Ingat Tukang Bakso di Unja yang Sempat Viral? Sempat Pontang-panting Begini Keadaannya Sekarang

Masih ingat dengan pedagang bakso di Kampus Universitas Jambi yang viral karena diduga menggunakan olahan daging babi?

Editor: bandot
Dewi Rosinta
Tarsyid pedagang bakso yang sempat viral di Media Sosial karena dilaporkan menggunakan daging babi. Setelah hasil laboratorium negatif mengandung babi, kini dirinya kembali berjualan dan ramai pembeli 

TRIBUNJAMBI.COM - Masih ingat dengan pedagang bakso di Kampus Universitas Jambi yang viral karena diduga menggunakan olahan daging babi?

Pedagang yang bernama Tarsyid ini sempat berurusan dengan polisi karena dilaporkan menggunakan daging babi pada bakso yang dijualnya.

Namun belakangan tudingan tersebut tak terbukti.

Meski mempunyai pengalaman buruk dilaporkan ke polisi namun hal ini tak membuat Tarsyid jera untuk berjualan.

Tarsyid kini masih tetap berjualan bakso tusuk (baktus).

Uniknya kini baksonya tersebut dinamakan "Bakso Viral" oleh pembeli.
Tempatnya di Jalan Lintas Jambi-Muara Bulian, Mendalo Darat, Jambi Luar Kota.

Tarsyid (51) dan istrinya, Yuli (41) memulai kembali berjualan baktus setelah diciduk pihak kepolisian Maret lalu di depan gedung Balairung Universitas Jambi.

Saat itu baktus dagangannya dilaporkan mengandung daging babi.

Setelah diperiksa kembali, terungkap daging dalam baksonya negatif mengandung daging babi.

Bahkan setelah pemeriksaan selesai, dagangannya habis diborong pihak kepolisian.

Baca: Anak Tega Mutilasi Ibu Kandung di Pontianak, Beginilah Detik-detik Saat Pelaku Berhasil Ditangkap

Awalnya Tarsyid dan keluarga sangat terpukul, hingga ia dilarang pihak kampus berjualan di tempat biasa (Balairung).

"Saya sedih, apa lagi istri saya. Sesudah dinyatakan tidak bersalah, malah tidak boleh jualan di sana lagi," ungkapnya, Kamis (5/7/2018).

Sembari pontang-panting mencari tempat baru, Tarsyid mencoba jualan di depan gerbang Unja.

Namun pihak keamanan kembali melarang berjualan di sekitaran kampus.
Tarsyid tak patah arang, ia kembali mencari di depan Unja, namun harganya tidak sesuai kantong.

"Banyak ruko di depan Unja, sudah terisi semua. Ada pun harganya rata-rata belasan sampai puluhan juta," tambahnya.

Baca: Unik, Anak Kembar Non-identik di Yogyakarta Ini Diberi Nama Keren, Ada Angkanya Loh!

Setelah dapat tempat baru ia mulai berjualan.

Awalnya sangat sepi, tapi kemudian beberapa pengunjung kembali berdatangan.
Mereka menyebarkan informasi yang benar lewat media sosial, dan akhirnya kembali seperti semula (pengunjungnya).

Tarsyid mengontrak rumah untuk jualan dengan harga delapan juta pertahun.
"Awalnya susah nyari tempat, dapat yang ini awalnya sepi. Bayar sewa juga diberi tenggak sebulan," ucap ayah dua anak itu.

Bakso viral mang Tarsyid mulai buka pukul 09.00-19.00 WIB setiap hari.

Baksonya dihargai sesuai minat pembeli.

Beberapa varian seperti bakso mercon dan bakso keju dijual perbutir Rp. 2.000, bakso urat dan bakso telur Rp 1.000.

Harga permangkuknya dibanderol mulai Rp 5.000-10.000.

Selain baktus, ia juga menjual tekwan model, pempek, siomay, serta batagor.

Baca: 2 Hari Menikah, Pria Ini Babak Belur Dihajar Istri Karena Lakukan Hal Mengejutkan Ini

Setiap harinya Tarsyid dapat menjual 400 porsi bakso.

Bahan utama yang dipakai adalah tepung sebanyak delapan kilogram serta daging ayam sebanyak enam belas kilogram.

Pendapatan seharinya dapat berkisar Rp. 1.800.000-2.000.000.

Selama tiga setengah tahun berjualan baktus, kini ia dapat membiayai kuliah dan sekolah dua putranya.

"Intinya kita harus sabar dan tawakal. Bersyukurlah atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Karena Tuhan tidak akan menguji hambanya bila ia tidak kuat. Tuhan tahu tapi menunggu. Siapa pun yang berbuat jahat akan dibalas. Kita sebagai manusia hanya bisa berlapang dada," katanya. (Dewi Rosinta)

Hasil Penelitian Laboratorium Negatif Daging Babi

Adanya informasi pedagang bakso yang diduga menjual bakso daging babi yang dijual belikan di sekitar kawasan kampus Universitas Jambi (Unja) Mendalo, telah ditindaklanjuti Subdit I Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jambi. Dan, dari hasil cek atau pemerikaaan diketahui, hasilnya negatif.

Kasubdit I Ditreskrimsus Polda Jambi, AKBP Guntur Saputro, kepada wartawan mengatakan, pihaknya sudah memeriksakan sampel bakso ke dua laboratorium berbeda, yakni di Bukittinggi dan Bogor, dan hasilnya negatif.

Guntur menyebutkan, menindaklanjuti laporan dugaan bakso daging babi tersebut pihaknya tidak bisa menjadikan hasil pemeriksaan laboratorium yang sempat viral di media sosial (medsos) sebagai acuan. Menurutnta, hasil pemeriksaan laboratorium tersebut tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penyelidikan polisi.

Baca: Jadi Jurusan Idaman, Segini Besaran Biaya Pendidikan Kedokteran di Berbagai Universitas Negeri

“(Yang viral, red) itu bukan dari proses penyelidikan. Kalau penyelidikan kan pengajuan uji laboratoriumnya melalui SOP yang ada,” sebut Guntur.

Pihaknya kata Guntur, juga akan memviralkan hasil pengujian yang sudah ada dengan tujuan agar masyarakat bisa diberikan kepastian, terkait hasil pemeriksaan terhadap sampel bakso tersebut.

Hal yang sama juga disampaikan dokter hewan Thufeil Yunindika, dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.

Dari hasil pemeriksaan mereka, diketahui, hasilnya negatif.

Ia juga menerangkan jika pengujian sampel dilakukan dengan cara menggandakan DNA yang ada di dalam bakso tersebut.

Jika memang di dalam bakso tersebut ada mengandung daging babi, maka akan tergandakan.

“Kalau memang ada, di alat kami akan terdeteksi. Tapi, hasil yang kami dapat setelah dianalisa ternyata negatif,” jelasnya.

Terpisah, Tarsyd Idrus, pedagang bakso yang diduga menjualnya dengan daging babi, mengatakan dengan adanya kejadian ini nama baiknya dicemarkan.

Bahkan Idrus mengaku jika ia telah merasakan dampak sosial dari informasi bakso daging babi tersebut.

"Dampaknya sangat berat. Di Unja maupun di lingkungan saya. Tapi, kami tetap bertawaqal,” ujar Tarsyd saat dikonfirmasi wartawan di Mapolda Jambi.

Kepada wartawan Tarsyd juga mengungkapkan jika ia merupakan orang yang mengerti agama, karena pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
Bahkan dalam keterangannya Tarsyd juga sempat menyebut salah satu ayat di dalam Surat Al Baqarah.

“Saya sendiri dari berlantar belakang pendidikan agama, pesantren. Halal haram kami paham,” tegas Tarsyd.

Lebih lanjut Tarsyd mengatakan, meski harus menerima dampak sosial dari informasi yang beredar mengenai dagangannya, ia menerima hal tersebut apa adanya.

"Mungkin ini sudah ditakdirkan. Insya Allah, kalau kita menerima dengan sabar, ada hikmahnya,” tuturnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved