Sarang Pemberontak Diobrak-abrik oleh 30 Anggota Kopassus yang Dijuluki 'Hantu Putih' Karena Aksinya
Pasukan khusus angkatan TNI satu ini selalu mencatatkan cerita ekstrem dalam setiap aksinya, bahkan mendengar aksinya saja
TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan khusus angkatan TNI satu ini selalu mencatatkan cerita ekstrem dalam setiap aksinya, bahkan mendengar aksinya saja sudah sangat menegangkan.
Ya, selalu ada saja kisah yang menggemparkan di balik sepak terjang anggota Kopassus.
Anggota Kopassus kerap menciptakan sejarah dalam pertahanan dan perlawanan bangsa.
Kekuatan mereka yang tak tertandingi tak hanya diakui bangsa Indonesia, di negara lain pun jejak mereka diakui dan diapresiasi.
Anggota Kopassus bahkan sempat mencetak sejarah melegenda di PBB.
Peristiwa tersebut terjadi saat anggota Kopassus yang masih bernama RPKAD, diminta PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo, pada 1962.
Baca: Ketika Ilmu Debus Kopassus TNI AD Dikeluarkan dan Buat Pasukan Khusus AS Kebingungan Menanganinya
Baca: Ketika Juri Americas Got Talent 2018 Ketakutan Melihat Aksi The Sacred Riana
Kala itu, Kongo tengah dilanda badai mencekam akibat adanya kumpulan pemberontak.
Akhirnya, Indonesia pun mengirimkan tim terbaik yang dikenal sebagai pasukan Garuda III.
Letjen Kemal Idris lah yang saat itu memimpin pasukan Garuda III.
Mereka bermarkas di kawasan Albertville.
Selama bertugas di sana, pasukan Garuda III mudah beradaptasi dengan warga setempat.
Para anggota Kopassus kerap berinteraksi hingga mengajarkan cara memasak makanan Indonesia.
Tak heran, warga kerap menaruh kepercayaan tinggi.
Alhasil, pergaulan hangat yang dijalin pasukan Garuda III, membuat warga turut bersimpati atas program yang dilancarkan untuk mengamankan daerah tersebut dari pemberontak.
Baca: Ketika Pasukan Elite Laut Malaysia Berguru dengan Kopaska TNI AL & Kagum Karena Tragedi Masa Lalu
Baca: Deretan Senapan Milik Sniper yang Sering Buat Keder Musuh, Satu Diantaranya Dipakai Kopaska TNI AL
Hal ini membuat warga tanpa pamrih memberikan bocoran, terkait akan adanya serangan dari gerombolan pemberontak.
Memang benar, suatu waktu markas pasukan Garuda III diserang para pemberontak.
Pemberontak merasa terusik terhadap kehadiran pasukan Garuda III.
Penyerbuan para pemberontak pada tengah malam ini, membuat markas terkepung.
Penyerangan secara tiba-tiba terdiri dari 2 ribu pemberontak, sedangkan pasukan di markas hanya 300 orang.
Akhirnya, pasukan Garuda III pun mencoba bertahan dan balik menyerang.
Pertempuran kedua pihak pada dini hari, membuat kawasan tersebut semakin mencekam.
Adanya baku tembak ini membuat sejumlah pasukan Garuda III mengalami cedera ringan.
Menjelang subuh, para pemberontak pun balik kanan.
Baca: Kalah Jumlah, Kisah Nekat 4 Marinir Indonesia Ini Sukses Bikin Kapal Selam Malaysia Mundur
Baca: Kisah Marinir Indonesia Buat Inggris Malu di Malaysia Hingga Tutupi Rahasia ini Karena Kekalahannya
Namun, pasukan Garuda III justru tak tinggal diam. Mereka menyiapkan strategi untuk balik menyerang
Akhirnya, 30 anggota Kopassus pun diturunkan menjadi tim paling depan.
Pagi hari, 30 anggota Kopassus ini memulai perjalanan menuju lembah mematikan, disebut 'no man's land' atau kawasan tak bertuan di atas kekuasaan pemberontak.
Mereka melakukan pergerakan dalam tiga kelompok.
30 anggota Kopassus ini menyamar menjadi warga Kongo.
Tubuhnya dilumuri arang, kemudian membawa bakul sayuran, kambing, dan sapi.
Mereka berjalan menyusuri danau. Setelah matahari terbenam, mereka memantapkan strategi penyerangan, sambil beristirahat di tepi danau.
30 anggota Kopassus yang nekat ini melancarkan serangannya.
Baca: HUT Bhayangkara ke 72, Polres Kerinci Gelar Turnamen Tenis Kapolres Cup II
Baca: What The Fluff Challenge Saksikan Tingkah Hewan dan Pemilik yang Menggemeskan, Kamu Juga Bisa
Bagaimana 30 anggota Kopassus bisa menyerang maskas pemberontak yang ditinggali ribuan orang?
Strategi cerdas pun dilakukan, tanpa diawali gempuran bom.
Tepat pukul 12 malam, anggota Kopassus ini beraksi.
Mereka membungkus diri menggunakan kain putih di atas kapal hitam.
Kain putih itu pun melayang-layang tertebak angin malam.
Semerbak bawang putih tercium dari sosok mereka yang melayang-layang bak hantu gentayangan.
Ya, mereka sengaja mengayamar menjadi hantu. Hal ini dilakukan untuk menundukan pasukan pemberontak itu.
Pasalnya, pemberontak itu percaya dan sangat takut pada hantu putih.
Hal itulah yang dimanfaatkan anggota Kopassus untuk memberikan serangan ampuh.
Baca: Kisah Kopaska di Konfrontasi ”Ganjang Malaysia” Ingin Kibarkan Merah Putih di Malaysia & Singapura
Baca: Kisah Bergabungnya Denjaka, Kopaska dan Kopassus Tumpas Perompak Somalia yang Sandera WNI
Terbukti, saat 'hantu putih' itu mendekat menerobos pintu masuk, para pemberontak gemetar ketakutan.
Padahal, mereka memiliki senjata lengkap, tapi kali ini pemberontak itu tak bisa berkutik.
Kala itu, mereka percaya ada hantu putih di hadapan mereka. Oleh karena itu, mereka tak berani melawan.
Dalam waktu 30 menit saja, markas pemberontak pun terkuasai. Sebanyak 3000 pemberontak menyerah mohon ampun.
Memang terlihat mustahil, Panglima PBB Kongo Letjen Kadebe Ngeso pun seakan tak percaya.
Namun, ini adalah strategi nyata yang kemudian menjadi legenda dalam sejarah penjaga perdamaian PBB.
Keberhasilan 30 hantu putih ini, membuat warga Kongo kagum.

Warga Kongo bahkan menjuluki si pasukan hantu putih ini dalam sebutan Les Spiritesses.
Kisah perlawanan 30 anggota Kopassus di Kongo ini sempat ditulis oleh pemilik akun Kaskus, Agung Mina.
Dalam artikel yang ditulisnya berujudul LES SPIRITESSES - Kisah Kontinden Garuda III di Kongo, 1962, menyebutkan kisah rinci ini berdasarkan informasi dari intelijen.
Semoga kisah ini bisa menambah wawasan Anda!
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kecerdasan Kopassus Tembus Sarang Pemberontak, 30 'Hantu Putih' Tundukkan Ribuan Musuh Seketika, http://jabar.tribunnews.com/2018/07/22/kecerdasan-kopassus-tembus-sarang-pemberontak-30-hantu-putih-tundukkan-ribuan-musuh-seketika?page=all
IKUTI IKAMI DI INSTAGRAM: