Pembobol Data Facebook Ini 8 Faktanya. Cambridge Analytica Juga Punya Klien Politisi Indonesia
Cambridge Analytica dan Facebook berada di tengah badai media setelah operasi pembobolan 50 juta data media sosial untuk
Raksasa media sosial itu menambahkan eksekutif seniornya akan terus "bekerja sepanjang waktu untuk mendapatkan semua fakta."
CEO Mark Zuckerberg dan Chief Operating Officer Sheryl Sandberg akan berbagi lebih banyak lagi di komite kongres, minggu ini.
Senator AS telah mendesak bos Facebook Mark Zuckerberg untuk bersaksi di hadapan Kongres tentang bagaimana raksasa media sosial akan melindungi penggunanya.
Sementara itu, di Inggris, Zuckerberg telah dipanggil oleh ketua komite parlemen untuk menjelaskan "kegagalan katastrofik" kepada anggota parlemen.
Baca: Sambil Gendong Balita, Pria Ini Lompat Bungee Jumping dari Ketinggian 60 Meter, Ini Aksinya
Baca: Begini Wajah Lucinta Luna Tanpa Makeup, Pernah Lihat Nggak? Netter Malah Soroti Jidatnya
5. Malaysia dan Indonesia

Kisah ini penting karena cara data yang dipanen mungkin telah digunakan.
Hal itu diduga digunakan untuk mengarahkan pesan-pesan kampanye politik yang didukung oleh Cambridge Analytica, terutama kemenangan pemilihan Trump dan Brexit.
Baca: Adakah dari Indonesia? Kominfo Hubungi Facebook Soal Data 50 Juta Pengguna Dicuri untuk Pilpres
Ternyata, Cambridge Analytiuca tidak hanya beraksi di Amerika Serikat, tetapi juga disejumlah negara.
Salah satu yang terungkap adalah bagaimana Barisan Nasional memenangkan Pemliu di Kedah, basis oposisi. Perusahaan ini juga menyewa sebuah rumah untuk kantor operasi di Damansara, kota pinggiran Kuala Lumpur.
Bahka disebutka, Cambridge Analytica ini juga melakukan hal yang sama di Indonesia, Italia, Kenya, Afrika Selatan, Kolombia, Brasil dan sejumlah negara lain, tetapi belum ada penjelasan rinci soal hal ini.
6. Bertemu Trump Berkali-kali

Investigasi Channel 4 News menampilkan cuplikan pernyataan Nix dari Cambridge Analytica yang mengklaim telah bertemu dengan Trump "berkali-kali" dan bahwa perusahaan tersebut sebagian besar bertanggung jawab atas sejumlah besar kegiatan kampanye Trump pada tahun 2016.