Saksi di Persidangan Bilang, Proyek e-KTP Bancakan Tiga Partai, Kuning, Merah dan Biru
Persidangan kasus dugaan korupsi proyek KTP elektronik kembali berlanjut, kali ini agenda sidang adalah mendengarkan keterangan
Pertemuan kedua, lagi-lagi Made Oka mengajak Charles untuk makan siang di sebuah ruangan besar atas di Gedung DPR atas undangan Setya Novanto.
Disana turut hadir pula tamu-tamu undangan yang lain.
Lanjut pertemuan ketiga, Charles diminta hadir ke rumah Setya Novanto.
Saat itu sudah pukul 21.00 WIB, setibanya di rumah Setya Novanto, Charles ditanya soal biaya kartu penduduk elektronik.
Dia menjawab biaya yang dibutuhkan sekitar 2,5 sampai 3 dolar AS per id.
Baca: Briptu AR, Penembak Fernando Wowor, Luka Parah di Wajah Terutama Bagian Ini
Lalu dia juga ditanya apakah bisa menggunakan chip dari negara lain.
Charles menjelaskan itu menjadi pertemuan terakhirnya dengan Setya Novanto.
Sebab kerja sama antara HP dan Setya Novanto dalam pengadaan perangkat lunak dalam proyek tersebut gagal berlanjut.
Baca: Dokter Temukan Sejumlah Luka di Tubuh Siswi SMP yang Tewas Usai Berhubungan Badan
"Nggak dapat proyek. Tidak jadi kesepakatan harga dengan perusahaan Pak Marliem," tegasnya.
Baca: Mata Minus? Kurangi dengan 4 Cara Ini, No 2 Sekalian Piknik!
Masih menurut penuturan Charles, semuanya bermula saat tahun 2010 ketika dirinya ditelepon Direktur Biomorf Lone LLC, Johannes Marliem terkait kerja sama HP dalam proyek pembuatan identitas berbasis elektronik di Indonesia.
Charles kala itu bekerja sebagai Country Manager HP Enterprise Services.
Charles meminta waktu untuk melakukan pengecekan apakah benar ada kerja sama itu. Sebab setahu dia ada proyek serupa di tahun 1990-2000an namun tidak berjalan.