Dunia Maya

Viral, Ulah Petugas Bea Cukai Bandara Memeriksa Ustadz Lubis Secara Berlebihan, Ini Curhatannya

Media sosial digemparkan pernyataan Ketua Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) BaliUstadz Ahmad Rosadi

Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/HERI PRIHARTONO
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM, DENPASAR - Media sosial digemparkan pernyataan Ketua Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) BaliUstadz Ahmad Rosadi Lubis yang menyatakan bahwa petugas Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali memperlakukan dirinya di luar kewajaran.

Atas hal ini, pihak Bea Cuka Ngurah Rai menegaskan bahwa masalah tersebut sudah selesai dengan saling meminta maaf.

Dan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedural (SOP).

"Kami sudah saling memaafkan dan menjelaskan mengenai apa yang dilakukan oleh anggota. Dan sesuai dengan prosedur," kata Kepala Bea Cukai Ngurah Rai, Budi Harjanto, kepada Tribun Bali, Kamis (23/2/2017).

Menurut dia, bahwa tindakan yang dilakukan anggotanya bukanlah tindakan sentimen terhadap seseorang tertentu.

Pendek kata, apa yang dilakukan oleh pihak Bea Cukai adalah penerapan yang memang diberlakukan tanpa pandang bulu.

Dan anggotanya tidak dikenai sanksi, hanya persoalan peningkatan kualitas personal saja.

"Kita menyadari bahwa yang bersangkutan (Ustadz Lubis) lelah. Jadi dengan tindakan prosedural, mungkin kurang berkenan. Intinya adalah peningkatan perlakuan terhadap penumpang yang memang akan kami benahi. Kami pun sudah meminta maaf atas hal ini," jelasnya.

Pihaknya tidak ingin kasus ini ditarik-tarik dalam persoalan yang tidak semestinya.

Apalagi, sampai berujung pada persoalan Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA).

"Kami menegaskan dan persoalan ini sudah kami selesaikan dengan Pak Lubis. Sehingga kami mengimbau tidak dibawa-bawa atau diseret-seret ke persoalan yang tidak semestinya. Karena kami sudah saling memaafkan," bebernya.

Sebelumnya media sosial digemparkan dengan pernyataan Ustad Lubis yang tidak berkenan dengan perlakuan petugas Bea Cukai dengan tidak hormat dengan melakukan pemeriksaan seperti terhadap pelaku kriminal.

Berikut ini kronologis kejadianya yang ditulis langsung oleh UstadzLubis melalui akun Facebook pribadinya.

Malam ini 21 Februari 2017 saya bersama istri tiba di Bandara ngurah rai pukul 19.30 Wita dari Kuala Lumpur.

 Awalnya semua berjalan normal, ini bukan kali pertama saya keluar negeri. namun hari ini saya mengalami sebuah kejadian yang sangat tidak nyaman oleh pengawai beacukai.

Saat baru saja akan keluar, tiba tiba saya di minta kembali untuk memasukkan barang bawaan saya melalui mesin xray. ok sampai disini saya belum curiga akan terjadi apa apa.

Setelah melewati pemeriksaan barang barang, ada seorang pegawai beacukai dengan wajah ditutup masker, memanggil saya dengan suara yang ketus dan seperti menghardik, sorot matanya seperti penuh kebencian.

Dia minta saya meletakkan semua barang barang saya, kemudian dia mengeluarkan satu persatu semua barang barang bawan saya.

Dengan tidak ada sopan santun, tidak ada kata permisi dan minta maaf, semua isi tas dikeluarkan, sampai semua habis , hingga maaf pakaian dalam semua juga dia bongkar.

Yang membuat saya sangat tidak nyaman, adalah dengan cara dia bertanya, intonasi suara dan seperti mengintrogasi seorang penjahat saja.

Banyak sekali pertanyaannya, sampai hal hal privasi saya dia tanyakan. dengan cara yang sangat sangat tidak nyaman.

Setelah tas kosong , kemudian tas kembali di lewatkan di xray.

saya kira sudah selesai sampai disana.

Saya tanya ada apa ?

Senapa saya dan istri di perlakukan seperti ini??

Dia tidak mau menjawab.Dia hanya bilang ada dasar hukumnya.

Jawaban macam apa ini?

Saya kejar, ya saya di curigai apa ? Dia bilang ini pemeriksaan random?

"ah mengada ada" kata saya.

Setelah itu dia menyuruh saya masuk kedalam ruangan kecil. 

Saya tanya lagi untuk apa bukan kah semua barang sudah di periksa?

Kata dia didalam ruangan akan dia jelaskan apa alasan kenapa saya di periksa.

Benar benar saya semakin tidak nyaman. seperti saya ini seorang pelaku kriminal saja.

Sampai di dalam ruangan kecil itu. saya tanya katanya mau menjelaskan apa alasan saya di perlakukan seperti ini. Dia tidak menjawab. dia hanya bilang nanti saya jelaskan. 

Dengan sangat tidak sopan dia meminta saya melepas semua pakaian saya. sorot mata dan ucapannya benar benar membuat saya hampir kehabisan kesabaran. saya ingin sekali memukul wajahnya.

Ya saya betul betul telanjang, tidak berpakaian. Saya tidak percaya peristiwa ini.Ya saya hanya berusaha koperatif. Semua pakaian saya, di periksa, bahkan bagian bagian tubuh saya di tekan tekan. Tanpa permisi, tanpa minta maaf. Benar benar ini keterlaluan buat saya

dan tetap saja tidak ada penjelasan untuk apa semua ini mereka lakukan.

Terahir saya tanya lagi, dan menagih dia untuk menjelaskan. namun apa jawabannya?

Dia hanya bilang saya akan bikinkan berita acara pemeriksaannya.

ah. Saya hanya beristighfar saja.

Surat dia buat, tetap tidak ada penjelasan apapun di surat yang saya bacaa,  hanya surat tentang telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil CLEAR.

Setelah selesai, di beri saya salinan suratnya, tanpa ada permintaan maaf keluar dari lisannya yang telah menghancurkan privasi saya. Dengan hati yang sangat tidak nyaman saya meninggalkan bandara.

Saya baca di surat itu ternyata nama pengawai tersebut adalah DEVO RADIKA TRIJAYA.

Saya berharap kepada siapapun yang membaca tulisan ini, bisa meneruskan. Semoga ada pimpinan BEA CUKAI agar bisa membina pengawainya agar tidak bersikap seenaknya, paling tidak kalau memang mau melaksanakan tugas, tetap ada sopan santun. 

Meski anda curiga saya ini seorang penjahat sekalipun, rasanya tidak seharusnya memperlakukan manusia dengan cara seperti ini.

Semoga sahabat lain tidak ada lagi yang mengalami seperti apa yang terjadi pada saya.

Denpasar, 21 Februari 2017 

22.08 Wita

Ahmad Rosadi Lubis

Dipublikasikan melalui akun Facebook fb.com/banglubis2 .

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved