Selama Nyepi, Internet di Bali Diputus Sementara, Ini Kata PHDI saat Dibilang 'Konyol'
meminta masyarakat tidak perlu gelisah dan emosi menyikapi persoalan imbauan majelis-majelis keagamaan yang meminta
Pihaknya mengaku masih proses koordinasi dengan Kemenkominfo.
“Intinya kami dari Telkomsel mengikuti kebijakan dari pemerintah, khususnya Kemenkominfo. Seperti kebijakan terkait prepaid registrasi kemarin,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali, I Nyoman Sujaya, mengatakan akan mengkoordinasikannya ke pusat. Dalam hal ini ke Kementrian Komunikasi dan Informatika terlebih dahulu.
"Kita akan konsultasikan dan koordinasikan dulu ke pusat mengenai hal ini. Namun yang dimaksud di sana adalah imbauan hanya untuk layanan internet di telepon selular atau smartphone saja. Sementara untuk layanan internet lainnya tetap jalan. Kami sudah koordinasi dengan Dewan dan pada tanggal 9 Maret mendatang kita sampaikan ke pusat," jelasnya.
Sujaya menegaskan, layanan internet yang dimaksud pada surat tersebut tidak semua layanan internet dimatikan.
"Kita harus bisa menghormatinya namun tetap hal tersebut terutama di poin empat harus tetap kita koordinasikan dan keputusan dari pusat," katanya.
Respon Insan Pariwisata
Sementara itu, sejumlah insan pariwisata di Bali memberi respon positif terkait imbauan pemutusan koneksi internet saat Nyepi ini.
Salah satunya disampaikan I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya, Ketua PHRI Badung.
“Dalam rangka kaitan dengan perayaan Nyepi pada 17 Maret 2018 ini, tentu PHDI mengeluarkan semacam imbauan atau bhisama agar setiap tahunnya perayaan Nyepi lebih kyusuk khususnya dalam perayaan Nyepi 1 hari itu,” kata Rai Surya yang juga Ketua BPPD Badung ini, kemarin.
Ditanya tanggapannya terkait turis atau wisman yang menginap di Bali saat Nyepi, ia menanggapinya dengan diplomatis.
“Inilah harus disiasati dengan kepiawaian kami sebagai pengelola hotel atau manajemen hotel, atau manajer yang incharge saat itu sudah mengimbau jauh sebelumnya. Dijelaskan mulai dari makiis, maprani, pangerupukan, hingga Nyepi kepada tamu sehingga dia benar-benar memahami keunikan Bali,” katanya.
Ia mengamini pasti ada tamu yang komplain, tetapi kalau sudah dijelaskan di awal maka tamu akan mengerti.
“Bahkan beberapa tamu di hotel saya, dia sudah paham hari raya Nyepi. Karena kebiasaannya tidak bisa mengikuti Nyepi maka mereka lebih memilih keluar, ada yang ke Gili Trawangan, ada yang ke Raja Ampat, ada yang ke Banyuwangi, Yogyakarta,” sebutnya
Adapun Kadisparda Badung, Made Badra, hanya menjawab bahwa keputusan ini harus dihormati karena merupakan keputusan bersama.