Ini Lokasi Jalan Rusak di Bungo, dari Galian C sampai Sawit
Jalan rusak di Kabupaten Bungo ada di beberapa titik. Mulai dari jalan menuju Rantau Pandan, Kuamang Kuning, kecamatan Pelepat Ilir, sampai jalan ke
Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: rida
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Jaka HB
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Jalan rusak di Kabupaten Bungo ada di beberapa titik. Mulai dari jalan menuju Rantau Pandan, Kuamang Kuning, kecamatan Pelepat Ilir, sampai jalan ke bandara.
Itu dibenarkan Indra Madian selaku kabid bina marga di Dinas Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat Kabupaten Bungo. Namun, dirinya tidak mau menjelaskan apakah kerusakan terjadi di sepanjang jalan Rantau Pandan atau tidak.
Mardian kemudian mengatakan jalan rusak ini dipergunakan dengan intensitas sangat tinggi dan berat yang melampaui tonase.
"Kalau di jalan ke kecamatan Rantau Pandan ada angkutan galian C. Seperti pasir dan batu. Material ini juga mengandung air, bukan kering,” katanya.
“Saat dijalan air itu turun dan basah terus. Dengan kondisi basah dan dilalui kendaraan yang tonasenya berat ditambah lagi batu yang dibawa sudah dapat membuat jalanan rusak,” tambahnya.
Dia menggambarkan dari tempat tambang bukan stokpil naik ke atas mobil dibawa.
“Berarti jalan itu, air mengalami turun dan basah, dengan kondisi basah dilalui oleh kendaraan yang tonasenya melebihi ini akan jadi retak, kareana daya dukung aspal tidak memenuhi,” ungkapnya.
“Berat saja sudah 8 ton, tambah kendaraan, tambah basah. Jangan hanya membicarakan kerusakan-kerusakan, kita harus mengkaji,” katanya.
Dia mengatakan untuk berat material saja bisa 2,4 ton, kemudian batu murni katanya bisa 2,2 ton.
“Belum lagi berat kendaraannya,” ungkap Mardian.
Selain itu ada pula kawasan Pelepat.
“Itu bukan air lagi, itu angkutan sawit. Kemampuan daya dukung kita 3,5 sampai 5 ton muatan satuan tonase (MST),” kaatanya.
“Kalau jalan Kuamang Kuning kendalanya angkutan sawit, mobil pengangkut sawit saja sudah 12 ton. Belum lagi berat kendaraatnnya,” ungkapnya. Namun setelah itu dia tak bisa memperkirakan berapa berat mobil sawit sebenarnya.
Kerusakan ini menurut Mardian berdampak pada tidak lancarnya lalu lintas dan kenyamanan melalui masyarakat disitu tidak ada lagi.
Mardian mengatakan pihaknya tidak bisa memprediksi berapa persen kerusakan.
“Kita juga tidak bisa membatasi karena PU sifatnya membangun. Bukan mengawasi prasarana. Kalau masalah angkutan itu dinas perhubungan. Yang menentukan tonase mereka,” kata Mardian.