Harga Rumah Subsidi Naik Rp 7 Juta, Kata Pakar Lokasi Ideal Kini di Muarojambi
Pergerakan harga untuk tahun ini dibanding tahun depan mencapai Rp 7 juta, yakni dari Rp 123 juta menjadi Rp 130 juta.
Penulis: Niko Firmansyah | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Harga rumah subsidi di Provinsi Jambi dalam lima tahun terakhir ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Pada 2013 harga rumah subsidi masih Rp 88 juta. Tahun depan harga rumah subsidi sudah di angka Rp 130 juta.
Ini berarti dalam lima tahun, harga rumah subsidi sudah naik Rp 44 juta.
Pergerakan harga untuk tahun ini dibanding tahun depan mencapai Rp 7 juta, yakni dari Rp 123 juta menjadi Rp 130 juta.
"Harga maksimal tahun ini Rp 123 juta, dan maksimal harga perumahan subsidi tahun depan Rp 130 juta," kata Ketua DPD Real Estate Indonesia Provinsi Jambi, Ramon Fauzan, kemarin (27/12).
Bukan hanya harga yang mengalami kenaikan. Tapi pemerintah juga mengubah skema kredit rumah subsidi atau dikenal sebagai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Menurut Ramon, skema cicilan di tahun 2018, sama dengan tahun 2017 yaitu bisa dengan cicilan selama 20 tahun.
Namun yang membedakan adalah dalam hal suku bunga. Dia menyebut ada pemangkasan bunga subsidi sehingga bunga flat hanya 10 tahun pertama.
"Namun yang membedakan tahun depan lama bunga subsidi 10 tahun dan 10 tahun sisanya diberlakukan bunga normal. Ini untuk yang berpenghasilan Rp 2,5 juta sampai Rp 4 juta," katanya.
Pertimbangan pemerintah menerapkan ini, katanya, karena mereka berkeyakinan 10 tahun lagi penghasilan masyarakat sudah berubah dan semakin tinggi.
Namun, kabar ini direspon negatif oleh calon konsumen.
Seperti pengakua Amel. Ia yang baru menikah dan merencanakan membeli rumah subsidi mengaku baru tahu kabar tersebut.
“Wah kalau naik harga dan bunga flatnya cuma 10 tahun harus hitung-hitung ulang lagi nih,” katanya kepada Tribun.
Menurut dia, bila sebatas kenaikan harga di angka Rp 7 juta masih wajar. “Tapi kalau sampai bunga subsidi dipangkas, nah ini yang buat tambah berat,” ucapnya kemarin.
Sementara itu dari Jakarta, sebelumnya Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko D Heripoerwanto mengatakan bahwa sesungguhnya bantuan untuk rumah bersubsdi bukan hanya pada FLPP. Tapi, kata dia, melainkan juga ada Subsidi Selisih Bunga (SSB).
Memang implementasi SSB dan FLPP dibuat saling komplementer dan serasi. Sehingga, kata dia, masyarakat tidak bingung saat mendapatkan layanan subsidi perumahan.
Mengenai pengurangan masa subsidi KPR rumah bersubsidi, baik lewat skema FLPP maupun SSB, kata dia, karena terbatasnya anggaran yang tersedia.
Muarojambi Ideal
Menurut Ramon, bahwa untuk daerah di Provinsi Jambi hampir semua telah tersentuh dalam pembangunan perumahan subsidi.
Hanya di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci yang hingga kini belum dijajaki prospeknya oleh REI.
Dia bilang fokus pembangunan rumah subsidi, masih terkonsentrasi di Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi.
“Muarojambi jadi lokasi ideal karena menjadi limpahan warga yang bekerja di Kota Jambi. Jarak yang tidak terlalu jauh, serta harga tanah yang lebih murha dibandingkan di Kota Jambi, membuat developer menjadikan Muarojambi sebagai wilayah pengembangan,” paparnya.
Untuk tahun depan daerah yang menjadi titik dalam pengembangan rumah subsidi di Kota Jambi terdapat di sekitaran Bagan Pete dan Kenali Asam. Sedangkan untuk Muarojambi yang menjadi titik pegembangan di kawasan Pondok Meja, Mendalo, Sungai Duren, Tangkit, Kasang Pudak, dan sekitar Jerambah Bolong.
Ramon mengatakan program pemda atau fasilitas pemerintah yang diberikan kepada pegembang yakni subsidi suku bunga.
"Selain itu kabarnya juga pemerintah pusat tahun depan akan memberikan konsumen subsidi rumah Rp 4 juta," katanya.
Peran pemda kepada devloper dikatakan Ramon yaitu prasarana umum dan prasarana ini bersifat stimulus yang tidak bisa dibantu semua.
"Ini berupa jalan raya, pemerangan jalan umum, ada RTH, itu ada, tapi jumlahnya tidak banyak," katanya.
Tahun depan ia mengatakan masyarakat akan dipermudah lagi dalam layanan kepemilikan perumahan subsidi karena perbankan lebih banyak yang menyalurkan bantuan rumah subsidi.
"Dulu hanya ada empat bank dan sekarang sudah 6 perbankan bahkan tahun depan akan lebih lagi dalam melayani program rumah subsidi,"katanya.
Ia mengatakan tahun ini pihaknya merealisakan rumah subsidi sebanyak 4.500 unit perumahan se‑Provinsi Jambi dan tahun depan sebanyak 6.000 unit.
"Untuk saat ini kebijakan pemda yang menghambat progam rumah subsidi nyaris tidak ada," pungkasnya. (cni)