Prediksi Rupiah
Rupiah Diprediksi Kembali ke Rp13.200 - Rp13.300
Efek kenaikan suku bunga The Fed terhadap laju mata uang Garuda diharapkan mereda dalam beberapa hari
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Efek kenaikan suku bunga The Fed terhadap laju mata uang Garuda diharapkan mereda dalam beberapa hari ke depan. Dengan demikian, rupiah dapat kembali bergerak stabil mengingat kondisi fundamental dalam negeri cukup positif.
Di Pasar Spot, Kamis (15/12) kurs rupiah terhadap dollar AS melemah 0,68% ke Rp 13.384 dibanding sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah tergerus 0,62% di Rp 13.367 per dollar AS.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri menjelaskan, rupiah melemah cukup dalam seiring dengan mata uang dunia lainnya. Keputusan The Fed menaikkan suku bunga sebenarnya sudah sesuai dengan ekspektasi.
Tetapi pasar fokus pada sinyal The Fed terkait kenaikan suku bunga tahun depan, yakni sebanyak tiga kali. "Ini memberi sentimen negatif. Tetapi proyeksi kami tidak akan seagresif itu," ujarnya.
Rully berkaca pada outlook suku bunga The Fed tahun ini. Setelah menaikkan suku bunga pada akhir tahun lalu, The Fed memperkirakan kenaikan tahun ini sebanyak empat kali. Akan tetapi realisasi kenaikan suku bunga hanya satu kali. Sementara kebijakan ekonomi Trump menurut Rully akan berdampak pada ekonomi AS di tahun 2018. "Fed rate tahun depan maksimal naik mungkin hanya dua kali menjadi 1,25%," lanjut dia.
Dari dalam negeri, angka neraca perdagangan pada bulan November tercatat surplus US$ 840 juta atau turun dari bulan sebelumnya US$ 1,21 miliar. Data ini memang dibawah proyeksi Rully yakni surplus US$ 1,3 miliar. "Tetapi secara keseluruhan masih positif," imbuhnya.
Dalam beberapa hari ke depan, Rully berharap kehawatiran pasar mulai mereda. Apalagi kondisi fundamental dalam negeri cukup positif. Dengan demikian rupiah dapat kembali stabil di kisaran Rp 13.200 - Rp 13.300 per dollar AS.
