Selama Natal, Filipina Umumkan Gencatan Senjata dengan Pemberontak
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Selasa (19/12/2017) malam mengumumkan akan menghentikan sejenak operasi
TRIBUNJAMBI.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Selasa (19/12/2017) malam mengumumkan akan menghentikan sejenak operasi penyerangan terhadap kelompok pemberontak komunitas.
Duterte mengatakan, gencatan senjata akan dilakukan selama 10 hari mulai Minggu (24/12/2017) hingga Selasa (2/1/2018) dan berharap dapat memberikan warga Filipina perayaan Natal yang damai.
"Saya ingin orang-orang Filipina merayakan Natal yang bebas stres," kata Duterte kepada wartawan.
"Saya tidak ingin menambahkan lebih banyak tekanan pada penderitaan orang-orang sekarang," tambahnya dikutip dari ABC News.
Baca: 4 Sifat Presiden Joko Widodo Semasa Kuliah, No 3 Wajib Dicontoh agar Skripsimu Cepat Kelar!
Disampaikan juru bicara kepresidenan Harry Roque, Presiden Duterte berharap langkah tersebut dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat pada malam Natal.
"Presiden juga berharap tindakan serupa dapat dilakukan kelompok Maois dan pemimpin politik mereka sebagai bentuk isyarat niat baik yang sama," kata dia.
Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari kelompok pemberontak komunis.
Baca: Pemakaman Jonghyun SHINee Dihadiri Puluhan Idol K-Pop, Suasana Haru Menyelimuti
Pemerintah Filipina belum lama ini telah memutuskan menghentikan segala bentuk perundingan damai dengan kelompok pemberontak komunis.
Duterte menilai segala iktikad baik dari pemerintah untuk berunding dan mencapai kesepakatan tidak pernah ditanggapi oleh Partai Komunis Filipina (CPP) dan kelompok bersenjata mereka, Tentara Rakyat Baru (NPA).
Duterte pun telah mendeklarasikan kelompok pemberontak yang diperkirakan beranggotakan 3.000 orang tersebut sebagai organisasi teroris.
Baca: Ngeri, Si Raja Hutan Berkeliaran di Perkebunan Sawit di Kumpeh Ilir
Pasukan pemberontak disebut kerap menargetkan pertambangan, pertanian, konstruksi dan perusahaan komunikasi dengan menuntut pajak revolusi.
Dana yang terkumpul kemudian dipergunakan untuk membiayai persenjataan dan kegiatan perekrutan.