Dahulu Neil Amstrong, Tapi Mengapa Kini Astronaut Nyaris Tak Pernah Lagi ke Bulan?

Pernah mendaratkan 12 orang di Bulan secara berkala tetap menjadi salah satu prestasi terbesar NASA.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
CNN Indonesia

TRIBUNJAMBI.COM - Pernah mendaratkan 12 orang di Bulan secara berkala tetap menjadi salah satu prestasi terbesar NASA.

Sosok yang terkenal yakni Neil Amstrong mendarat di bulan dalam program Apollo 11 bulan Juli 1969.

Para astronaut mengumpulkan batu, mengambil foto , bereksperimen, menancapkan bendera, dan kemudian pulang.

Baca: Para Wanita Polandia pun Sibuk Berlatih Perang, Takut Diserbu Pasukan Rusia Yang Dikenal Ganas

Begitu juga pada program Apollo 17 (1972), di mana astronout selama seminggu berada di Bulan.

Lebih dari 45 tahun setelah pendaratan astronot di Bulan terakhir pada program Apollo 17 itu, ada berbagai alasan mengapa kita belum juga ke sana lagi.

Baca: Jelang Asian Games 2018 Timnas U-23 Indonesia Lakukan Hal Ini untuk Persiapan Tanding

4. Biaya yang Mahal

NASA
NASA (ETHNews.com)

Sebuah undang-undang yang ditandatangani pada Maret 2017 oleh Presiden Donald Trump memberi NASA anggaran tahunan sekitar US $ 1,5 miliar atau sekitar Rp 217 triliun.

Total anggaran itu dialokasikan untuk berbagai bidang, seperti proyek roket raksasa, dan misi yang sangat jauh ke matahari serta ujung tata surya.

Anggaran ini relatif kecil dibandingkan yang pernah didapat dahulu.

Baca: Usianya Baru 6 Bulan, Tapi Rambut Bayi Kecil Ini Sangat Luar Biasa Tebalnya

3. Politik

Presiden Donald Trump
Presiden Donald Trump (NJ.com)

Presiden Trump tentu memiliki rencana untuk mendaratkan astronot NASA kembali ke bulan.

Namun dia menjanjikan waktu yang kapan-kapan sekitar tahun 2023.

Ini berarti kemungkinan hanya akan terjadi jika Trump kembali terpilih pada putaran kedua pemilihan presiden nanti pada 2020.

Dan di situlah letak masalah besar lainnya: politik partisan/ golongan.

Baca: Kisah Pilu Tentara Wanita Korut, Diminta Buka Baju oleh Sang Jenderal & Rasakan Hal Ngeri Tiap Malam

2. Bulan itu Sendiri

Bulan
Bulan (The Verge)

Bulan dipercaya sebagai jebakan kematian bagi manusia.

Permukaannya dipenuhi dengan kawah dan batu yang dapat mengancam kestabilan pendaratan.

Namun kekhawatiran yang lebih besar adalah apa yang telah dihasilkan oleh ribuan dampak meteorit: regolith (debu bulan).

Baca: Inneke Koesherawati Sempat Unggah Ini Sebelum Dikabarkan Terjerat OTT KPK

Ada juga masalah dengan sinar matahari.

Selama 14,75 hari sekali, permukaan bulan lebih mirip neraka mendidih karena paparan langsung matahari yang keras.

Namun, meski begitu NASA telah merancang pakaian antariksa anti debu yang tahan paparan matahri.

1. Generasi Miliarder Mungkin Akan ke Bulan

SpaceX
SpaceX (tgrthaber.com.tr)

"Ada generasi miliarder yang luar biasa," kata astronot Jeffrey Hoffman sebagaimana dilansir pada Sciene Alert, Minggu (15/7/2018).

Selama sepuluh tahun terakhir, inovasi teknologi luar angkasa tidak hanya didominasi oleh NASA, Boeing dan Lockheed.

Baca: Sering Bikin Gentar Navy Seal, Denjaka! Pasukan Khusus TNI AL yang Misterius Dalam Tiap Misi

Pernyataan ini tentu saja mengacu pada sosok Elon Musk dan perusahaan roketnya, SpaceX.

Serta Jeff Bezos, yang menjalankan perusahaan dirgantara rahasia bernama Blue Origin.

SpaceX bahkan mungkin akan lebih dahulu mendarat di Bulan sebelum NASA atau Blue Origin.

SUMBER: Intisari Online

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved