"Rahasia ini jangan dikasih tahu siapa-siapa, karena kami yang membunuh" Pauldo Bersaksi

"Rahasia ini jangan dikasih tahu siapa-siapa, karena kami yang membunuh," kata Pauldo.....

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Edmundus Duanto AS
Tribun Jambi/Heri Prihartono
Sidang lanjutan kasus pembunuhan Dona Sitorus, Niconius dan Itasanti, yang terjadi di PT TEPIL, berlangsung di Pengadilan Negeri Tebo, Rabu (25/4). Pembunuhan sadis itu terjadi pada 26 Oktober 2017. Jaksa Penuntut Umum Kejari Tebo menghadirkan beberapa saksi untuk tiga terdakwa, Wirani Laila, Arman dan Fandi. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi Heri Prihartono

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA TEBO - Sidang lanjutan kasus pembunuhan Dona Sitorus, Niconius dan Itasanti, yang terjadi di PT TEPIL, berlangsung di Pengadilan Negeri Tebo, Rabu (25/4). Pembunuhan sadis itu terjadi pada 26 Oktober 2017,

Jaksa Penuntut Umum Kejari Tebo menghadirkan beberapa saksi untuk tiga terdakwa, Wirani Laila, Arman dan Fandi.

Dalam sidang kasus pembunuhan saksi Bambang yang tinggal di jalan PT TEPIL mengatakan mengenal terdakwa karena sering belanja di tokonya.

Bambang mengatakan korban Dona pernah menanyakan keberadaan terdakwa Wirani Laila dan keberadaan Jembatan Simpang Kubu, sebelum peristiwa nahas tersebut.

Baca: Ingat Pembunuhan Sadis Keluarga Dona Sitorus, Begini Nasib Pelakunya Sekarang

"Setelah itu saya tidak tahu lagi kelanjutannya," kata Bambang di hadapan hakim.

Dia mengatakan empat hari setelah Dona ke warungnya, terdengar kabar dia menghilang, sehingga warga beramai mencarinya.

Saksi kedua, Martin, mengatakan terdakwa merupakan karyawannya yang memanen sawit setiap hari.

Dia mendapat informasi dari asisten kebun bahwa Dona menghilang. Bahkan ia memerintahkan terdakwa melakukan pencarian jenazah ketiga korban.

Saat itu, terdakwa menolak alasan capai, sehingga tak turut serta. Pada 1 November, mereka sudah tidak berkerja.

"Saya tahu penemuan mayat pada 6 November dan jaraknya 2 kilometer dari perkebunan dan saya melaporkan ke sekuriti.

Di sana, dia melihat kepala dan bagian tubuh terpisah. "Sementara sepeda motor, dan baju merah bergambar tengkorak yang merupakan satu di antara baju terdakwa yang biasa digunakan untuk berkerja," jelas Martin.

Baca: Mobil Kerap Nyungsep di Jalan Pramuka Batanghari, Ini Keistimewaan Kawasan Itu

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved