Bebek Apa Kelinci Nih? Jawaban Anda Nanti Akan Seperti Apa Otak Anda Menafsirkan Sesuatu

Setelah filsuf Ludwig Wittgenstein menggunakannya untuk melihat dua cara pandang berbeda, gambar ini makin jadi populer.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ilusi optik, bebek atau kelinci? | Kompas.com 

TRIBUNJAMBI.COM - Simak baik-baik gambar di atas! Gambar apa itu? Benarkah itu kepala bebek? Atau jangan-jangan kepala kelinci? 

Baca: Ustaz Abdul Somad Posting Foto Masa Mudanya dengan Seorang Pria, Wargenet: Wow, Barakallah Pak Ustad

Baca: VIRAL - Jokowi Disambut Meriah di LN, Netizen Bandingkan dengan Video di Dalam Negeri Lalu

Begitulah memang kebiasaan ilusi optik yang kerap menampilkan gambar-gambar yang ambigu dan kerap menipu kita—termasuk gambar di atas. 

Ilusi optik ini pertama kali muncul pada 1892 di sebuah majalah humor Jerman. 

Setelah filsuf Ludwig Wittgenstein menggunakannya untuk melihat dua cara pandang berbeda, gambar ini makin jadi populer. 

Anda bisa menafsirkan gambar di atas itu sebagai bebek atau kelinci, tapi tidak bisa menyebut kedua hewan secara bersamaan. 

Gambar ini disebut lebih sulit dilihat jika ada dua salinan gambar berdampingan. 

Bukan tak mungkin Anda akan menyebut kalau ada dua bebek atau dua kelinci. 

Baca: Debat Sindiran Sudjiwo Tedjo dan Mahfud MD ini Terbilang Kocak, Sampai Bawa-bawa MU!

Baca: Sosok Anak dari Sri Mulyani yang Jarang Terekspose, Cerdas, Bersahaja dan Gak Kalah Cantiknya

Baca: Warganet Nyinyirin Soal Artis Alay, Jawaban Deddy Corbuzier ini Mak Jleb Banget!

Terkait ilusi optik, Kyle Mathewson, seorang neuroscientist dari Universitas Alberta, Kanada, berkata bahwa dua dari empat orang tidak dapat melihat adanya seekor kelinci atau bebek pada pandangan pertama. 

Untuk membayangkan salah satu hewan, ia berkata seseorang harus memberi informasi lebih banyak kepada otak untuk bekerja. 

Misalnya dengan mengatakan kepada diri sendiri untuk membayangkan seekor bebek makan kelinci. 

Menurut studi baru Mathewson, ketika harus menggunakan dua cara berbeda untuk melihat gambar yang sama, konteks sangat penting. 

Baca: Lilin Beraroma Justru Bisa Berdampak Buruk, Kenali yang Berbahaya, Ini Alternatifnya

Baca: Pegawai Pria di Bank ini Diharuskan Pakai Highheels Saat Bekerja, Dilarang untuk Malu!

“Otak Anda memilah dan bisa melihat gambar besar ketika gambar dimasukkan ke dalam konteks,” ujar Mathewson dalam sebuah pernyataan, dilansir LiveScience, Selasa (13/3). 

Sintaks atau konsep yang mengatur struktur kalimat juga berperan dalam hal ini. 

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Perception pada Senin (5/2) ini menemukan, ungkapan sederhana kepada otak seperti bayangkan ada bebek di samping kelinci, tak akan memberi efek yang sama. 

Ini karena kalimat tidak dapat memberi tahu otak, mana yang bebek dan mana kelinci. 

“Kami menemukan bahwa seseorang harus bisa menemukan cara untuk bisa menghapus ketidakpastian agar otak dapat membedakan dua alternatif gambar,” imbuh Mathewson. 

Mathewson berkata studi ini mempermudah otak untuk menafsirkan informasi hanya dari beberapa isyarat teks atau visual. 

“Kita semua harus memerhatikan hal itu, misalnya saat sedang membaca berita, agar dapat menafsirkan dan memahami informasi seperti yang dilihat,” tutupnya. 

Baca: Sosok Anak dari Sri Mulyani yang Jarang Terekspose, Cerdas, Bersahaja dan Gak Kalah Cantiknya

Baca: Pegawai Pria di Bank ini Diharuskan Pakai Highheels Saat Bekerja, Dilarang untuk Malu!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved