Tragis! Pemilik Toko Cat Tewas saat Terobos Api untuk Ambil Dokumen, Anaknya Terjebak di Lantai 3
Pemilik toko cat dan bahan bangunan di Jalan Bogor, Medan, Soelaiman Soedidjo (54) tewas terbakar, Kamis (12/10).
TRIBUNJAMBI.COM, MEDAN - Pemilik toko cat dan bahan bangunan di Jalan Bogor, Medan, Soelaiman Soedidjo (54) tewas terbakar, Kamis (12/10).
Setelah sekitar satu jam api membakar rumah toko (ruko) berlantai tiga tersebut, petugas pemadam kebakaran menemukan jasad Soelaiman di dekat jendela lantai tiga dalam kondisi gosong.
Petugas pemadam kebakaran mengatakan, jenazah korban sudah menghitam. Sepintas, katanya, memang sangat sulit untuk dikenali. Setelah menemukan jasad Soelaiman, petugas pemadam kebakaran membungkusnya dengan plastik hitam.
Seorang perempuan, yang mengaku bekerja di toko Jalan Bogor, mengatakan, awalnya Soelaiman sempat menyelamatkan diri bersama istrinya Yuni Khosasih Hu (53), anak pertamanya Albert Einstein Soedidjo (26), dan anak keduanya Alfred Nobel Seodidjo (21).
Namun, karena ada dokumen yang tertinggal, katanya, Soelaiman memberanikan diri naik ke lantai tiga. Ia menembus kepulan asap pekat yang sudah menyelimuti seluruh ruangan di Toko Cat Hidup Bahagia itu.
"Bapak (Soelaiman) itu awalnya sudah keluar. Tapi, dia naik lagi dengan alasan mau menjemput anak yang ada di atas. Saya dengar, dia niatnya mau ambil surat tanah," kata perempuan itu.
Asap hitam pekat mengepul dari ruko berlantai tiga yang ada di Jalan Bogor, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Medan Kota, kemarin pagi. Ratusan warga yang ada di lokasi tampak berusaha menyiramkan air ke bangunan yang terbakar.
Meski masyarakat sudah bahu-membahu menyiramkan air dengan alat seadanya, api tak juga bisa padam.
Bahkan, terdengar beberapa kali suara ledakan dari lantai satu, yang terisi puluhan ember cat dan jeriken berisi tinner.
Kobaran api seluruh gedung diduga penyebab Soelaiman terjebak di lantaiu tiga dan tak bisa menyelamatkan diri. Ia tewas terpanggang dengan kondisi mengenaskan.
Anak pertamanya Albert Einstein Soedidjo (26), yang berada di lantai dua, tak bisa menyelamatkan diri. Sebab, seluruh ruangan ditutupi teralis besi yang digembok. Akibatnya seluruh tubuh Albert melepuh.
"Api pertama kali muncul sekitar pukul 10.00 WIB tadi. Saya lihat apinya dari lantai tiga," kata seorang perempuan yang mengenakan baju motif bintik hitam putih di depan lokasi kebakaran.
Setelah hampir setengah jam api berkobar, petugas Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan yang datang ke lokasi tampak menyemprotkan air ke lantai satu.
Namun, tiba-tiba terjadi ledakan. Api besar keluar dari dalam bangunan hingga membuat petugas damkar terpental.
Dengan posisi terduduk di aspal, petugas damkar tersebut tetap menyiramkan air. Di lokasi kejadian, genangan air bercampur tinner dan cat menyebar di badan jalan. Bau menyengat dari tinner menyeruak menusuk hidung.
"Sebentar lagi akan datang mobil crane kita membantu. Sejauh ini sudah ada 16 armada yang kami kerahkan," kata Kepala Dinas P2KKota Medan, M Tampubolon. Hampir setengah jam ditunggu, crane akhirnya datang.
Petugas damkar yang sejak awal kesulitan masuk ke dalam bangunan naik crane dan berusaha menjebol jendela di lantai dua.
Meski sudah berhasil berada di depan jendela lantai dua, petugas damkar bernama David terlihat kesulitan masuk. Sebab, jendela yang dilapisi teralis besi itu dipasangi dua gembok besar.
"Gunting mana, gunting! Cepat! Itu ada korban yang masih hidup," teriak David dari atas crane. Mendengar seruan David, baik petugas kepolisian, damkar maupun masyarakat tampak heboh. Petugas pun berusaha memberi gunting baja berukuran besar kepada David.
Meski sudah berupaya digunting, gembok yang menempel di teralis besi tak putus. David yang memegang kapak kecil berulang kali memukul gembok hingga lepas.
"Cepat! Korban butuh oksigen. Mohon untuk cepat. Sudah tidak bisa apa-apa," teriaknya. Dari bawah mobil pemadam, petugas PMI Kota Medan, Muhammad Ali Hasan (27) naik ke crane membawa tabung oksigen berukuran kecil.
Ali, David dan beberapa petugas damkar masuk menembus kepulan asap dan api di lantai dua. Saat melakukan evakuasi Albert, masyarakat menunggu dengan wajah cemas.
