Pemkot Siapkan 24 Hektare Lahan Baru Untuk TPA, Dana Rp 240 Miliar dari Bank Pembangunan Jerman
"Kita sudah menyiapkan lahan 24 hektare. TPA nantinya akan menggunakan sistem sanitary landfill..."
Penulis: Rohmayana | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rohmayana
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talang Gulo saat ini sudah hampir overload. Per hari, produksi sampah mencapai 1.500 kubik.
Dikhawatirkan, dalam waktu dekat TPA tidak akan bisa lagi menampung sampah yang di produksi warga Kota Jambi.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Syafruddin, mengatakan kondisi TPA Talang Gulo saat ini sudah mendekati overload. Diperkirakan TPA yang dibangun sejak tahun 1997 dengan luas 9,7 ha ini hanya mampu menampung sampah kurang dari setahun.
"Kalau bisa setahun perlu penanganan khusus," tambahnya.
Menyikapi hal tersebut, pemkot telah menyediakan lahan seluas 24 hektare yang akan digunakan untuk TPA yang baru. Nantinya TPA tersebut akan mampu menampung sampah padat hingga 20 tahun yang akan datang.
"Kita sudah menyiapkan lahan 24 hektare. TPA nantinya akan menggunakan sistem sanitary landfill yang nantinya untuk mengantisipasi melimpahnya limbah padat," katanya.
Ia mengatakan bahwa sistem sanitary landfill merupakan sistem pemusnahan sampah yang tidak membutuhkan areal yang besar. Hanya butuh sekitar 10 hektare lahan untuk memusnahkan sampah dengan sistem tersebut.
Selain itu, TPA tersebut membutuhkan dana sebesar Rp240 miliar yang berasal dari bantuan Bank Pembangunan Jerman.
"Pembelian lahan sudah dilakukan sejak lama. Untuk pembangunan ini membutuhkan anggaran 240 miliar yang merupakan bantuan dari Bank Pembangunan Jerman," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah pusat sudah melayangkan surat tender umtuk proyek tersebut. Tender tersebut dilaksanakan dengan skala internasional.
Sementara itu, Kepala DLH kota Jambi, Ardi, membenarkan bahwa tahun ini akan dibangun sekitar 24 hektare untuk TPA kota Jambi. "Lokasinya ada di depan TPA Talang Gulo," ujar Ardi.
Pembangunan TPA tersebut juga mendapat bantuan sebesar Rp 240 miliar dari Bank Pembangunan Jerman. Pembangunan tersebut nantinya akan dibangun dengan sistem sanitary landfill .
"Baru-baru ini sudah dilakukan lelang dan tender, pembangunannya nanti merupakan pembangunan internasional," ujarnya.
Selanjutnya ia juga menyebutkan bahwa produksi sampah saat ini mencapai 1500 kubik perhari. "Kita berharap pembangunan ini bisa menampung sampah hingga 20 tahun kedepan," ujarnya.