Menilik Hantu di Istana Kepresidenan Hingga Barang-barang Antik yang Kental dengan Ragam Mitos

Semua itu berpuncak ketika pada Maret 2011 saya ditunjuk oleh Sekretariat Negara menjadi narasumber-ahli Panitia Uji Petik, yang tugasnya

Istana Bogor yang menyimpan banyak koleksi seni | kemdikbud 

TRIBUNJAMBI.COM - Pada tahun 1965 Ayah menghadiahi saya buku Lukisan-lukisan dan Patung-patung Koleksi Presiden Soekarno. 

Baca: Pencarian Dihentikan dan 4 Tahun Sudah Berlalu, Tapi Pria ini Klaim Temukan Mh370 dari Google Earth

Baca: Jangan Minder dengan Tubuh Gemukmu, Karena Bisa Lindungi Kamu dari 4 Penyakit ini

Reproduksi lukisan koleksi Presiden Sukarno yang ada di dalam buku itu menakjubkan. Ayah berkata, “Alangkah beruntungnya apabila suatu hari kelak Ananda bisa melihat langsung lukisan-lukisan itu, di Istana-istana Presiden.” Saya hanya ketawa. 

Tak dinyana enambelas tahun kemudian, 1981, saya mendapat undangan khusus untuk melihat koleksi Istana Presiden di Jakarta. Sepanjang masa jabatan lima presiden, Istana terus mengundang saya untuk mengamati koleksi mereka. 

Semua itu berpuncak ketika pada Maret 2011 saya ditunjuk oleh Sekretariat Negara menjadi narasumber-ahli Panitia Uji Petik, yang tugasnya menominalisasi setiap item benda-benda seni koleksi semua Istana Presiden. 

 
Berkaitan dengan tugas itu saya diminta untuk bekerja dan menginap di berbagai Istana Presiden. Tugas ini telah selesai pada Maret 2012, tepat setahun. 

Lodeh Bung Karno 

Banyak pengalaman menarik di sela-sela kemegahan istana-istana itu. 

Di Istana Bogor misalnya, ada kebiasaan membuat minuman cocktail “Es Merah Putih” untuk menyuguhi tamu seperti kami. Minuman nasionalis itu sederhana saja : kombinasi kolang-kaling merah dengan serutan kelapa muda yang otomatis berwarna putih. 

Ketika disuguhkan, seolah ada bendera yang berkibar di atas meja. 

Jenis makanan yang paling dibanggakan oleh semua Istana Presiden RI adalah lodeh dengan aksentuasi rebung dan irisan tempe. Dalam berbagai  acara, lodeh bersantan encer ini selalu disajikan, dan selalu diperkenalkan eksistensinya. 

Biasanya pelayan Istana akan bilang, “Ini lodeh yang paling disukai oleh Presiden Sukarno.” Syahdan dulu Bung Karno ikut intervensi dalam meracik resep lodeh yang memang sangat sedap ini. Pada kurun-kurun berikutnya koki-koki Istana diwarisi resep lezat itu, untuk dilestarikan serta diangkat jadi ikon suguhan. 

Selain lodeh, makanan yang tak henti diagulkan adalah sayur pakis. Lagi-lagi pelayan bilang, “Dulu kabarnya Bung Karno hilang bludreknya bila ketemu dengan sayur pakis ini.” Semasa menginap di Istana-istana itu saya tak pernah menjumpai suguhan makanan ala barat. 

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved