Supermoon di Jambi Terhalang Awan

Senin (14/11) malam, suasana langit di kawasan Ancol tertutup awan hitam. Secercah cahaya terlihat terang namun tak mampu merekah

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Nani Rachmaini
TWITTER
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Jambi Heri Prihartono

TRIBUNJAMBI.COM; TRIBUN -  Senin (14/11) malam, suasana langit di kawasan Ancol tertutup awan hitam. Secercah cahaya terlihat terang namun tak mampu merekah akibat awan hitam sejak pukul 18.00.

Ratusan masyarakat yang memadati Gentala Arasy pun berlalu lalang seakan tak paham jika seharusnya fenomena Supermoon dapat terlihat.

Supermoon merupakan fenomena ketika bulan purnama berjarak paling dekat dengan bumi sehingga terlihat lebih besar dibanding biasanya.

Supermoon pada 14 November ini diperkirakan terbesar sebab jaraknya hanya 356.511 kilometer dari bumi. " Supermoon disebut juga perigee. Puncak perigee pukul 19.27 WIB. Sedangkan puncak purnama akan berlangsung 20.52 WIB," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Jambi Kurnia Ningsih, Senin Sore.

Ukuran bulan akan berjarak 14 persen dari normal dan lebih terang 30 persen dari kondisi normal.

Supermoon ini terbesar sejak 1948, bulan mendekat sekitar 350 kilometer dengan bumi.

Kondisi ini akan terulang 18 tahun lagi pada tahun 2034.

Di Jambi menurut Prediksi BMKG nanti sebenarnya dijatakan hampir sebagian besar wilayah Jambi mendapatkan hujan.

Namun hujan yang terjadi berupa hujan ringan sehingga masih berpeluang terlihatnya Supermoon, kecuali Bungo dan Tebo dengan intensitas hujan yang lebat.

Supermoon ternyata berdampak pada kenaikan tinggi muka air sungai dan laut terutama yang berada di kawasan pesisir pantai seperti Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved