Didorong Duet JK-AHY di Pilpres 2019, Begini Jawaban Jusuf Kalla, Kader Demokrat Bocorkan Reaksi SBY
Wacana menduetkan JK-AHY sepertinya bakal bertepuk sebelah tangan karena JK kabarnya menolak rencana tersebut
TRIBUNJAMBI.COM - Wacana menduetkan Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono di pemilihan presiden 2019 terus menguat di internal Partai Demokrat
Namun wacana tersebut sepertinya bakal bertepuk sebelah tangan karena JK kabarnya menolak rencana tersebut.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi mengungkapkan, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sudah menolak wacana Partai Demokrat untuk berkoalisi menghadapi Pemilu Presiden 2019.
Demokrat ingin JK maju Pilpres 2019 didampingi Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Dia (Kalla) sudah tolak, dia (Kalla) enggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat, dia (Kalla) tidak bisa lagi. Pak JK sudah kasih tahu langsung," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Baca: Dikabarkan Terapung! Uang Rp 30 Miliar di KM Lestari Maju Ditemukan, Begini Kondisinya!
Sofjan menegaskan, Kalla akan tetap memegang teguh keputusannya untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga setelah pensiun sebagai wapres nantinya.

Kalla, kata dia, pasti akan membantu Jokowi menghadapi Pilpres mendatang.
Hal itu sudah disampaikan Kalla kepada wartawan.
"Ia (Kalla) mau pensiun, pasti bantu pak Jokowi, jadi apapun (wacana) dia tidak peduli," Sofjan.
Kader Partai Demokrat Pamer Gambar JK-AHY
Demokrat mewacanakan duet JK-AHY.
Demokrat ingin membentuk poros ketiga dalam Pilpres 2019.
Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari, misalnya, memamerkan gambar tersebut lewat status WhatsApp Mesengger dengan keterangan: JK-AHY will coming soon.
Baca: Beredar Rekaman Suara Penumpang KM Lestari Maju Terjebak di Dalam Kapal, Dramatis! Begini Akhirnya
Tak hanya Imelda, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief juga memamerkan gambar tersebut di akun Twitternya, @andiarief_.

Dia me-retweet kicauan simpatisan Demokrat yang mengunggah gambar JK-AHY.
Imelda mengatakan, Partai Demokrat sudah mengadakan poling internal.
Hasilnya, 90 persen kader menginginkan adanya Koalisi Alternatif di luar koalisi Presiden Joko Widodo dan kelompok oposisi.
"Salah satu nama yang kami anggap kapabel, baik secara elektabilitas dan pengalaman salah satunya kepemimpinan Pak JK yang pernah bersama sama Pak SBY juga," ujar Imelda saat dikonfirmasi, Senin (2/7/2018).

Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari sebelumnya mengatakan, Demokrat sudah mengadakan poling internal terkait Pilpres 2019.
Baca: Irwandi Yusuf Ternyata Dokter Hewan, Begini Karier saat Muda yang Tak Banyak Diketahui Orang
Hasilnya, 90 persen kader menginginkan adanya Koalisi Alternatif di luar koalisi Presiden Joko Widodo dan kelompok oposisi.
"Salah satu nama yang kami anggap kapabel, baik secara elektabilitas dan pengalaman salah satunya kepemimpinan Pak JK yang pernah bersama sama Pak SBY juga," ujar Imelda saat dikonfirmasi, Senin (2/7/2018).
Imelda menambahkan, wacana menduetkan Kalla dan AHY sebenarnya sudah muncul di kalangan internal sejak lama.
Wacana itu kemudian menguat ketika Kalla bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Juni 2018 lalu.
Namun, Imelda membantah pertemuan Kalla dan SBY itu khusus membicarakan mengenai wacana duet Pilpres 2019.
Menurut dia, SBY tersenyum begitu mendengar sebagian besar pengurus partainya setuju menduetkan JK-AHY.
"Bapak sih senyum-senyum saja, karena dia tahu para kader begitu antusias dengan polling ini. Bapak senyum- senyum saja," ujar dia.
JK Sebut Ingin Istirahat
Jusuf Kalla sebelumnya berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Kuningan, Jakarta.
Di sana, JK juga disambut oleh AHY, yang merupakan putra sulung dari SBY.
Namun, JK dan SBY membantah ada pembicaraan politik dalam pertemuan itu.
Dalam kesempatan lain, ia juga menegaskan keinginannya untuk tak lagi maju dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019.
"Sejak dulu Anda tanya, saya selalu bilang ingin istirahat. Saya ingin istirahat," ujar Kalla.