Benahi Jalan Menuju Objek Wisata di Sarolangun, Pemkab Akan Kerjasama
Wisata Dam Ayik Muap di Desa Jernih, Air Hitam yang sebelumnya belum banyak dikenal.
Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Nani Rachmaini

Laporan wartawan Tribun Jambi Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Sampai saat ini wisata alam di Sarolangun masih terkendala akses jalan.
Kadisbudparpora Sarolangun, Saipullah mengakui jalan menuju lokasi wisata di Sarolangun masih belum memadai.
Sehingga para wisatawan yang ingin mengunjungi pesona alam Sarolangun kerap terkendala jalan yang sulit dilalui.
Selain itu, minimnya kesadaran para stakeholder untuk mau bersama-sama membangun atau mengembangkan wisata alam yang ada di daerahnya.
"Masalahnya itu kurangnya kemauan stakeholder untuk bagaimana kita sama-sama mengembangkan objek wisata," katanya, Senin (26/2).
Menurutnya dari 11 persoalan yang menghambat kemajuan pariwisata di Sarolangun, soal jalan dan dukungan stakeholder paling dominan jadi ganjalan masalah.
Ia mencontohkan wisata Dam Ayik Muap di Desa Jernih, Air Hitam yang sebelumnya belum banyak dikenal.
"Pertama kali kita turun kan belum apa apa ya. Kita ajak camat stakeholder yang ada agar ini (ayik muap) digerakkan, ternyata itu sekarang jauh berubah. Ini sebagai contoh pengembangan wisata di daerah lain," kata Saipullah.
Untuk mengatasi masalah akses menuju lokasi wisata, pihak Dispora Sarolangun yang membawahi bidang wisata akan berkerjasama dengan instansi terkait, salah satunya Dinas Pekerjaan Umum.
Saipullah juga mengaku akan berkerjasama dengan kepala desa.
"Kepala desa kan ada dana ADD, bagaimana akses menuju ke sana (objek wisata)," terangnya.
Dirinya meminta, agar masyarakat dan stakeholder setempat tidak selalu bergantung pada pemerintah untuk memajukan wisata yang ada di daerahnya.
"Apa yang kurang nanti kita bantu. Kayak kemarin kita bantu ada bebek-bebekan, perahu, bola air, kita juga bantu jalan menuju lokasi," terangnya.
Kemajuan wisata, lanjut Saipullah praktis akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Katanya, pendapatan bruto sektor pariwisata pada 2019 diperkirakan akan mengalahkan pendapat sektor migas yang selama ini menjadi andalan utama pendapat negara.
"Sekarang saja nonor dua, 2015 urutan nomor 4, 2019 diperkirakan mengalahkan migas."(*)