Aksi Unjukrasa
Mediasi Buntu, Massa PMII Gelar Yasinan di DPRD Sarolangun
Mediasi dengan anggota dewan Sarolangun menemui jalan buntu, mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam
Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Mediasi dengan anggota dewan Sarolangun menemui jalan buntu, mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Sarolangun yasinan di depan pintu kantor dewan kabupaten Sarolangun, Kamis (15/3).
Dalam aksinya, belasan mahasiswa di Sarolangun ini turut membawa keranda, yang menjadi simbol matinya hati nurani DPRD Kabupaten Sarolangun. 'Innalillahi wainnailaihirijiun, RIP Demokrasi' kata yang tertulis pada keranda.
Baca: Laman Basamo Di-launching, Pemkab Sarolangun Realisasikan Sejumlah Destinasi Wisata
Belasan mahasiswa di Sarolangun ini menuntut agar dewan Sarolangun ikut menolak hasil revisi UU MD3 yang saat sedang diajukan gugatan judicial review.
"Ampunilah dosa-dosa kami ya Allah, ampuni dosa-dosa dewan di Sarolangun ya Allah, beri kesejahteraan bagi masyarakat Sarolangun ya Allah, " doa anggota PMII.
Ketua umum PMII cabang Sarolangun, Hengki Tornado mengatakan yasinan dilakukan agar anggota dewan di Sarolangun melek demokrasi.
"Kami hari ini menganggap DPRD Sarolangun sudah tidak ada, sudah mati, terutama dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi masyarakat," katanya.
Baca: Pemkab Bersama Masyarakat Tanjabtim Laksanakan Salat Dhuha Berjamaah di Masjid Agung
Baca: Cabor Pertanyakan SK, Ini Jawaban KONI
Ia juga mengaku kecewa karena yang dijanjikan ketua Dewan Sarolangun sewaktu aksi sebelumnya tak bisa ditepati, bahkan Dewan Sarolangun yang ditemui belasan anggota PMII cabang Sarolangun hari ini menyatakan abstain.