Ini Alasan Mengapa Bahasa Inggris Logatnya Berbeda-beda, Kamu Termasuk?
Kalian yang bisa berbahasa Inggris mempunyai kesempatan luas untuk menyerap ilmu dan berkomunikasi dengan masyarakat dunia.
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Fifi Suryani

TRIBUNJAMBI.COM - Kalian yang bisa berbahasa Inggris mempunyai kesempatan luas untuk menyerap ilmu dan berkomunikasi dengan masyarakat dunia.
Selain itu, secara tidak langsung, orang yang fasih bahasa Inggris selalu diidentikan sebagai seorang terpelajar atau cerdas, meski belum benar seratus persen.
Namun, jika diperhatikan, kalian pasti menemukan perbedaan logat atau aksen dalam bahasa Inggris itu sendiri.
Baca: Juara di Thailand Masters 2018, Berikut 5 Fakta Menarik Tommy Sugiarto
Umumnya, yang diketahui banyak orang adalah perbedaan aksen antara orang-orang Inggris British dan Amerika Serikat.
Namun, dalam studi linguistik, selain aksen, ada juga namanya dialek.
Meski arti keduanya sering dianggap sama, aksen dan dialek sebenarnya berbeda.
Dialek berkaitan dengan variasi kosa kata, gramar, dan pengucapan bahasa.
Sementera aksen berkaitan dengan bunyi seperti tekanan atau tempo pengucapan.
Linguistik menemukan bahwa negara Inggris Raya mempunyai aksen dan dialek beragam. Misalnya bahasa Inggris aksen Skotlandia dan Lancashire.
Apa yang membuat bahasa Inggris itu begitu beragam?
Dilansir dari phys.org, dialek dan aksen ini sebenarnya akan terus berubah sepanjang waktu.
Beberapa dialek tradisional perlahan-lahan menghilang seiring dinamika zaman.
Lalu, kaum urban dan multikultural masyarakat yang akan menggantikan dialek tradisional tersebut.
Musik pun bisa mempengaruhi perubahan bahasa.
Baca: GALERI FOTO: Sangat Tertarik dengan SAD, Amalia si Gadis Jambi Siap Terjun ke Hutan. Ini Alasannya
Baca: Buat Orang Tua! ini yang Dirusak oleh Gadget Pada Tubuh Anak Bila Sering Dimainkan
'Black English' diasosiasikan dengan hip-hop, grime, RnB dan Rap. Kata bae, blood, atau brother yang terdengar lebih 'cool' akan diadopsi pengguna bahasa Inggris lainnya.
Disadari atau tidak, variasi bahasa Inggris dan bahasa-bahasa dunia lainnya pun dipengaruhi etnisitas, kelas sosial, gender, usia dan jenis kelamin penutur bahasa.
Tambahan lagi, invasi dan migrasi orang-orang ikut berperan dalam mengembangkan dialek pada level regional bahasa.
Region Midlands misalnya. Di wilayah Midlands Timur, pada abad ke-9 ada aturan dari orang-orang Danes (Denmark) untuk menambahkan kata 'by' pada nama tempat lokal, seperti Thoresby dan Derby.
Dan 'thorpe' untuk ditambahkan pada nama pemukiman, contohnya Ullsthorpe.
Dan sekarang, aturan Danes itu tidak berlaku lagi.
Baca: Maia Estianty Makin Kompak dengan Anak-anaknya Setelah Sekian Lama Terpisah. Ini Yang Paling Manja
Baca: MIRIS - Wanita Ini Kehilangan Pekerjaan, Kekasih, dan Uang Ratusan Juta Gara-gara Kecanduan Game Ini
Baca: Berpikir Hamil Karena Perut Terus Membesar, Ternyata Wanita Ini Menderita Kanker Hati. Nyawanya. . .
Bahasa itu memang benar-benar fleksibel. Selain etnisitas, kelas sosial, gender, jenis kelamin, dan sebagainya, perbedaan bahasa tergantung kepada siapa kalian berbicara dan mengapa kalian berbicara seperti itu.
Misalnya, interview pekerjaan memakai bahasa formal, akan berbeda ketika kalian berbicara dengan teman di telepon.
Dan beberapa orang mempunyai alasan untuk tidak mengubah aksen dan dialek Sccotish meskipun sudah tinggal lama di Inggris.
Alasannya, sederhana, orang-orang tersebut ingin menunjukkan kebanggaannya sebagai orang Skotlandia.