Kuasa Tuhan
Setelah hampir 20 menit di lantai dua, David, Ali dan petugas damkar lainnya muncul dengan menggotong tubuh Albert. Sontak, masyarakat teriak histeris. Beberapa perempuan yang ada di lokasi saling bergumam.
"Ini kuasa Tuhan. Inilah mukjizat itu," ucap sejumlah masyarakat yang menyaksikan jalannya evakuasi.
Karena tubuh Albert agak gemuk, petugas kesusahan memindahkannya ke atas bak di ujung crane. Ketika dipindahkan ke bak itu, terlihat wajah Albert menghitam. Mulutnya dipasangi oksigen. Dengan sigap, operator crane menurunkan petugas yang membawa Albert secara perlahan.
"Tolong masyarakat jangan ada yang dekat mobil ambulans. Saya imbau semuanya menyingkir! Bapak ibu jangan mempersulit kerja petugas," teriak Wakapolsek Medan Kota, AKP Parulian Lubis.
Kendati sudah dilarang, tetap saja ada warga yang mendekat. Akibatnya, sempat terjadi saling dorong antara petugas dengan masyarakat yang ada di lokasi. Setelah berhasil dimasukkan ke dalam ambulans, Albert dibawa ke RS Permata Bunda, Jalan SM Raja.
"Syukur, satu jiwa sudah selamat. Informasi yang saya dengar ada lagi yang di lantai tiga. Kemungkinan bapaknya Albert, Pak Soelaiman," kata Camat Medan Kota, Edi Mulya Matondang.
Edi yang ada di lokasi mengakui, evakuasi terkendala karena jerjak besi di lantai dua dan tiga. Ia mengaku, sudah berulang kali mengingatkan agar tidak terlalu memagari bangunan dengan jerjak yang sulit dibuka.
Hal serupa diungkapkan Kadis P2K, M Tampubolon."Kalau itu (jerjak besi), sudah ratusan kali kami bilangin. Sudah kejadian, baru tahu semuanya," kata Tampubolon.
Karena masih ada korban lain di lantai tiga, petugas berusaha naik dari lantai dua. Namun, api di lantai tiga kembali berkobar.
Petugas yang ada di lantai dua bahkan buru-buru keluar lewat jendela karena dinding keramik mulai berpecahan akibat panas yang luar biasa. Dari lantai dua terdengar pecahan seperti kaca.
Tindakan serupa dilakukan petugas damkar bernama Joko (41) untuk masuk ke lantai tiga. Ia turut menjebol jendela teralis besi yang digembok ketat. "Pelan-pelan. Turunkan sedikit," katanya pada operator crane.
Saat itu, jam menunjukkan pukul 12.00 WIB. Evakuasi jenazah Soelaiman ini memakan waktu cukup lama. Hampir satu jam, barulah jenazah pemilik Toko Hidup Bahagia ini berhasil dievakuasi.
Berdasar pantauan Tribun, jenazah korban dimasukkan ke dalam kantong jenazah warna hitam. Warga yang ada di lokasi kembali riuh setelah melihat kemunculan jenazah. Pukul 12.53 WIB, jenazah bapak dua anak itu berhasil diturunkan dan dimasukkan ke dalam ambluans.
Usai mengevakuasi jenazah Soelaiman, petugas damkar bernama Joko mengaku kewalahan. Saat diajak berbincang, wajah Joko tampak memerah. Dahinya bercucuran keringat, dan bajunya tampak basah kuyup.
"Sulit sekali evakuasi kali ini. Selain teralis besinya panas, di ruangan lantai tiga itu pengap, karena penuh asap," katanya.
Ketika masuk ke ruangan lantai tiga, ia menemukan jenazah Soelaiman dalam kondisi telentang dekat jendela. Ada indikasi, Soelaiman hendak menyelamatkan diri, namun terkunci karena jerjak jendelanya yang terlalu dikunci rapat.
"Jenazahnya sudah gosong. Sudah hitam sekujur tubuhnya," ungkap Joko.
Lelaki bertubuh tegap ini menyebut posisi Soelaiman tak jauh beda dengan posisi Albert. Keduanya sama-sama ditemukan dekat jendela.
"Albert tadi di dekat jendela juga. Posisikan telentang," kata petugas PMI Kota Medan, M Ali Hasan.
Alumni Akademi Kebidanan STIKES RS Haji Medan ini menyebut Albert memiliki fisik yang cukup kuat. Biasanya, korban kebakaran seperti ini sudah dipastikan meninggal dunia, karena terlalu lama menghirup asap kebakaran atau yang biasa disebut jelaga.
"Dia benar-benar survive. Waktu kami tarik, dia sudah lemas. Sudah enggak bisa apa-apa lagi," ungkap Hasan, yang sudah dua tahun bergabung di PMI Kota Medan.
Setelah semua korban dievakuasi, pihak kepolisian kemudian memasang garis polisi di toko cat itu. Semua warga yang berada di lokasi diminta tidak mendekati bangunan yang terbakar guna mengantisipasi pencurian.
Pantauan Tribun, arus lalu lintas di lokasi macet total. Di mana-mana terjadi konsentrasi massa yang cukup menyulitkan kendaraan melintas.(ray)
