Cultural Visit Media Gathering 2018
Sensasi Mengarungi Sungai Elo 12,5 Kilometer
Hanya menatap aliran saja, lelah dan penat rasanya langsung hilang. Di ujung sana, bebatuan memecah arus sungai
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Suang Sitanggang
Media gathering dalam balutan cultural visit 2018 yang dilaksanakan PT Djarum, 8-12 Juli 2018, melukiskan kesan luar biasa bagi 100 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Semua peserta diajak menapaki situs bersejarah, menjelajahi alam, dan kegiatan menarik lainnya.
Menikmati alam nusantara yang sangat eksotis sangat ditunggu-tunggu peserta cultural visit. Untuk urusan eksplorasi keindahan alam, panitia membawa peserta mengunjungi tebing breksi. Tidak itu saja, panitia juga membawa peserta untuk menikmati sensasi mengarungi Sungai Elo.
Sungai ini terletak di Desa Pare, Kelurahan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Air Sungai Elo jauh lebih jernih dibandingkan Sungai Batanghari di Jambi.
Hanya menatap aliran saja, lelah dan penat rasanya langsung hilang. Di ujung sana, bebatuan memecah arus sungai.
Namun tak lengkap bila tidak merasakan sensasi mengarunginya. Rafting. Kru dari PT Djarum dan panitia sudah mengetahui keinginan peserta untuk mengarungi sungai ini.
Semua akhirnya diajak untuk rafting di sungai yang berada di kaki Gunung Tidar ini. Namun tidak semua ikut. Ada yang takut untuk menikmati arung jeram, tapi itu sebagian kecil.
Peserta diangkut dengan menggunakan belasan mobil mirip angkutan kota dari Base Camp Citra Elo menuju start point. Perjalanan menggunakan mobil yang bangkunya berhadapan ini.
Butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke lokasi yang nantinya titik awal dimulainya rafting.
Terpancar rasa bahagia di wajah para peserta cultural visit 2018 saat sudah sampai di start point.
Seolah tak sabar lagi untuk langsung terjun ke sungai, peserta langsung mengambil pelampung saat diturunkan dari mobil, lalu dipasangkan ke badan. Helm juga langsung ditempel ke kepala.
Kru dari Citra Elo kemudian perlahan mengeluarkan peralatan lainnya yakni perahu karet dan dayung. Satu per satu peserta mengambil dayung.
Beberapa mencoba mengayuh dalam posisi berdiri, seolah-olah sudah berada di atas perahu karet. Dilihat dari cara memegang dayung, bisa dipastikan belum semua pernah mengikuti rafting. Cara memegang dayung banyak yang salah.

Namun tak masalah walau belum mahir, atau bahkan tak bisa mendayung sama sekali. Semua diajak berbaris untuk mendengarkan pengarahan dari pemandu. Cara rafting yang benar hingga teknik penyelamatan diajarkan pemandu bernam Gufron.
Pemandu ini sosok yang humoris. Dia sukses membuat peserta rafting tertawa terpingkal-pingkal karena penjelasan yang dibubui humor.