Pemuda Muhammadiyah: Kepercayaan kepada KPK Mulai Menurun
Menurut Dahnil, kepercayaan masyarakat terhadap KPK mulai menurun karena masih banyak kasus korupsi besar yang belum dituntaskan.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Dalam rangka Hari Antikorupsi pada 9 Desember 2016, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyampaikan beberapa evaluasi upaya pemberantasan korupsi di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai pemberantasan korupsi selama dua tahun terakhir mengalami pelambatan, terutama terkait peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Dahnil, kepercayaan masyarakat terhadap KPK mulai menurun karena masih banyak kasus korupsi besar yang belum dituntaskan.
"Kasus Century, kasus BLBI, kasus reklamasi dan Rumah Sakit Sumber Waras, sama sekali belum terlihat titik terang penyelesaiannya," ujar Dahnil melalui keterangan tertulis, Kamis (8/12/2016).
"Bahkan, khusus untuk kasus reklamasi dan Sumber Waras, KPK terkesan tersandera dan ragù bertindak," kata dia.
Di sisi lain, Dahnil mengatakan gerakan antikorupsi masih menjadi gerakan yang sporadis, politis dan formalistis. Dia menyebut gerakan tersebut masih sebatas retorika belaka.
Oleh sebab itu, Pemuda Muhammadiyah berharap banyak elemen masyarakat menjadikan gerakan antikorupsi menjadi gerakan kebudayaan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Dahnil berpendapat, dibutuhkan kesadaran kolektif untuk melawan korupsi secara berjamah.
"Pemuda Muhammadiyah secara konsisten membangun tradisi radikalisme melawan korupsi dan sikap antitoleransi terhadap koruptor. Pendekatan Kebudayaan harus dijadikan jalan," ucapnya.
Meski kepercayaan terhadap KPK menurun, menurut Dahnil, masyarakat masih berharap KPK mampu dan berani menyelesaikan kasus-kasus besar tersebut.
"Bila KPK terang dan tegas, Pemuda Muhammadiyah meyakini publik akan berdiri kokoh mendukung KPK," ucapnya.