Ditolak Warga! Begini Nasib Jasad Benny Syamsu Tresno Napi Terorisme Usai Kerusuhan di Mako Brimob

Jenazah narapidana terorisme Beni Samsutrisno hingga kemarin belum juga diambil oleh pihak keluarga.

Editor: bandot
Istimewa
Polisi melakukan penyerbuan serta pengledahan terhadap 155 narapidana teroris yang masih menguasai Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. 

TRIBUNJAMBI.COM - Jenazah narapidana terorisme Beni Samsutrisno hingga kemarin belum juga diambil oleh pihak keluarga.

Jenazah satu diantara korban kerusuhan Rutan Cabang Salemba di Mako Brimob Kelapa Dua ini masih terbujur kaku di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Beni tewas setelah ditembak petugas saat kericuhan di dalam penjara dan peluru menembus bagian kiri dadanya.

Kepala Instalasi Forensik RS Polri, Kombes Edy Purnomo mengatakan, pihaknya masih menunggu kedatangan keluarga untuk mengambil jasad Beni.

Pihak rumah sakit masih belum mengetahui penyebab kenapa jenazah beni belum juga diambil oleh keluarga.

Sementara itu pihak keluarga Beni Samsutrisno, mengaku hingga kini masih belum menentukan lokasi pemakaman.

Baca: Warga Geger! Makam Janda Dibongkar Misterius, Rambut dan Tali Pocong Raib, Begini Kondisi Jenazahnya

Baca: Sedih dan Menengangkan, Penyelamatan Bayi dan 7 Kisah Haru Dibalik Kerusuhan di Mako Brimob

Ini setelah Warga Desa Korong Malay Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat menolak pemakaman jenazah napi terorisme tersebut dikuburkan di desa mereka.

Warga keberatan jenazah Beni dikuburkan di desa mereka.

Alasannya, warga khawatir jika teman almarhum akan mendatangi kampungnya jika jenazah dimakamkan di desa tersebut.

Napi saat menyerahkan diri
Napi saat menyerahkan diri ()

Selain itu, penolakan dari warga juga didasarkan karena alasan menjaga nama baik kampung.

Dari pengakuan warga, almarhum dikatakan bukanlah penduduk asli kampung Korong Malay dan tercatat sudah lama tinggal di Pekanbaru, Riau.

Sementara itu pihak keluarga almarhum narapidana teroris yang tewas saat kerusuhan di Rutan cabang Salemba di Mako Brimob, Depok mengaku pasrah dan mengiklaskan kepergian almarhum.

Keluarga juga berharap pemerintah segera memulangkan jenazah agar dapat segera dimakamkan di lokasi lain.

"Kami pasrah, kami kami tidak tahu seluk beluknya, kami iklaskan kepergiannya," ujar Karyanto keluarga almarhum.

Simak video selengkapnya di bawah ini.

Sebelumnya pada kerusuhan di Mako Brimob, Samsu tewas tertembus peluru petugas.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal memastikan adanya korban tewas akibat kerusuhan tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Iqbal menyebut 6 orang tewas dalam kerusuhan itu.

5 Orang korban tewas berasal dari Korps Bhayangkara.

"Kami sampaikan bahwa insiden ini memakan korban jiwa, ada 5 rekan kami gugur," ujar Iqbal kepada wartawan di depan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018).

Identitas polisi yang gugur tersebut adalah Bripda Syukron Fadhli, Ipda Yudi Rospuji, Briptu Fandy, Bripka Denny, dan Bripka Iwan Sarjana.

Sementara, 1 orang lagi merupakan tahanan di Mako Brimob.

Tahanan ini bernama Abu Ibrahim atau biasa dikenal dengan nama Beny Syamsu.

Teroris dari Pekanbaru itu tewas lantaran sempat mengancam dan merebut senjata petugas.

"1 Orang tewas mengancam petugas dan mengambil senjata," imbuh Iqbal.

Sebelumnya, keributan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, diduga bermula karena persoalan makanan titipan untuk narapidana.

Napi mengamuk dan terlibat bentrok dengan aparat kepolisian, Selasa (8/5/2018) malam.

Diduga Sebagai Provokator

Beni Samsu yang berumur 29 tahun itu diduga salah satu provokator atas bentroknya anggota polisi dan napiter di Mako Brimob.

Benny ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri pada 24 Oktober 2017 silam di Jalan Kopkar Jaya Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Baca: Bantah Telah Menikah Dengan Pria Beristri, Kartika Putri Terang-terangan Idamkan Suami Habib

Baca: Gunung Merapi Meletus Tanpa Pertanda, Begini Penjelasan Surono, Sang Juru Kunci

Sebelum ditangkap polisi, Benny tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Giam, RT 03 RW 15, Desa Pandau Jaya, bersama istri dan satu orang anaknya yang berusia 4 tahun.

