Bocah 8 Tahun Ini Dibully Teman-temannya Karena Rambut Panjang, Ini Penjelasan sang Ibu, Ternyata. .
Seorang ibu merasa heran mengapa anak laki-lakinya yang berumur 8 tahun selalu menangis ketika pulang sekolah.
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Fifi Suryani
Baca: Maia Estianty Makin Kompak dengan Anak-anaknya Setelah Sekian Lama Terpisah. Ini Yang Paling Manja
Baca: Berjalan di Landasan Pacu Bandara, Pria Ini Ditahan Pihak Keamanan. Kok Senekat Itu Ya?
Sebagai bagian dari kebijakan abad ke 19 untuk mengasimilasi paksa masyarakat adat, pemerintah A.S. dan Kanada memulai apa yang oleh Moses disebut sebagai "serangan terhadap gaya rambut kesukuan."
"Rambut panjang memberi isyarat apakah orang beradab, atau sedih, di benak para guru dan birokrat, tetap menjadi 'selimut' orang India," kata Moses, menggunakan istilah yang meremehkan untuk penduduk asli yang mempertahankan adat istiadat tradisional.
Dimulai pada tahun 1870-an, pejabat federal di Kanada dan A.S. memindahkan anak-anak Pribumi ke pondok pesantren, di mana mereka dipaksa untuk melepaskan bahasa, pakaian dan rambut panjang mereka.
Bahkan saat ini, beberapa sistem sekolah umum, penjara dan beberapa tempat kerja masih mengharuskan penduduk asli Amerika untuk memotong rambut mereka.
Conrad Eagle Feather, seorang Sicangu Lakota yang tinggal di South Dakota's Rosebud Reservation, ingat ketika akan bekerja sebuah organisasi di California.
"Saya ingin menumbuhkan rambut saya, tapi rambut panjang itu melanggar standar perusahaan," katanya.
Baca: Ulang Tahun Pria Ini Berakhir Tragis, Ingin Dapatkan Foto Sempurna Panjat Tebing Tinggi. Akhirnya
Baca: Cuaca Berawan, Suhu Dingin dan Hujan Lokal Masih akan Menaungi Wilayah Jambi, Ini Sebabnya
Baca: Jalani Puasa Sunah? Tongkrongan Ini Sediakan Buka Puasa Gratis, Lho! Owner: Sebagai Wujud Syukur
"Bahkan guru spiritual saya pergi menjelaskan kepada mereka mengapa penting bagi saya untuk memakai rambut panjang. Tapi mereka tetap bilang 'tidak,' " tambahnya.
Setelah perusahaan mengubah kebijakan untuk mengizinkan seorang pria non-pribumi mengenakan jenggot, Eagle Feather meminta bantuan sebuah organisasi hukum dan pada akhirnya memenangkan hak untuk menumbuhkan rambutnya.
Baru-baru ini, Nikki Lowe dari Albuquerque, NM, yang anaknya juga mengalami intimidasi, bekerja sama dengan ibu lain untuk menjadi tuan rumah acara Boys to Braids.
Sedangkan untuk Mylon, dia belum bisa menghadiri acara Boys With Braids namun berharap bisa dalam waktu dekat.