Pembobol Data Facebook Ini 8 Faktanya. Cambridge Analytica Juga Punya Klien Politisi Indonesia
Cambridge Analytica dan Facebook berada di tengah badai media setelah operasi pembobolan 50 juta data media sosial untuk
3. Dari data ke kotak suara
Investigasi Channel 4 News ini menyusul berita New York Times dan surat kabar Inggris The Observer, akhir pekan lalu.

Laporan tersebut berusaha untuk menguraikan bagaimana data jutaan profil Facebook akhirnya sampai kepada Cambridge Analytica.
Akademisi Aleksandr Kogan dan perusahaannya Global Science Research menciptakan aplikasi bernama "thisisyourdigitallife" pada tahun 2014.
Para pemilik akun dibayar untuk melakukan tes psikologi dan aplikasi ini kemudian mengumpulkan data, termasuk data orang-orang yang berteman dengannya di Facebook.
Dengan cara ini, 50 juta profil Facebook ditambang, sehingga memungknkan Cambridge Analytica, membangun perangkat lunak untuk membantu mempengaruhi pemilih dalam pemilu saat berada di kotak suara.
Informasi ini dibocorkan oleh Christopher Wylie yang bekerja di perusahaan tersebut.
Wylie mengklaim bahwa data yang dijual ke Cambridge Analytica kemudian digunakan untuk mengembangkan profil "psikografis" orang dan memberikan materi Pro-Trump kepada mereka secara online.
Cambridge Analytica membantah semua data ini digunakan sehubungan dengan kampanye Trump.
4. Facebook tertipu?

Facebook telah mengatakan bahwa data tersebut diperoleh oleh Cambridge Analytica secara sah, ia mengklaim bahwa Kogan "berbohong" terhadap platform media sosial.
Kendati demikian, Marc Zuckerberg mengakui terjadi 'kesalahan' dan bersumpah memperbaikinya
Facebook melarang aplikasi buatan Kogan pada 2015 dan memerintahkan semua pihak yang telah ia berikan data, termasuk konsultan, dan diminta untuk menghapusnya.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa data ini ternyata tidak dihapuskan.
"Perusahaan sangat marah sehingga kami tertipu. Kami berkomitmen untuk menegakkan kebijakan kami dengan ketat untuk melindungi informasi orang dan akan mengambil langkah apa pun yang diperlukan untuk melihat hal ini terjadi," kata Facebook dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Selasa.