Suara Gemuruh di Bawah Rumah, Sempat Dikira Ular Ternyata Longsor, Begini Kondisinya
Kali ini, longsor terjadi Bandar Lampung, sedangkan banjir merendam seratusan rumah dan ratusan hektare sawah, masing-masing di Lampung Utara
TRIBUNJAMBI.COM, BANDAR LAMPUNG - Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Lampung kembali berujung bencana.
Kali ini, longsor terjadi Bandar Lampung, sedangkan banjir merendam seratusan rumah dan ratusan hektare sawah, masing-masing di Lampung Utara dan Lampung Selatan.
Longsor di Kota Tapis berseri terjadi di Perum Gedung Meneng Indah, Jalan Abdul, Rajabasa, Minggu (4/3) tengah malam. Dua rumah yang berhimpitan dengan sungai, ambrol akibat longsor.
Ponikem (60), warga sekitar, menuturkan, tanda-tanda longsor sebenarnya sudah ada pada Sabtu (3/3) malam.
Kala itu, Ponikem mengaku berada di rumah milik almarhum Syamsi, yang kini ditinggali istrinya, Lusi.
Ia mengaku mendengar suara berisik di bawah lantai.
Baca: Aktor Tampan India Gendong Anaknya, Sang Istri Ternyata Mantan Pramugari Indonesia
"Hari Sabtu malam, saya di sini (rumah Lusi), hampir jam dua belas. Saya bilang itu ruang makan kok mbelah. Waktu saya duduk ada suara gruk-gruk, kayak suara ular. Tapi, Ibu Lusi malah ngomong kalau itu suara tetangga," kata Ponikem ditemui di lokasi longsor, Senin (5/3).
Namun, Ponikem mempunyai firasat tak enak.
Ia pun meminta Lusi segera memindahkan barang-barang yang ada di bagian rumah tersebut.
Permintaan itu tak lantas dipenuhi. Setelah lama berdebat, akhirnya Lusi sekeluarga mengindahkan permintaan Ponikem.
"Besoknya, hari Minggu jam sebelas (siang) roboh," ujarnya. Bagian rumah yang terkena longsor yakni dapur dan kamar mandi.
Bencana kembali menerjang rumah Lusi. Pada Senin dini hari, rumahnya kembali kena longsor.
"Senin subuh itu hampir sebagian (rumah), termasuk ruang makan dan satu kamar hancur masuk ke sungai. Nah, yang kena itu bukan cuma rumah Ibu Lusi, tapi sampai ke halaman rumah Pak Teddy (Yulian Teddy)," kata Ponikem. Adapun rumah Teddy yang terkena longsor adalah bagian teras dan pagar.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Bandar Lampung, M Rizki, mengatakan, rumah Lusi yang kena longsor yakni bagian dapur, ruang tengah, kamar depan, dan kamar mandi.
"Kalau korban gak ada, tapi kerugian materiil sebesar Rp 50 juta. Itu yang rumahnya hancur (Syamsi)," ungkap Rizki, Senin.
"Sedangkan Yulian Teddy perkiraan (rugi) Rp 25 juta. Yang roboh halaman, teras, dan pagarnya," imbuhnya.
BPBD Bandar Lampung sempat menurunkan 25 personel untuk membersihkan puing-puing reruntuhan. Namun, upaya ini kandas lantaran medan yang cukup terjal.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Posisi reruntuhan ini terjal, dari dasar hingga ke atas ada tiga meter. Selain itu kondisi tanah masih licin. Jadi, perlu alat berat," kata Rizki.
BPBD dan Camat Rajabasa akhirnya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung untuk menurunkan alat berat.
Camat Rajabasa, Sokrat, mengaku telah koordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial terkait bencana longsor ini.
Baca: Bianca Jodie Dapat Saran Bagus dari Ari Lasso, Ingin Berkarir di Dunia Musik Harus Begini
Baca: VIDEO: Pria Berpeci Dituduh Berusaha Sentuh Paha Wanita Ini, Lihat Rekaman Videonya, Ternyata Ustaz
Prakiraan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Lampung memprakirakan hujan deras masih berpotensi mengguyur Lampung pada tiga hingga tujuh hari ke depan.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto, potensi hujan ini pada pagi, siang, malam, maupun dini hari
"Wilayah-wilayah berpotensi lebat itu hampir semua wilayah di Provinsi Lampung. Kecuali Lamtim, Tuba, dan Mesuji," katanya via seluler, Senin.
Rudi menyebutkan, curah hujan deras mencapai 50 sampai 100 milimeter per hari. Dengan debit air hingga 100 milimeter, sambung dia, tanah yang gembur bisa mengalami longsor.
Baca: Pilot Tempur AU Dikeroyok Preman di Medan, Balasan Tentara Zaman Orba Saat Itu BIkin Kapok Parah
Baca: Gunakan Helikopter Kepolisian Untuk Tujuan Komersil, Apa Sanksinya Ya?
"Memang tanah yang sudah tidak ada tanaman kayu, khusunya untuk mengikat di tanah, bisa berpotensi longsor," sebutnya.
Selain hujan, kecepatan angin saat ini tergolong cukup kencang. Menurut Rudi, potensi angin kencang terjadi sore hingga malam hari.
"Ada peningkatan kecepatan 5 sampai 15 knot. Kalau diistilahkan kilometer, bisa mencapai 30 kilomenter per jam," katanya.
Rudi pun mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak cuaca saat ini, seperti genangan banjir maupun banjir bandang.
"Mengingat ada peningkatan curah hujan, maka masyarakat harus waspada terhadap longsor ataupun banjir," kata Rudi.
Artikel ini telah tayang di Tribunlampung dengan judul Warga Curiga Suara Berisik di Bawah Lantai Seperti Ular. Dikira Tetangga, Ternyata. . .,