Susuri Hutan Demi Spesias Ikan Air Tawar, Upaya Dosen Unja Dr Tedjo Sukmono Berbuah

Dr Tedjo Sukmono S Si MSi menelusuri hutan demi bertemu dengan spesies ikan air tawar.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/darwin sijabat
Dr Tedjo Sukmono 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Darwin Sijabat

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Medan yang sulit tak menghentikan langkahnya untuk melakukan penelitian.

Alhasil, perjuangan tak ada yang sia-sia. Seperti kata pepatah, hasil tidak akan menghianati proses.

Ya, itu lah yang dilakukan Dr Tedjo Sukmono S Si MSi menelusuri hutan demi bertemu dengan spesies ikan air tawar.

Kesulitan dihadapkan kepadanya seperti akses yang sulit menuju lokasi, lalu hujan, jalan yang tidak memadai hingga sungai yang tidak ada jembatan.

Untuk menyeberangi sungai juga terpaksa menggunakan rakit. Medan jalan yang berbukit, dan tidak bagus sehingga membuat jatuh bangun.

Pada saat itu musim hujan, mereka berada di dalam kawasan untuk melakukan penelitian. Ada sepuluh stasiun yang menjadi titiknya, tujuh di antaranya ada di Taman nasional bukit tigapuluh.

"Kita harus flying camp dengan tenda kecil dan bermalam di tengah hutan serta memasak sendiri," tutur pria kelahiran 5 Juli 1972 itu.

Keterbatasan logistik di dalam hutan seperti sayur atau ikan, terpaksalah memanfaatkan alam sekitar. Daun pakis dijadikan sayur, sedangkan untuk lauk diambilnya ikan selain yang untuk sampling.

Jarak yang ditempuh tidaklah begitu dekat, dari satu stasiun ke stasiun lainnya bisa memakan waktu sekitar lima jam. Selain itu juga harus melakukan sampling ditempatkan dengan menggunakan alat yang terbatas.

Mulai melakukan penelitian tentang ikan sejak tahun 1994 dan fokus masuk hutan sejak 2011. Sehingga dia disebut spesialisasi ikan air tawar dalam kawasan hutan.

Setiap ada hutan pasti ada sungai, dan setiap ada sungai pasti ada ikannya.

Awalnya merupakan ahli ikan laut. Sebelumnya tinggal di Lampung untuk menyelesaikan studi S2. Kemudian pada tahun 2000 diterima menjadi dosen di Unja.

Melihat potensi lautnya agak berbeda dan agak susah, membuat pilihan tetap di ikan namun air tawar. Pertimbangnya, Jambi memiliki sungai Batanghari yang terpanjang se Sumatera.

"Saya beranggapan, kalau sungainya besar pasti ikannya banyak," ucapnya.

Setelah memasuki Provinsi Jambi, dia melihat adanya tantangan baru. Memutuskan masuk ke dalam hutan untuk mengeksplor ikannya.

Dari hasil kerja akademisnya sepanjang 2015 hingga 2016 menemukan lima jenis ikan baru.

Kelima ikan itu dituangkan dalam bukunya yang berjudul "ikan air tawar di Ekosistem Bukit Tiga Puluh". Bukunya pun telah diluncurkan  pada Minggu (15/4) di Balairung Unja Mendalo.

Selain untuk meneliti, Tedjo juga sudah melakukan bar coding beberapa ikan. Saat ini ada 30 spesies iken yang telah ditandainya. Tujuannya untuk identifikasi secara molekuler, dan juga sebagai data gen.

Penelitian ini akan meliputi seluruh Indonesia bagian barat. Dalam jangka waktu dekat, akan kembali melakukan survei di Sulawesi.(*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved