Cerita Saiful Tentang Bioskop Duta, Dulu Tempat Favorit Masyarakat Jambi Mengisi Waktu Senggang

Laporan wartawan Tribun Jambi, Mareza Sutan A J

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Orang-orang ramai berlalu lalang di sana.

Tempat itu dipadati pengunjung.

Lokasinya tak begitu jauh dari pasar Angso Duo, Kota Jambi.

Dulu, di lokasi itu, pernah berdiri bioskop yang begitu dikenal khalayak kota Jambi.

Namun, bioskop itu kini telah menjelma menjadi sebuah hotel.

Hotel Duta kini berdiri di lokasi bekas Bioskop Duta.

Hotel yang diresmikan sejak 2012 ini berdiri kokoh di antara jejeran kios-kios di sekitarnya.

Cerita Saiful, satu di antara warga yang ditemui di sekitar lokasi, bioskop itu sempat tenar tahun 1990-an.

Tentu saja, saat itu industri film belum sementereng sekarang. Hanya film-film jadul, yang barangkali tak lagi dikenal anak-anak zaman sekarang.

"Film-film dululah. Kurang tahu juga saya judul-judulnya," katanya, Jumat (9/3).

Orang-orang dulu sering berkunjung di sana. Mereka menghabiskan waktu senggang. Ada juga yang menenangkan diri sejenak, melepaskan penat-penat yang membeban.

"Biasanya orang-orang habis kerja. Anak-anak muda yang banyak. Kayak sekaranglah kan, banyak anak-anak muda ke bioskop. Tapi ada juga yang tua-tua, satu dua," jelasnya.

Tempat itu tidak seperti dulu. Wajah bioskop yang dulu, tak lagi sama.

Dia bilang, tak jauh dari sana, juga ada Bioskop Ria.

Ada sebuah sisa bangunan tak bertuan di sana.

Dindingnya sudah menghitam, berlumut. Kata Saiful, itulah bekas bioskop Ria.

Warga lain, Ihsan menceritakan, dulu bioskop-bioskop itu menjadi tempat hiburan pilihan. Ada juga bioskop Mega yang tak jauh dari sana.

Tapi, dari depan Hotel Duta, hanya bekas Bioskop Ria yang terlihat.

"Kalau ada lihat bangunan bekas dekat Hotel Duta, itulah bioskopnya dulu," katanya.

Dia bilang, tempat itu sebagian telah dijadikan lahan parkir Hotel Duta.

Namun, sisa-sisa bangunan itu masih tampak di sana.

Di depan hotel beberapa kendaraan terparkir, berjejer. Bersusun rapi.

Para pedagang di sekitar sana juga menjajakan dagangan mereka.

Peluit tukang parkir, klakson kendaraan, dan sesekali sayup-sayup suara penjaja asongan menawarkan dagangannya terdengar.

Tempat itu telah punya wajah baru. Warna biru dominan, dikelilingi keramaian.