Inalilahi Wainalilahi Rojiun! KH Sholeh Qosim Meninggal Dunia Saat Sujud Salat Maghrib
Kabar duka diterima Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf atas meninggalnya almarhum KH Sholeh Qosim.
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka diterima Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf atas meninggalnya almarhum KH Sholeh Qosim.
KH Sholeh merupakan pengasuh PP Bahauddin, Ngelom, Sepanjang, Sidoarjo.
Ia meninggal pada hari Kamis (10/5/2018) petang saat sujud Salat Magrib.
Baca: Heboh! Usai USBN Siswi SD Diwawancarai Masuk Televisi, Jawabannya Bikin Netizen Gemas
Gus Ipul pun menyampaikan bela sungkawa sedalamnya atas meninggalnya pengasuh Pondok Pesantren Bahauddin Al-Islami, Ngelom, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur itu.
"Kita kehilangan satu di antara seorang ulama besar. Kami mengucapkan bela sungkawa sedalamnya," kata Gus Ipul saat ditemui di sela acara pengajian bersama puluhan ribu jemaah di Pesantren Al Qodiri, Patrang, Jember, Kamis (10/5/2018) malam.
Gus Ipul terakhir bertemu dengan Kiai Qosim pada saat Haul KH Dimyathi Romly di Pondok pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang pada Kamis (26 April 2018) malam lalu.
Baca: Gunung Merapi Meletus! Tahukah Kamu Ternyata Banyak Kisah Mistis Terkuak di Sana yang Buat Merinding
Saat itu, Kiai Qosim menyampaikan dua cerita kepada jemaah, karena kebetulan Gus Ipul mendapatkan nomor urut dua di pilgub kali ini.
Satu di antara cerita Kiai Qosim tentang masa ketika Kiai Qosim masih menempuh pendidikan di Pesantren Darul Ulum Peterongan.
Di pesantren inilah, Kiai Qosim bertemu dan menjadi sahabat dekat dari Ahmad Yusuf Cholil, ayah Gus Ipul.
Bahkan, Kiai Qosim juga menjadi mentor Ahmad Yusuf di pesantren tersebut.
Kedekatan antara KH Qosim dengan ayah Gus Ipul inilah yang menjadi pertimbangan utama Kiai Qosim ikut mendoakan Gus Ipul untuk maju di Pilkada 2018 sebagai calon Gubernur.
Baca: Viral Foto Aparat Amankan Bayi Napi Teroris dari Mako Brimob Bedanya Kami dan Kalian
"Saat itu, beliau mendoakan saya. Sampean tak ewangi, tak dongakno (Anda saya bantu, saya doakan jadi gubernur). Abah sampean itu momonganku ning pondok (Sebab, ayah Anda muridku di pondok)," kata Gus Ipul mengulang perkataan Kiai Qosim.
Bahkan, pada Rabu (9/5), Kiai Qosim sempat menelpon Gus Ipul. Sayang, telepon tersebut tak sempat terangkat oleh Gus Ipul.
"Kemarin beliau sempat menelpon sampai dua kali. Namun belum terangkat. Saya telepon balik, gagal menyambung," cerita Gus Ipul.
Sebagai seorang santri, Gus Ipul mengambil banyak nilai kehidupan dari sosok Kiai Qosim.
Baca: Gelang Emas Senilai Rp 20 Juta Dijambret dari Tangan Korban di Jalan Jalinsum Merangin
"Beliau tak hentinya memberikan dakwah, bahkan menjelang beliau tutup usia. Mau pengajian besar, pengajian kecil, beliau tetap datang," kata Gus Ipul yang juga Ketua PBNU ini.
"Bahkan beliau sempat menjadi figur teladan di Peringatan HUT TNI tahun lalu. Presiden Jokowi pun mencium tangan beliau," kata Gus Ipul.
Gus Ipul yang hingga Kamis Malam masih menghadiri agenda pengajian di Pesantren Al Qodiri, Patrang, Jember, rencananya akan segera melayat ke rumah duka.
"Beliau adalah seorang ulama kekasih Allah. Insya Allah beliau meninggal dalam keadaan Khusnul Qotimah," kata Gus Ipul mengakhiri.
Tularkan semangat ini
Duka mendalam dirasakan oleh Indonesia, Ulama karismatik Nahdatul Ulama sekaligus saksi perjuangan kemerdekaan RI, KH Sholeh Qosim wafat pada Kamis (10/5/2018).
Ketua yayasan Bahauddin Ngelom, Taman Sepanjang, Sidoarjo tersebut meninggal sekitar pukul 18.30 WIB, atau seusai waktu Maghrib.
Pengasuh pondok pesantren Al- Ismailiyah Ngelom, Sepanjang, Sidoarjo ini juga dikenal sebagai ulama yang sederhana.
Baca: Gunung Merapi Alami Erupsi yang Bersifat Freatik Ini Artinya
Ulama nasional itu wafat saat sedang sholat maghrib, hal itu diungkapkan oleh cucu dari KH Sholeh Qosim.
"Sholat maghrib sujud tidak bangun, tasbih masih di tangan, pendungane," ujar Gus Miftah, cucu ulama yang pernah menjadi laskar Hizbullah dan memperjuangkan kemerdekaan tersebut.
Menurut informasi, KH Sholeh Qosim akan dimakamkan usai sholat Jumat, di kompleks makam ngelom pesantren, Taman, Sidoarjo.
Semasa hidupnya, kiai yang pernah menjadi laskar Hizbullah tersebut ternyata memberikan kenangan tersendiri bagi Nawawi, warga desa Kramat Jegu, Taman, Sidoarjo.
"Semasa hidup beliau, saya pernah punya kenangan yang sangat membekas dengan beliau," ujar Nawawi memulai ceritanya.
Baca: Kembaran Gugur Saat Rusuh di Mako Brimob, Dewi Lukmiyati Tak Menyangka Rayakan Ulang Tahun Sendiri
Ia menjelaskan, sebagai seorang santri dari KH Sholeh Qosim, ia mendapat banyak motivasi dari segi perjuangan untuk kemaslahatan umat.
"Waktu itu, beliau pernah menyemangati saat saya ditentang masyarakat ketika akan merenovasi masjid," kisahnya.
"Saya mendapat banyak masukan, yang berbuah manis, hingga renovasi masjid desa saya berjalan lancar, bahkan sampai sekarang," imbuhnya.
Baca: Selamat Ulang Tahun Iptu Sulastri! Polwan yang Dihajar Teroris Itu Diberi Umur Panjang
Banyak pelajaran dari kenangan yang Nawawi petik, satu di antaranya juga menjadi pegangan hidupnya, yakni soal berjuang untuk kebenaran.
"Hidup harus berjuang, dan dikatakan berjuang itu kalau ada musuhnya. Jadi jangan pernah takut dimusuhi saat berjuang di jalan yang benar," tukasnya.
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul KH Sholeh Qosim, Ulama NU Meninggal Tengah Sujud Shalat Maghrib, Ini Amalan Semasa Hidupnya, http://bangka.tribunnews.com/2018/05/11/kh-sholeh-qosim-ulama-nu-meninggal-tengah-sujud-shalat-maghrib-ini-amalan-semasa-hidupnya?page=all.