Istrinya saat itu tengah hamil empat bulan. Ketua RT 03, Zaenal saat ditemui Kompas.com, Kamis (10/5/2018), mengaku mengetahui Benny tewas dalam kerusuhan di Mako Brimob.

Polisi melakukan penyerbuan serta pengledahan terhadap 155 narapidana teroris yang masih menguasai Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Polisi melakukan penyerbuan serta pengledahan terhadap 155 narapidana teroris yang masih menguasai Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. (Istimewa)

"Saya tahu awalnya saat ke kantor desa. Ada kawan cerita kalau Benny meninggal dunia karena sakit. Tapi pas saya nonton TV, saya lihat berita bentrok di Mako Brimob Kelapa Dua. Teroris yang meninggal Benny Syamsu. Saya ingat betul, karena dia warga saya sebelumnya," tutur Zaenal.

Kendati demikian, tewasnya Benny pasca-bentrok di Mako Brimob tidak begitu heboh diceritakan oleh warga di kawasan Jalan Giam.

Berbeda saat dia ditangkap sebagai jaringan teroris.

"Warga biasa saja. Karena jasad Benny tidak di bawa ke sini (Desa Pandau Jaya)," kata Zaenal.

Dia mengatakan, istri Benny sudah melahirkan anak kedua. Istrinya tinggal bersama mertuanya.

Rumah yang dikontrak sebelumnya ditinggalkan setelah Benny ditangkap polisi.

"Seminggu setelah (Benny ditangkap) itu, istrinya datang mengambil barang rumah tangga. Dia juga minta izin ke saya," kata Zaenal.

Sosok Benny Orang yang Ramah

Lalu, siapa sosok Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrahim ini?

Zaenal mengatakan, di kalangan masyarakat Benny terlihat ramah dan baik.

Selain itu, dia rajin ke masjid dan mengikuti kegiatan sosial bersama warga.

"Kami melihat dia (Benny) seperti biasa saja. Kami tidak menyangka kalau dia teroris. Tahunya pas ditangkap Densus 88," ujar Zaenal.

Rumah Zaenal berhadapan dengan rumah kontrakan Benny.

Jadi dia tahu persis seperti apa keseharian Benny.

Benny tinggal di rumah kontrakan itu lebih kurang empat bulan bersama istri dan satu anaknya.

Benny sehari-hari bekerja sebagai tukang instalasi listrik.

"Dia waktu remaja bergabung organisasi ikatan remaja masjid. Dia tinggal bersama orang tuanya. Tapi heran juga kenapa dia jadi teroris," imbuh Zaenal.

Setelah beranjak dewasa, warga cukup jarang melihat Benny.

Bahkan jarang terlihat mengikuti kegiatan pemuda masjid.

"Tak tahu ke mana dia pergi. Tiba-tiba saja dia sudah punya istri. Istrinya orang Lubuk Basung, Sumatera Barat (Sumbar)," kata Zaenal.

Selama empat bulan tinggal di Jalan Giam, Benny dikenal cukup ramah dengan warga, sehingga warga tidak mencurigai kalau dia seorang teroris.

"Dia sering ke rumah saya. Kadang terdengar dia sedang mengaji di rumahnya. Ya, gak menyangka kalau dia teroris," ujar Zaenal.

Benny sebelumya ditangkap bersama tiga orang teroris lainnya, yakni Wawan alias Abu Afif, Yoyok Handoko alias Abu Zaid dan Handoko alias Abu Buchori.

Mereka satu jaringan teroris Jemaah Ansor Daulah (JAD). Berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian, para teroris itu berencana menyerang kantor polisi di Pekanbaru.

Namun, aksi tersebut belum sempat dilakukan karena cepat terendus oleh polisi. Keempat pelaku satu jaringan dengan teroris yang ditangkap di Provinsi Jambi beberapa waktu lalu, yang terkait pelatihan menembak dan meracik bom.

Benny dan teroris lainnya pernah melakukan latihan fisik di Bukit Gema, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.

Namun, setelah diketahui polisi, lokasi tersebut telah disterilisasi dan terus diawasi.

Sebagaimana diketahui, bentrokan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat terjadi pada Selasa (8/5/2018) malam.

Akibat bentrokan itu, lima anggota polisi gugur. Mereka adalah, Bripda Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, Ipda Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji, Briptu Luar Biasa Anumerta Fandy, Brigpol Luar Biasa Anumerta Denny, dan Bripda Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas. Kini, situasi Mako Brimob Kelapa Dua mulai dingin setelah 155 napiter dipindahkan ke Nusa Kambangan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved