Fenomena Begpackers Lagi Marak, Modal Nekat dan Bikin Malu
Traveling keliling dunia dengan cara gratis memang menjadi mimpi bagi para traveler dengan budget rendah.
TRIBUNJAMBI.COM - Traveling keliling dunia dengan cara gratis memang menjadi mimpi bagi para traveler dengan budget rendah.
Berbagai cara dilakukan dengan menumpang di hostel atau asrama yang kemudian dibayar dengan membersihkan kamar mandi atau WWOOF-ing.
WWOOF adalah sebuah organisasi yang menjadi wadah bagi umat traveler dunia yang ingin memberikan bantuan tenaga pada pertanian lokal di suatu negara.
Kelebihan traveling dengan cara seperti ini mampu membaur dnegan masyarakat sekitar.
Sayangnya di era media sosial, crowdfunding dan hastag yang viral, mimpi memiliki perjalanan dengan budget rendah telah bergeser.
Masih ingatkah dengan para traveler di Thailand yang mengaku sebagai backpacker namun kehabisan uang lebih memilih untuk menjual hasil potretnya?
Fenomena traveler pengemis ini dikenal dengan sebutan begpacker.
Orang-orang memutuskan bepergian dengan gaya backpacker namun memiliki angaran pengemis, memintas sumbangan dan barang gratis dari penduduk setempat atau sesama pelancong.
Baca: Ini yang Akan Terjadi Jika Kita Minum Air Lemon Panas Setiap Pagi, Banyak Manfaatnya!
Baca: Kerap Sakit Kepala? Waspada Gejala 4 Penyakit Ini
Mereka ada yang mencari tambahan uang dari mengemis menjual barang seperti hasil foto untuk tujuan melanjutkan perjalanan.
Satu hal yang disayangkan adalah mereka melakukannya di negara-negara yang pendapatan rata-ratanya lebih rendah dari biaya traveling mereka.
Dilansir TribunTravel.com dari laman quartzy.qz.com, para begpacker banyak ditemui di Asia Tenggra.
Beberapa pristiwa yang begpackers ini terjadi pada akhir 2017.