Mengintip Kegiatan Sang Jenderal Buwas Usai Pensiun, dari Urus Ayam sampai Mencuci Sendiri

Untuk biaya perawatan mobilnya tersebut tidaklah mahal, karena beberapa bagian bisa menggunakan spare part dari mobil lain alias kanibal.

Editor: Duanto AS
Budi Waseso Mencuci Mobil Jumat (2/3/2018) TRIBUNNEWS.COM/GITA IRAWAN 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso (58) resmi pensiun sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) 28 Februari 2018.

Pria yang akrab dipanggil Buwas ini mempunyai banyak hobi untuk mengisi masa pensiunnya.

Saat ditemui di kediamannya, Buwas sedang sibuk mencuci mobil jeep.

Jenderal polisi itu menyemprotkan air dari selang, memberi air sabun dan mengelap setiap bagian luar mobil tersebut.

Ia bahkan, menyikat bersih bagian pijakan kaki (footstep) yang tampak kotor.

Setelah tampak kinclong, Buwas langsung memasuki mobil dengan sistem penggerak 4 roda (four-wheel drive) alias 4WD atau 4X4 tersebut.

Dengan tarikan gas rendah, Buwas mengendarai jeep tersebut mengelelilingi kompleks tempat tinggalnya.

Mobil itu pernah ia gunakan untuk berburu babi hutan di Sukabumi dan beberapa tempat di Pulau Sumatera.

"Nah, ini tempat naro babi hutan," kata Buwas saat membuka bagian depan mobil tempat hasil buruan.

Meski sangat hobi berburu, Ketua Bidang Tembak Berburu Perbakin itu merasa tak mampu untuk berburu di luar negeri.

Ia mengaku tidak punya cukup uang untuk melaksanakan hobinya tersebut di luar negeri.

"Kalau uangnya punya sih mau ya. Tapi kan perlu biaya dan tidak semudah itu ya," ungkapnya.

Ia mengatakan, untuk bagian itu ia mendesainnya sendiri dengan besi yang bisa didapatkan dengan mudah di toko besi dan di las di bengkel.

Baca: Sadis, Ibu Kos Cantik Dihabisi, Rifai Dengan Tenang Memalingkan Wajah ke Kamera, Senyum Nanggung

Baca: Kisah Mengerikan di Balik Kematian Sridevi, Artis Ini Bilang Serupa Dengan Kematian Whitney Houston

Untuk biaya perawatan mobilnya tersebut tidaklah mahal, karena beberapa bagian bisa menggunakan spare part dari mobil lain alias kanibal.

"Nggak mahal. Seperti baut-baut itu bisa dikanibal. Artinya, nggak harus beli yang asli. Kayak begini (bagian depan mobil) kan ada yang bekas punya siapa, kita pasang, kita stel, kita potong-potong. Kalau beli baru, ini mahal," tuturnya.

Sambil sesekali menyapa tetangganya yang melintas di depan rumahnya, Buwas melanjutkan cerita tentang awal hobi berburunya.

Sebuah mobil Unimog warna army dan vespa tua krem tampak terparkir di depan rumah Buwas.

Ia menceritakan menjadi hobi berburu karena dirinya sejak duduk kelas 3 SD kerap diajak berburu ke hutan oleh ayahnya, yang seorang anggota TNI, almarhum Dangir Marwoto, di Pati, Jawa Tengah.

"Hobi saya ini sejak SD. Dulu saya sering ikut ayah berburu. Ayah saya kan hobi berburu," ungkapnya.

Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) menunjukkan senjata api pribadi di rumah dinas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (6/9/2015).
Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) menunjukkan senjata api pribadi di rumah dinas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (6/9/2015). (Abdul Qodir/Tribunnews.com)

Tidak hanya keahlian berburu, Buwas juga mendapat nilai-nilai hidup dari sang ayahnya.

Nilai-nilai itu antara lain ketekunan dalam menjalani profesi. Dan Buwas mengaku sampai saat ini masih memegang dan menjalani nilai-nilai hidup tersebut.

"Hidup itu kan pilihan, kata ayah saya. Karena kita sudah memilih, kita harus bertanggung jawab. Mau jadi wartawan, mau jadi tukang sate, atau pun tukang sayur, atau tukang ojek, atau mau jadi polisi, tentara, apa saja. Tidak ada pekerjaan yang jelek. Jadi kalo kita sudah memilih profesi, tekuni. Maka keikhlasan yang paling penting," ungkap Buwas mengingat pesan ayahnya.

Menurut Buwas, ada nilai-nilai hidup tersendiri kegiatannya mencuci mobil jeep-nya, yakni menjaga kebersihan sebagian daripada iman.

"Kebersihan itu adalah salah satu iman. Pangkal kesehatan juga. Jadi apapun yang kita bikin itu harus selalu bersih," ujarnya.

Buwas mengakui selama bertugas di Polri dan BNN dikenal punya seabrek kegiatan yang dilakoni sejak shubuh hingga yang tengah malam.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso, (kiri), bersama Togiman alias Toge, terpidana mati kasus narkotika (kiri), di kantor BNN, Jakarta Timur, Senin (22/5/2017).
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso, (kiri), bersama Togiman alias Toge, terpidana mati kasus narkotika (kiri), di kantor BNN, Jakarta Timur, Senin (22/5/2017). (Humas BNN)

Meski begitu, pria yang telah mengabdi selama 34 tahun itu mengaku tidak merasa kikuk menjalani hari-hari pertama masa pensiun. Itu menurutnya, karena ia menikmati setiap pekerjaannya dan tidak merasa terpaksa.

"Nggak (kikuk), makanya tadi saya bilang, kalau kita bekerja, kita harus menikmati pekerjaan itu. Jangan karena terpaksa," ucap suami dari Retno Setyowati itu.

Selepas pensiun ini ia mengaku bukan berarti tidak ada pekerjaan sama sekali.

Banyak pekerjaan di rumah yang bisa ia lakukan. Menurutnya, ia melakukan itu sebagai bagian dari berolahraga.

"Jadi kalo sekarang ini kan banyak yang bisa saya lakukan, seperti tadi mengecek mobil, terus ngecek yang lain-lainnya, nyuci, nyikat, sambil berolahraga," kata Buwas.

Selain merawat mobil dan berburu, ia juga menyenangi merawat ayam. Bagi Buwas, suara berkokok dari ayam-ayam peliharannya itu membuatnya terasa seperti tengah berada di kampung halamannya, Parenggan, Pati, Jateng.

"Jadi, saya merawat ayam di depan dan di belakang, kadang-kadang kalau pagi, dia berkokok, serasa saya ada di kampung halaman," ucap Buwas.

Di halaman depan rumah mertuanya itu memang tampak tiga sangkar beserta tiga ayam jantan berwarna putih di dalamnya.

Baca: Kronologi Penumpang Lion Air Mendadak Meninggal Dunia di Bandara Soetta, Sempat Pingsan

Baca: Tinggalkan Rumah Pergi Ronda, Pria dari Pamenang Ini Malah Kehilangan Dua Unit Motor

Selain itu, tampak juga beberapa tanaman dengan dedaunan hijau menghiasi depan rumahnya. Meski lama tinggal di kota besar, Buwas mengaku masih merindukan suasana kampung halamannya, di Pati, Jateng.

"Saya kan orang dari kampung. Jadi suasana kampung kan (saya) sangat merindukan," tukasnya.

Heru Winarko Gantikan Buwas

Sebelumnya Presiden Joko Widodo memilih Irjen (Pol) Heru Winarko sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) atas alasan integritas.

Presiden menilai Heru memiliki karena latar belakang institusi asal, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Yang paling penting dari sisi integritasnya. Karena peredaran narkoba, duitnya gede sekali, omzetnya gede sekali, gampang menggoda orang untuk berbuat tidak baik," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Jokowi juga menunjuk Heru sebagai pengganti Komjen Budi Waseso dengan harapan BNN menjadi lembaga yang lebih profesional dari sebelumnya.

"Kita ingin BNN memiliki standard-standard yang baik seperti yang Pak Heru sudah terapkan di KPK. Ada standard-standard yang dibawa dari KPK ke BNN," ujar Jokowi.

"Ada standard good governence dan standard tata kelola organisasi," lanjut dia. Dengan demikian, kinerja BNN juga diharapkan lebih baik lagi.

Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso melakukan foto selfie bersama sejumlah wartawan usai memberikan keterangan terkait mutasi dirinya di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/9/2015). Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso dimutasikan menjadi Kepala BNN dan jabatan Kabareskrim akan diisi oleh Komjen Pol Anang Iskandar yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala BNN.
Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso melakukan foto selfie bersama sejumlah wartawan usai memberikan keterangan terkait mutasi dirinya di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/9/2015). Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso dimutasikan menjadi Kepala BNN dan jabatan Kabareskrim akan diisi oleh Komjen Pol Anang Iskandar yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala BNN. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Jokowi menyebut, tantangan BNN ke depan masih sama, bahkan bertambah, yakni soal bagaimana mencegah barang haram itu masuk ke Indonesia sekaligus menurunkan jumlah penyalahguna narkoba.

"Tantangannya, yang jelas agar semakin sedikit narkoba yang masuk. Kemudian juga menurunkan sebanyak-banyaknya pengguna. Dari sisi rehabilitasi baik, dari sisi pencegahan agar barang yang masuk juga baik," ujar Jokowi.

Pelantikan Heru yang dilaksanakan di Istana Negara Jakarta, Kamis pagi, diawali pembacaan surat Keputusan Presiden mengenai pengangkatan Heru.

Baca: Usai Menikah, Ini Perbedaan Instagram Putri Marino dan Chicco Jerikho, Foto Bercaption Bingkambing

"Keputusan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2018 tentang pemberhentian dan pengangkatan kepala BNN," ujar Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Cecep Setiawan.

"Mengangkat Irjen (Pol) Heru Winarko SH sebagai kepala BNN terhitung sejak saat pelantikan dan kepadanya diberikan tunjangan jabatan setara eselon 1A sesuai peraturan perundangan," lanjut dia.

Heru merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1985.

Rekam jejak kariernya di kepolisian diawali dengan menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Pusat. Heru kemudian bertugas di Mabes Polri dan beberapa kali menempati posisi.

Dia menjabat sebagai Wakil Direktur (Wadir) II Ekonomi Khusus (Eksus) Bareskrim Polri pada 2009 dan Wadir III tindak pidana korupsi pada 2010.

Dari Bareskrim, Heru kemudian ditunjuk untuk menjadi Asisten Deputi (Asdep) 4/ V Kamnas Kemenko Polhukam pada tahun 2010. Dua tahun kemudian, dia dipercaya menjabat sebagai Kapolda Lampung menggantikan Brigjen Pol Jodie Rooseto.

Tiga tahun berselang, Heru kembali ke Kemenko Polhukam. Dia ditunjuk sebagai staf khusus Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan.

Dia merupakan staf ahli bidang ideologi dan konstitusi Menko Polhukam.

Pada September 2015, Heru dilantik sebagai Deputi Penindakan KPK hingga akhirnya ditunjuk Presiden Jokowi pada hari ini sebagai Kepala BNN.

Sebelumnya, ada 3 nama yang diisukan menjadi Kepala BNN, antara lain Kalemdikpol Polri Komjen Moechgiyarto, Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto, dan Deputi Penindakan KPK Irjen Heru Winarko.

Soal pergantian Komjen Budi Waseso (Buwas), Jokowi sudah menerima masukan dari pihak terkait, seperti Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Berikut jejak karier Irjen Heru di antaranya:

Kapolres Metro Jakarta Pusat

Penyu Tk II Dit II/Eksus Bareskrim Polri (2009)

Wadir II/Eksus Bareskrim Polri (2009)

Wadir III/Tipikor Bareskrim Polri (2010)

Asdep 4/V Kamnas Kemenko Polhukam RI (2010)

Kapolda Lampung (2012)

Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Menkopolhukam (2015)

Deputi Penindakan KPK (2015)

Kepala BNN

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved