Jelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI
Beralih Jual Bendera, Alasan Pemuda Ini Bikin Tergugah
Saya sudah berjualan bendera selama enam tahun berturut-turut dan tidak pernah absen,” ungkap Bang Jon sapaan akrab seorang pedagang
Laporan Elfride Siagian
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menjelang Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI ke 72 yang akan berlangsung sekitar tiga minggu lagi, pedagang bendera mulai meramaikan sudut-sudut jalan di Kota Jambi.
Tak hanya berdagang bendera merah putih, mereka juga menjual beragam aksesoris penambah kemeriahan, seperti umbul-umbul, bendera kertas, dan aksesoris lainnya.
Beragam masyarakat Kota Jambi memilih menjadi pedagang bendera musiman. Ada yang awalnya bekerja sebagai buruh bangunan, penjual buah keliling dan penjual tenda memilih untuk membuka lapak menjual bendera.
Sejak memasuki bulan Juli hingga berganti bulan Agustus, jumlah pedagang bendera terus bertambah. Tak hanya pertambahan pedagang yang akan terlihat, jumlah permintaan bendera pada pedagang pun bertambah.
Seorang pedagang bendera yang tinggal di Bagan Pete, Jambi mengungkapkan dirinya mulai membuka lapak dari pukul 06.00 hingga 18.00. Ia mengungkapkan dirinya sejak 2011 memilih menggantungkan hidup dengan berdagang bendera saat mendekati bulan Agustus.
“Saya sudah berjualan bendera selama enam tahun berturut-turut dan tidak pernah absen,” ungkap Bang Jon sapaan akrab seorang pedagang bendera di depan GOR Kota Baru, Jambi.
Jon mengungkapkan dirinya memilih menjadi pedagang bendera dadakan karena ia ingin memeriahkan HUT RI setiap tahunnya.
“Ini sebagai rasa bangga dan cinta tanah air. Saya memang tidak pernah ikut dan merasakan perjuangan para pahlawan, setidaknya ini menjadi cara saya menunjukkan ungkapan terima kasih pada pahlawan,” ungkap Jon.
Jon merupakan pedagang bendera dadakan semula bekerja sebagai tukang buah. Ia berdagang bendera dengan mengorbankan sejenak pekerjaannya sebagai tukang buah.
“Menjual benderakan hanya sekali setahun, sudah seharusnya saya bisa menjadwalkan bulan Juli hingga Agustus untuk fokus berdagang bendera.
Ia pun menambahkan berjualan bendera ini dapat dilakukan karena dapat berjualan tanpa modal. Jika barang tidak terjual dapat dikembalikan pada pemasok barang. “Semua barang saya dapat dari Bandung, ada bos yang memasok barang,” jelas Jon.
Ayah satu orang anak ini mengungkapkan bulan ini memang permintaan masih minim. Ia merasa sepi pembeli karena setiap hari selalu ada yang mendatangi dagangannnya, walaupun hanya bertanya soal harga.
“Wajar saja kalau masih sepi, sekarang kan masih bulan Juli. Nanti akan ramai kalau masuk Agustus,” ungkap Jon sembari memberi semangat pada diri.
Sebagai pedagang tahunan, Jon menggukapkan pada 2015 ia merasa kemeriahan begitu terasa. “Permintaan bendera kertas pada 2015 banyak, sampai kekurangan barang,” ungkap Joh. Tetapi, kemeriahan di tahun 2016 menurun, bendera plastik banyak tak terjual, tambah Jon.