkan serangan balasan terhadap penduduk pulau.

Dia membakar seluruh desa yang diyakini memiliki hubungan dengan pembunuhan dan menewaskan sedikitnya sepuluh orang.

Pada akhirnya, otoritas kolonial Inggris membebaskan Brown dari kesalahan apa pun.

Brown berkata, "Penduduk pribumi menghormati kami lebih dari yang mereka lakukan dan karena mereka semua mengakui keadilan atas tujuan kami, mereka tidak menyimpan niat jahat."

Sebaliknya sebuah surat kabar mengatakan bahwa jika misionaris justru menyebabkan perang balasan, yang berkembang menjadi perang pemusnahan, sebaiknya mereka menarik misi tersebut dari orang-orang liar yang tidak menghargai manfaat misi tersebut.

Pada 2007, suku Tolai, yang tidak lagi mempraktikkan kanibalisme menawarkan permintaan maaf resmi atas pembunuhan tersebut.

Sumber : Intisari

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved